commit to user
36
pembelajaran model kooperatif tipe Student Team Achievement Division STAD pada materi Materi Kubus dan Balok. Persamaan antara penelitian yang dilakukan
oleh Latifah Mustofa Lestyanto dengan yang peneliti lakukan adalah sama-sama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments
TGT dan Student Team Achievement Division STAD. Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Latifah Mustofa Lestyanto dengan yang peneliti
lakukan adalah pada penelitian Latifah Mustofa Lestyanto dilakukan pada Siswa Kelas VII SMP Kabupaten Klaten Ditinjau dari Aktivitas Belajar sedangkan
penelitian yang peneliti lakukan adalah pada siswa klas X SMA di Surakarta ditinjau dari tingkat kemampuan awal siswa.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan penyajikan diskripsi di atas, dapat disusun kerangka berpikir untuk memperjelas arah dan maksud penelitian. Kerangka berpikir ini disusun berdasarkan
variabel yang dipakai dalam penelitian yaitu pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Student Teams Achievement Division STAD dan Team Games
Tournament TGT, serta kemampuan awal.
1. Student Team Achievement Divisions STAD dan Teams Games Tournaments TGT
merupakan model pembelajaran yang dapat mendorong peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran. Dalam Student Team Achievement Divisions STAD dan Teams Games
Tournaments TGT didapatkan adanya proses kebersamaan dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
Interaksi dalam kelompok ini akan berjalan dengan baik jika setiap kelompok mempunyai kemampuan yang heterogen. STAD dan TGT merupakan bentuk
model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan berdasarkan pada teori belajar
commit to user
37
konstruktivisme, dimana menurut teori belajar ini pengetahuan dibangundikontruksi peserta didik sedikit demi sedikit yang hasilnya diperoleh dari hasil konstruksi dan
pengalamannya sendiri. Peserta didik akan lebih mudah menemukan dan memahami
konsep-konsep yang sulit dalam pelajaran, apabila mereka dapat saling mendiskusikan masalah tersebut dengan teman sekelompoknya, namun siswa yang mempunyai
kemampuan rendah atau sedang kadang-kadang merasa bosan atau kurang percaya diri, hal itu menjadikan mereka kurang aktif di dalam kelompok sehingga tidak bisa menguasai
materi dengan optimal. Pada pembelajaran dengan model TGT terdapat komponen berupa game dan tournament yang tentunya akan disukai oleh sebagian besar siswa.
Dengan adanya game dan tournament tersebut, diharapkan para peserta didik baik yang mempunyai kemampuan awal tinggi, sedang maupun rendah akan lebih tertarik pada
materi pelajaran yang diberikan dan mempunyai keinginan untuk mempelajarinya secara lebih dalam. Menurut M. Furqon Hidayatullah 2009 : 160 mengatakan pembelajaran
yang menyenangkan akan mendorong peserta didik untuk belajar dan menyebabkan peserta didik tertarik terhadap pelajaran tersebut. Sedangkan menurut Bobbi DePorter
2007 : 69 mengatakan seseorang yang belajar dalam situasi yang menyenangkan akan menghasilkan prestasi yang baik. Oleh karena itu, model pembelajaran kooperatif tipe TGT
diharapkan dapat lebih meningkatkan prestasi belajar matematika siswa dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
2. Hasil belajar peserta didik akan dipengaruhi oleh kemampuan awal kemampuan yang telah dikuasai peserta didik sebelumnya. Kemampuan awal merupakan syarat
peserta didik untuk dapat mengikuti materi pelajaran dengan baik. Pada saat peserta didik menerima materi baru, peserta didik akan menghubungkan atau menggunakan
commit to user
38
pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk mengkonstruksi pengetahuan yang baru. Peserta didik dengan kemampuan awal yang terbatas akan mengalami
kesulitan dalam memahami materi yang baru. Sehingga peserta didik dengan kemampuan awal tinggi dimungkinkan hasil belajarnya akan lebih baik
dibandingkan dengan peserta didik dengan kemampuan awal sedang atau rendah, demikian pula peserta didik dengan kemampuan awal sedang dimungkinkan hasil
belajarnya akan lebih baik dibandingkan dengan peserta didik dengan kemampuan awal rendah.
3. Seorang peserta didik sebelum mengikuti pelajaran pasti sudah mempunyai kemampuan awal yang sudah ia kuasai. Kemampuan awal matematika peserta didik
dan pengalaman belajar peserta didik selama proses belajar berlangsung merupakan modal bagi peserta didik dalam membangun konsep matematika yang dimiliki dan
mempengaruhi hasil belajar matematikanya. Ini berarti bagi peserta didik dengan kemampuan awal tinggi pada pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions STAD maupun pada model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament TGT
saja dimungkinkan akan mencapai hasil belajar matematika yang lebih baik dibandingkan peserta didik dengan kemampuan awal sedang atau rendah dan
peserta didik dengan kemampuan awal sedang pada pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement
Divisions STAD maupun pada model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament TGT saja dimungkinkan akan mencapai hasil belajar matematika
commit to user
39
yang lebih baik, dibandingkan peserta didik dengan kemampuan awal rendah. Namun prestasi belajar seorang siswa juga tergantung pada pendekatan
pembelajaran yang di berikan, sehingga ada kemungkinan siswa siswa yang kemampuan awalnya rendah atau sedang pada pendekatan pembelajaran dengan
model kooperatif tipe TGT mempunyai prestasi yang lebih baik dibandingkan pendekatan kooperatif tipe STAD. Hal itu disebabkan suasana pembelajaran yang
menyenangkan game atau turnamen, sehingga menimbulkan semangat keingintahuan yang tinggi untuk lebih memahami materi yang sedang dipelajari.
Sebaliknya siswa yang kemampuan awalnya tinggi pada pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD dimungkinkan memberikan prestasi yang lebih baik
dibandingkan siswa yang diberi pendekatan pembelajaran kooperatif tipe TGT. Hal itu dapat terjadi karena siswa yang pandai biasanya akan mendominasi di dalam
diskusi, sedangkan siswa yang kemampuan awalnya sedang atau rendah cenderung pasif dalam diskusi kelompok.
D. Hipotesis Penelitian