Mata Pencaharian DESA HUTAJULU HINGGA TAHUN 1960

21 dilaksanakan hingga kelas tiga. Untuk melanjutkan pendidikan sampai kelas enam harus bersekolah ke Sekolah Rakyat Sambungan SRS yang berada di Pollung. Berdasarkan mata pencaharian, masyarakat Desa Hutajulu umumnya bertani.Hingga tahun 1960 hanya ada satu orang yang berprofesi sebagai guru yang mengajar di Sekolah Rakyat, disamping ituada juga yang berprofesi sebagai pedagang. Namun, yang mendominan adalah bermata pencaharian dari bertani. 16 Pada pengkajian ini tidak diperoleh data jumlah penduduk pada tahun 1960, tetapi dari hasil wawancara dari beberapa tokoh desa bahwa jumlah penduduk Desa Hutajulu pada tahun 1960 mencapai 500 jiwa dengan jumlah 100 KK Kepala Keluarga 17 .

2.3 Mata Pencaharian

Diatas telah dijelaskan sedikit bahwa masyarakat Desa Hutajulu bermata pencaharian dari bertani. Masyarakat Desa Huta Julu sebelum tahun 1960, di samping bertani juga bekerja sebagai pencari rotan di hutan yang dikerjakan oleh laki-laki. Rotan yang telah dikumpulkan di hutan akan dibawa kembali kerumah dan dijual kepada penampung. Selain mencari rotan laki-laki juga bekerja sebagai penggergaji. Mereka dipekerjakan oleh seorang yang disebut toke dan diberangkatkan ke hutan 16 Hotben Lumban Gaol, Op cit. 17 Wawancara, Tongam Lumban Gaol, Desa Huta Julu, 2015. Universitas Sumatera Utara 22 untuk mengergaji pohon untuk dijadikan papan. Papan tersebut kemudiandijual kepada toke yang berada di Desa Hutajulu. 18 Pekerjaan mencari rotan dan mengergaji papan di hutan sudah dilakukan sejak lama oleh masyarakat Desa Hutajulu. Desa yang masih dikelilingi oleh hutan mampu memenuhi kebutuhan kerja masyarakat. Disamping itu, ketika kaum laki-laki pergi bekerja ke hutan,ada juga pekerjaan yang dilakukan oleh perempuan di rumah. Disamping bertani perempuan melakukan pekerjaan penganyam bayonuntuk dijadikan seperti tikar, tandok, dan tempat nasi 19 . Hasil anyaman dijual ke pasar, sebagai penambah penghasilan masyarakat. Tidak semua perempuan mampu menganyam. Bayon tidak dibeli, tetapi ditanam oleh masyarakat dilahan pertanian mereka. Disamping pekerjaan tersebut masyarakat Desa Hutajulu juga bertani seperti padi, kopi, dan ubi. Penanaman padi sudah dilakukan sejak dulu, sementara penanaman kopi dikenal mulai pada tahun 1950. Hasil kopi dan ubi dijual ke pasar,Sementara hasil panen padi tidak dijual, tetapi dijadikan sebagai makanan sehari-hari. Pertanian tersebut dapat juga membantu perekonomian masyarakat Desa Hutajulu. Dari hasil mencari rotan, menggergaji papan, menganyam bayon, dan bertani tidak menjadikan masyarakat memiliki uang banyak. 18 Hotben Lumban Gaol., Op cit. 19 Bayon dalam bahasa daerah di Toba digunakan sebagai bahan baku untuk membuat tikar dan sejenisnya. Tandok terbuat dari bahan baku bayon, berupa tempat meletakkan beras sebagai perlengkapan wanita dalam upacara adat. Universitas Sumatera Utara 23 Selain bemata pencaharian dari bertani, menggergaji papan, dan mencari rotan di hutan, masyarakat Desa Hutajulu juga beternak. Hewan-hewan yang dipelihara adalah kerbau, kuda, ayam, itik, babi, dan anjing. Kerbau dan kuda, selain untuk tujuan untuk dijual dan konsumsi sendiri, juga dipelihara guna membantu pekerjaan di sawah atau alat transportasi. Kerbau biasanya dijual untuk acara adat yang besar. Contohnya: acara adat kematian seorang yang sudah tua, begitu juga dengan kuda. Namun, peranan kuda digunakan untuk transportasi. Masyarakat juga menghasilkan uang dari beternak. Ternak akan dijual kepasar dan uangnya bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Penanaman padi dilakukan ditanah yang basah atau tanah berair, sementara lahan yang kering merupakan tempat penanaman ubi-ubian dan kopi. Sistem penanam padi pada masyarakat Desa Hutajulu masih bersifat tradisional. Panen hanya satu kali dalam setahun. Penanaman padi dilakukan secara serentak, yaitu pada bulan September merupakan awal pengolahan lahan sawah. Selanjutnya akan diikuti sampai proses penanaman padi. Panen padi biasanya jatuh pada bulan Mei-Juni. Setelah padi dipanen maka lahan sawah akan dibiarkan istirahat selama kurang lebih tiga bulan, yakni dari bulan Juli sampai dengan awal bulan September. Sistem pengairan pada lahan padi dilakukan secara irigasi, yakni membuka sumber air dari hutan agar air berjalan kelahan pertanian padi. Hal ini dilakukan secara gotong royong oleh masayarakat Desa Hutajulu. Universitas Sumatera Utara 24 Berbeda dari penanam padi, penanaman ubi dan kopi berada di lahan yang kering. Ubi bisa ditanam bersebelahan dengan tanaman kopi. Hal ini karena ubi bisa dipanen dalam beberapa bulan kemudian dan bisa ditanam kembali. Lahan-lahan kosong dimanfaatkan untuk penanaman ubi-ubian. Selain untuk dijual, ubi juga merupakan salah satu makanan pengganti nasi yang dikonsumsi oleh masyarakat Desa Hutajulu. Untuk menghemat beras maka masyarakat jaman dahulu akan mengkonsumsi ubi terlebih dahulu kemudian akan disusul dengan mengkonsumsi nasi. Universitas Sumatera Utara 1

BAB I PENDAHULUAN