Petani Yang Terlibat PERKEMBANGAN PERTANIAN KEMENYAN DI DESA HUTAJULU 1960-

56

5.1 Petani Yang Terlibat

Dari hasil penelusuran penulis tidak ada ditemukan data resmi yang menyebutkan berapa jumlah petani yang terlibat di Desa Hutajulu. Akan tetapi ada informasi dari beberapa orang perangkat Desa Hutajulu yang menyebutkan hampir 90 masyarakat Desa Hutajulu terlibat dalam pertanian kemenyan. 62 Angka ini bisa dibandingkan dengan pemilik kemenyan di tahun 1960, 1970, 1980, 1990. Tabel 1 Jumlah Kepala Keluarga KK dan Rata-rata Jumlah Penduduk Desa Hutajulu, Tahun 1960-1990. No Tahun Jumlah Kepala Kelurga KK Jumlah Penduduk 1 1960 100 KK 500 Jiwa 2 1970 160 KK 800 J iwa 3 1980 230 KK 1,150 Jiwa 4 1990 280 KK 1,400 Jiwa Sumber : data diolah dari hasil wawancara. Dari tabel 1 dapat dilihat pertambahan KK Kepala Keluarga dalam jangka 30 tahun, dengan perincian tahun 1990 terdapat 280 KK, dibandingan dengan tahun 1960 jumlah penduduk Desa Hutajulu sekitar 500 jiwa dengan jumlah 100 KK. Jadi, selama 30 tahun jumlah KK bertambah sebanyak 180 KK. Jika diambil rata-rata 62 Wawancara, Hotben Lumban Gaol, Desa Hutajulu, 28 Juli 2015 ; Nimrot Lumban Gaol, Desa Hutajulu, 5 April 2015; E. Lumban Gaol, Desa Hutajulu, 29 Juli 2015; Marudin Simanullang, Desa Hutajulu, 25 Juli 2015; Kebestina Lumban Batu, Desa Hutajulu, 01 Agustus 2015. Universitas Sumatera Utara 57 maka setiap tahun bertambah 6 petani kemenyan. Bertambah 6 petani dengan asumsi setiap KK itu adalah pemilik kemenyan. Maka menurut salah satu informan bertambah 6 petani kemenyan setiap tahun. Setiap tahun jumlah petani kemenyan di Desa Huta Julu mengalami peningkatan. 63 Peningkatan jumlah petani menandakan bahwa pertanian kemenyan dapat membantu perekonomian masyarakat Desa Hutajulu. Peningkatan petani ini juga dipengaruhi oleh faktor adanya pembagian warisan. Sebagian besar lahan kemenyan yang dimiliki oleh masyarakat pada tahun 1990-an merupakan tanah warisan dari orang tua. Biasanya tanah diwariskan kepada anak laki-laki, pembagian lahan warisan ini dilakukan ketika orang tua sudah meninggal dunia. Pada umumnya pengerjaan kemenyan dilakukan oleh laki-laki. Jadi, di Desa Hutajulu pemuda yang sudah dianggap dewasa dan tinggal di desa akan dibawa oleh orang tua atau ayah ke hutan untuk ikut membantu pengerjaan kemenyan sekaligus untuk melatih kemampuannya dalam bertani kemenyan. 64 Tidak semua petani kemeyan yang terlibatmemiliki lahan kemenyan sendiri. Ada lahan yang belum diwariskan orang tua tetapi telah dikelola dan ada juga lahan yang diberikan hanya untuk sekedar dikelola, biasanya hal ini karena masih faktor keluarga dan sipemilik lahan tidak bisa mengelola lahan kemenyan dengan beberapa alasan. Untuk hasil yang diperoleh ada sebagian orang yang membagi hasil dengan pemilik lahan kemenyan sesuai dengan perjajian mereka dan ada juga tidak membagi 63 Ibid, Hotben Lumban Gaol; Nimrot Lumban Gaol; E.Lumban Gaol; Marudin Simanullang; Kebestina Lumban Batu. 64 ibid Universitas Sumatera Utara 58 hasil hal ini karena masih keluarga dekat. Ketika seorang anak laki-laki sudah menikah dan tinggal di desa dekat dengan keluarga ataupun orangtua yakni di Desa Hutajulu maka akan diberikan lahan kemenyan untuk dikelola sebagai sumber perekonomian keluarganya. Pemberian lahan tersebut belum termasuk pembagian warisan atau belum diwariskan. Lahan yang diberikan hanya untuk dikerjakan dan belum dimiliki sepenuhnya walaupun anak laki-laki tersebut telah menikah. Pembagian warisan dilakukan ketika orang tua telah tiada. Dalam keadaan saat itu, anak laki-laki akan membagi tanah warisan orang tua termasuk lahan kemenyan di mana masing-masing anak laki-laki akan mendapat bagian. Untuk anak laki-laki yang tinggal di kota juga akan diberikan hak tanah. Biasanya warisan tersebut akan dikerjakan oleh anak laki-laki yang tinggal di desa tetapi hanya untuk mengerjakan, kepemilikan lahan tetap menjadi hak dan bagian anak laki-laki yang tinggal di kota tersebut. 