46
1.6 Pemanenan
Pohon kemenyan  yang berdiameter lebih kurang  20 cm  sudah bisa disadap. Kriteria pohon kemenyan yang siap untuk dipanen yaitu ketika sudah berumur 7-10
tahun  dan  daunnya  berwarna  hijau  muda  dan  rindang.  Alat  yang  digunakan  dalam
proses panen kemenyan yaitu, pertama, parang, sebagai alat untuk menebas semak- semak  yang  ada  disekitar  batang  kemenyan.  Kedua,tali  polang,  yaitu  alat  yang
dipakai  untuk  memanjat  batang  kemenyan  hingga  ke  atas.  Ketiga,agat  panuktuk,
yaitu  alat  yang  digunakan  untuk  mengetuk  batang  kemenyan  untuk  memastikan bahwa  kemenyan  siap  untuk  disadap  dan  alat  ini  juga  berfungsi  untuk  menutup
kembali lobang  yang disadap. Keempat, agat pencongkel,  yaitu alat yang berfungsi
untuk membuat saluran getah kemenyan dan alat ini juga dipakai untuk  mengambil
getah  kemenyan.  Kelima,bakkul,  yaitu  tempat  hasil  kemenyan.  Keenam,  guris,
berfungsi  untuk  membersihkan  lumut  atau  jamur  yang  ada  pada  batang  kemenyan.
Ketujuh,  pangait.  yang  berfungsi  untuk  mengambil  tumbuhan  penopang  atau
tumbuhan  parasit  yang  tumbuh  pada  batang  kemeyan.  Semua  alat-alat  yang digunakan  oleh  petani  dalam  pengerjaan  pertanian  kemenyan  merupakan  alat  yang
dibeli dari pasar.
49
Waktu penyadapan biasanya dilakukan pada waktu pagi hari sampai sore hari. Petani biasanya akan memulai penyadapan kemenyan di pagi hari dan biasanya satu
orang  petani  hanya  mampu  menyadap  10  batang  kemenyan  satu  hari.  Penyadapan kemenyan  dilakukan  dengan  cara,  pertama,  kulit  ditakik  dicongkel  sampai  sedikit
49
Wawancara, B. Banjar Nahor, Desa Hutajulu, 25 Juli 2015.
Universitas Sumatera Utara
47
terangkat,  dan  tidak  sampai  lepas  dengan  panuktuk  alat  pemukul,  lalu,  permukaan kulit ini dipukul-pukul dengan gagang panuktuksebesar lingkaran lubang penyadapan
yang  diharapkan.  Setelah  3-4  bulan,  umumnya  dalam  takikan  ini  sudah  terdapat kemenyan,  dengan  menggunakan  agat  alat  pemanen,  kulit  yang  menutup  takikan
dibuka untuk mengambil kemenyan dari lubang takikan.
50
Proses pengambilan getah kemenyan dimulai dari membersihkan yang sering disebut  masyarakat  mangguris  saat  pohon  kemenyan  diperkirakan  berumur  7-10
tahun. Menurut petani kemenyan di Desa Hutajulu pohon kemenyan saat berumur 10 tahun ke atas bisa mengeluarkan getah dengan baik. Apabila umur kemenyan masih
muda  atau  dibawah  10  tahun  diperkirakan  getah  yang  dikeluarkan  tidak  maksimal. Penyadapan getah bisa dilakukan terus menerus sampai pohon tua. Pohon kemenyan
akan tetap menghasilkan getah dengan baik jika tanaman kemenyan ini tetap dijaga.
51
Penyadapan  pohon  kemenyan  bisa  dilakukan  bila  daunnya  keras  dan  tua, berwarna hijau tua dan ujung daun harus runcing dan bisa menusuk daun muda, serta
kulit batang cukup tebal agar getahnya banyak keluar. Apabila tanda-tanda itu sudah terlihat  pada  pada  batang  kemenyan  maka  petani  sudah  bisa  melakukan  pekerjaan
menyadap.  Alat-alat  yang  digunakan  dalam  proses  penyadapan  masih  tergolong tradisional yang sudah diajarkan oleh nenek moyang mereka.
Pertama-tama  yang  harus  dilakukan  adalah  mangguris.  Mangguris  adalah kegiatan untuk membersihkan batang kemenyan dengan menggunakan guris sebagai
50
Maruari Sitompul “kajian pengelolaan hutan kemenyan styrax sp di Kabupaten Humbang Hasundutan,
“pasca sarjana” . belum diterbitkan. Institusi Pertanian Bogor: Bogor.
51
Wawancara,  Isson Sitinjak, Desa Hutajulu, 30 Juli 2015.
Universitas Sumatera Utara
48
alatnya. Batang kemenyan dikikis pelan-pelan agar tumbuh-tumbuhan ataupun lumut- lumut yang ada dibatang terkikis bersih sehingga getah yang diperoleh bersih. Untuk
melanjutkan sampai batang kemenyan ke atas petani menggunakan tali  polang  yaitu tali  yang    terbuat  dari  ijuk  atau  riman  yang  panjangnnya  bisa  mencapai  sepuluh
sampai dua belas meter. Untuk memanjat dengan menggunakan tali  polang diperlukan dua buah gual
yang  terbuat  dari  kayu  yang  kuat  dan  ringan.  Gual  diikat  dikedua  ujung  tali  polang dan cara mengikatnya dengan meletakkan gual di batang kemenyan. Gual yang diikat
harus  kuat  karena  diatas  gual  yang  kuat  inilah  petani  berdiri  sambil  mengerjakan pohon kemenyan. Gual dibuat dengan kuat agar bisa menjadi pegangan petani sampai
ke atas dan bisa konsentrasi mangguris kemenyan.  Pengikisan  kulit  dengan  guris dilakukan  dengan  hati-hati  agar  batang  kemenyan  tidak  terluka.  Setelah  selesai
kegiatan  mangguris  selanjutkan  dilakukan  penyadapan.  Setelah  selesai  menyadap kegiatan selanjutnya adalah mengetuk  manuktuk. Mengetuk  adalah  untuk menutup
kulit  yang  disadap  dengan  cara  mengetuk  kulit  sebanyak  tiga  kali  ketukan  dengan menggunakan agat panuktuk. Cara pengetukan kulit kemenyan tidak dilakukan kuat-
kuat, apabila diketuk kuat kulit akan rusak dan terpisah dari batang serta getah tidak keluar  dari  batang.  Batang  kemenyan  yang  belum  disadap  berwarna  coklat  dan
menjadi berwarna kemerah-merahan bila sudah disadap.
52
Waktu  yang  paling  cocok  untuk  menyadap  harus  diselang-selingi  musim hujan  dan  musim  kemarau.  Apabila  misalnya  dalam  dua  minggu  hujan  terus  turun
52
Ibid
Universitas Sumatera Utara
49
dan  dilakukan  penyadapan  maka  getah  tidak  akan  keluar  karena  batang  kemenyan basah karena banyak mengandung air. Demikian pula bila musim kemarau dilakukan
penyadapan    maka  getahnya  akan  menjadi  encer  dan  menetes.  Padahal  getah  yang bagus dijual  adalah getah yang menggumpal dan mengering di pohon  yang disadap.
Jika dalam satu minggu dibarengi hujan dan kemarau maka kemenyan yang disadap akan  lebih  baik  karena  getah  akan  keluar  dan  batang  tidak  lama  basah  karena
langsung dikeringkan oleh sinar matahari. Setelah  pohon  disadap  biasanya  petani  akan  mengadakan  ritual  sebagai
ungkapan rasa syukur dan doa dengan membuat itak gurgur yaitu tepung beras yang dicampur  gula  dan  kelapa  tanpa  dimasak,  dan  daging  untuk  dimakan.  Setelah
makanan  itu  disediakan  lalu  di  bawa  ke  hutan.  Di  hutan  kemenyan,  petani  akan berdoa  kepada  Tuhan  untuk  meminta  berkat  agar  kemenyan  yang  dikerjakan  dapat
menghasilkan  getah  yang  banyak.  Jadi  makanan  yang  telah  dihidangkan  merupakan suatu  alat  untuk  mengucap  syukur  pada  Tuhan.  Makan  yang  dihidangkan  tersebut
mengandung makna. Umpamanya adalah itak gurgur agar getah kemenyan mengalir deras  gurgur.  Tidak  jarang  juga  dijumpai  ketika  sedang  melakukan  acara  itu  si
perempuan  ibu  ikut  ke  hutan  kemenyan  untuk  ikut  berdoa,  tetapi  hanya  saat  acara itu.  Ketika  sudah  siap  didoakan  maka  perempuan  akan  diantar  pulang,  sementara
laki-laki akan kembali ke hutan dan menginap disana. Dalam pengelolaan kemenyan tidak  pernah  perempuan  dilibatkan  karena  jauh  ke  hutan  dan  pengerjaannya
Universitas Sumatera Utara
50
merupakan  pekerjaan  laki-laki.  Jadi,  ibu-ibu  tinggal  di  rumah  mengurus  anak  juga mengerjakan pertanian lainnya.