65 5.2Luas Areal Untuk memperluas penanam kemenyan maka kesesuaian lahan perlu untuk diperhatikan karena faktor tempat tumbuh sangat penting untuk keberhasilan penanaman kemenyan. Salah satu cara untuk menilai kesesuaian lahan adalah dengan membandingkan persayaratan tempat tumbuh dengan kondisi biofisik calon areal penanaman kemenyan. Agar kemenyan mampu tumbuh dengan baik, sebaiknya ditanam pada areal dengan ketinggian 600-1500 m diatas permukaan laut dan berada 65 Wawancara, Ramli Lumban Gaol, Desa Hutajulu, 29 Juli 2015. Universitas Sumatera Utara 59 pada areal hutan. Pada lahan hutan yang sudah tidak produktif lagi atau lahan bersemak belukar, areal penanaman tidak perlu dibersihkan total. 66 Untuk luas areal kemenyan yang ada di Desa Hutajulu, sama halnya dengan jumlah petani yang terlibat, jumlah areal kemenyan yang ditanami juga tidak ada data yang pasti. Akan tetapi, dari hasil wawancara dari beberapa informan diperoleh gambaran tentang luas areal pertanian kemenyan di Desa Hutajulu pada tahun 1960- 1990, sebagaimana terlihat pada tabel berikut: Tabel 2 Sampel Luas Kepemilikan Lahan Pertanian Kemenyan di Desa Hutajulu, Tahun 1960 No Keluarga K Luas Lahan Ha 1 Kebestina Lumban Batu 4 ha 2 Hotben Lumban Gaol 3 ha 3 NimrotLumban Gaol 3 ha 4 T. Lumban Batu 3 ha 5 IssonSitinjak 4 ha Jumlah 17 ha Sumber: data diolah dari hasil wawancara. 5 sampel diperoleh dari informan yang ada pada tabel 2, rata-rata petani memiliki lahan sekitar,3,4 haKK. Jika berpatokan pada jumlah petani pada tahun 1960 adalah 100 pemilik. Maka jumlah pemilik berkisar 90 , dimana pada tahun 1960 penduduk berkisar 500 jiwa.Lahan petani ini dapat diketahui dari jumlah lahan keseluruhan dari lima sampel dan dibagi lima. Untuk mengambil rata-rata luas 66 Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Op cit, hlm 11. Universitas Sumatera Utara 60 keseluruhan lahan tahun 1960, maka 90 dikalikan 100 KK dan dikalikan 3,4 ha. Jadi, luas lahan keseluruhan masyarakat Desa Hutajulu tahun 1960 yakni: 306 ha. Dengan memperhatikan jumlah KK dan jumlah pemilik seperti yang terlihat dalam sub bab 5.1 dengan jumlah petani 90 . Maka dapat ditafsir bahwa luas lahan kemenyan masyarakat Desa Hutajulu tahun 1960 yakni: 306 ha. 67 Untuk membandingkan luas kepemilikan lahan masyarakat tahun 1960 dengan tahun 1990, maka dibuat tabel sampel luas kepemilikan lahan pertanian kemenyan tahun 1990 sebagai berikut: Tabel 3 Sampel Luas Kepemilikan Lahan Pertanian Kemenyan di Desa Hutajulu, tahun 1990. No Keluarga K Luas Lahan Ha 1 Roden Lumban Gaol 1,5 ha 2 Marudin Simanullang 3 ha 3 E. Lumban Gaol 2 ha 4 Mardongan Situmorang 1,5 ha 5 Mayor Sinaga 2 ha Jumlah 10 ha Sumber: data diolah dari hasil wawancara. Dari tabel 3 dapat dilihat 5 sampel pemilik kemeyan tahun 1990, maka rata- rata petani kemenyan di Desa Hutajulu memiliki lahan : 2 haKK. Untuk jumlah lahan keseluruhan yakni: 504 ha. Lahan yang dimilikiKK menurun dari tahun 1960 67 Wawancara, Hotben Lumban Gaol, Desa Hutajulu, 28 Juli 2015; Kebestina Lumban Batu, Desa Hutajulu, 01 Agustus 2015; Nimrot Lumban Gaol, Desa Hutajulu, 5 Agustus 2015; T.Lumban Batu, Desa Hutajulu, 6 Agustus 2015; Isson Sitinjak, Desa Hutajulu, 3 Agustus 2015. Universitas Sumatera Utara 61 ke tahun 1990.Penurunan ini besar kemungkinan karena pembagian warisan. Lahan yang dimiliki oleh masyarakat Desa Hutajulu pada tahun 1990 sudah merupakan lahan warisan, yang artinya lahan yang dimiliki masing-masing oleh orang tua pada tahun 1960 sudah dibagi atau diwariskan ke masing-masing anak laki-lakinya hingga tahun 1990. 68 Tetapi jumlah lahan bertambah. Ada 3 kemungkinan faktor pertambahan lahan tersebut yakni: Kemungkinan salah dalam keakuratan data jumlah penduduk tahun 1960- 1990. Ketidak akuratan tentang informasi jumlah rata-rata pemilik. Tidak ada pengukuran secara khusus. Memang besar kemungkinan ada penambahanperluasan areal karena pada tahun 1970-an masyarakat masih menanam kemeyan di lahan-lahan kosong milik petani.

5.3 Jumlah Pohon