53
Dari  hasil  wawancara  pada  masyarakat  Desa  Hutajulu  setelah  selesai menyadap  satu  pohon  mereka  akan  berdoa  dalam  hati  mereka  agar  kemenyan
bergetah.  Pada  saat  menyadap  haruslah  bersungguh-sungguh  bekerja.  Lalu  batang kemenyan yang sudah selesai menyadap dipegang dan berdoa dibujuk seperti seorang
ibu membujuk anaknya demikian halnya pula dilakukan petani agar pohon kemenyan bergetah  banyak.  Tidak  semua  batang  kemenyan  yang  disadap  mengeluarkan  getah,
terkadang ada yang kosong. Supaya  getah  kemenyan  bisa  mengasilkan  dengan  baik  maka  harus  dibuat
jarak penyadapan  yang satu dengan yang lainnya. Jarak yang ditentukan petani kira- kira  tigapuluh  centi  meter.  Apabila  tidak  diberi  jarak  maka  pohon  kemenyan  akan
rusak karena terlalu banyak lubang yang terluka pada batang kemenyan. Jumlah baris penyadapan  dalam  satu  batang  pohon  ditentukan  oleh  besar  kecilnya  pohon
kemenyan.  Menurut  pengalaman  petani,  apabila  pohon  masih  kecil  maka  cukup membuat  dua  baris  penyadapan  dan  apabila  pohon  sudah  besar  akan  dibuat  tiga
sampai empat baris penyadapan dalam satu batang.
Pada saat menyadap, petani biasanya melantunkan syair:
53
Hotben Lumban Gaol, Op cit.
Universitas Sumatera Utara
51
“parung simardagul-dagul” Sahali mamarung
Gok bakkul, Gok bahul-
bahul” Menyadap  biasanya  dilakukan  oleh  petani  pada  bulan  Juli  sampai  Oktober,
dan  musim  panen  dilakukan  setelah  tiga  sampai  empat  bulan  kemudian.  Setelah selesai  menyadap,  pohon  akan  dibiarkan  selama  kurang  lebih  empat  bulan  untuk
menunggu  getah  kemenyan  keluar.  Menurut  masyarakat,  bila  ditunggu  sampai  lima bulan akan lebih bagus  getahnya karena akan lebih tebal. Namun jarang masyarakat
membiarkan sampai lima bulan untuk menunggu empat bulan saja sudah tidak sabar. Hal ini karena tuntutan ekonomi.
54
Dalam  pengerjaan  pohon  kemenyan  ada  juga  pantangan  yang  harus  dipatuhi petani  yaitu  memakai  pakaian  sederhana  atau  tidak  terlalu  bagus.  Hal  ini
dimaksudkan untuk mengiba para penguasa pohon kemenyan supaya getah kemenyan dikeluarkan  cukup  banyak.  Tradisi  yang  dilakukan  para  petani  ini  jauh  sebelumnya
sudah dilaksanakan nenek moyang mereka. Masyarakat mengungkapkan secara tidak langsung, nenek moyang dulu mengajarkan bagaimana bentuk atau cara bertatakrama
saat  meminta  atau  memohon.  Kesederhanaan  tersebut  merupakan  lambang  atau simbol  bagaimana  agar  petani  kemenyan  tetap  sederhana  dan  rendah  hati  dalam
54
Lamria Simamora, Op.cit, Hlm. 39.
Universitas Sumatera Utara
52
meminta  hasil  panen  yang  diharapkan.  Pengelolaan  kemenyan  sudah  mendarah daging meskipun ada pantangan tidak membuat mereka terbebani.
55
Hal  ini  sudah  diajarkan  oleh  nenek  moyang  kepada  keturunannya,  terutama kepada  anak  laki-laki,  karena  merekalah  yang  nantinya  mengelola  kemenyan  yang
akan  diwariskan  oleh  orang  tua  masing-masing  kepada  anak-anaknya.  Pengerjaan lahan kemenyan secara tradisional masih berlaku hingga pada periode kajian ini.
4.4  Pengolahan Pasca Panen