Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

commit to user 23 penting karena akan menghasilkan pemahaman yang lebih dalam dan prestasi yang lebih tinggi. Semua keterampilan kooperatif tersebut tidak langsung keseluruhan dilatihkan guru dalam kegiatan pembelajaran, tetapi dapat dipilih sedikit demi sedikit yang dianggap sesuai dengan kepentingan hingga mencapai harapan dan seluruh keterampilan kooperatif.

3. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Pembelajaran kooperatif yang sering digunakan ada beberapa tipe, di antaranya yaitu kooperatif tipe STAD Student Teams Achievement Division, kooperatif tipe Jigsaw, kooperatif tipe TGT Teams Games Tournament, dan kooperatif tipe The Structural Approach pendekatan struktural. Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe dalam pembelajaran kooperatif, dengan menempatkan siswa dalam kelompok belajar yang beranggotakan 4-5 orang yang heterogen menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan materi pelajaran penyajian materi dapat dilakukan baik dengan ceramah, demonstrasi, atau bahan bacaan, dan kemudian siswa bekerja di dalam tim mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai materi tersebut. Pada akhir pembelajaran seluruh siswa diberi tes tentang materi tersebut, dengan ketentuan pada saat tes siswa tidak boleh saling membantu atau bekerja sama antara teman-teman baik dari teman satu tim maupun dengan tim yang lainnya. Skor siswa yang diperoleh dibandingkan dengan rata-rata skor yang lalu dari siswa yang bersangkutan dan poin diberikan berdasarkan seberapa jauh siswa menyamai kinerja commit to user 24 yang lalu pula. Poin tiap anggota ini dijumlah untuk mendapatkan skor tim, dan tim yang mencapai kriteria tertentu diberi sertifikat atau penghargaan. Perencanaan pembelajaran kooperatif disusun berdasarkan langkah-langkah yaitu: 1 persiapan, 2 penyajian materi, 3 kegiatan kelompok, 4 tes hasil belajar, dan 5 penghargaan kelompok. Pembelajaran dimulai dengan penyampaian oleh guru tentang tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa dalam belajar. Termasuk di dalamnya penyajian informasi yang biasanya disertai bahan bacaan atau secara verbal. Kemudian siswa dikelompokkan dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4 - 5 orang. Selanjutnya siswa bekerja dan belajar tentang materi yang dipelajarinya dengan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Bimbingan diberikan guru jika dianggap perlu baik kepada kelompok atau individu. Langkah berikutnya siswa dievaluasi, dapat melalui tes individu atau kelompok diwakili oleh anggotanya. Dan terakhir diupayakan guru memberikan penghargaan kepada siswa dalam kelompok baik upaya maupun hasil kerja mereka. Langkah-langkah tersebut dalam bentuk fase-fase diuraikan pada Tabel berikut ini. Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Langkah-Langkah Kegiatan Guru Fase-1 Menyampaikan tujuan belajar dan memotivasi siswa Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. Fase-2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan cara demonstrasi atau melalui bahan commit to user 25 Langkah-Langkah Kegiatan Guru bacaan. Fase-3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok- kelompok belajar Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok-kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. Fase-4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. Fase-5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau tiap-tiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Fase-6 Memberikan penghargaan Guru menentukan cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu maupun kelompok. Trianto, 2007:54 Keenam langkah tersebut jika dilaksanakan maka akan terdapat siklus yang tetap dalam kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD ini. Seperti yang dikemukakan oleh Slavin 2009:143 bahwa STAD terdiri dari suatu komponen yang tetap dalam kegiatan pembelajaran, yaitu : a. Mengajar commit to user 26 Guru menyajikan materi pelajaran. Penyajian materi ini dapat dengan verbal langsung disampaikan oleh guru atau dapat pula melalui bahan bacaanteks. b. Kegiatan kelompok Siswa bekerjasama dalam kelompok masing-masing untuk menguasai materi pelajaran atau menyelesaikan tugas. c. Teskuis Siswa mengerjakan kuis atau penilaian lainnya secara individual. d. Penghargaan kelompok Skor kelompok dihitung berdasarkan poin peningkatan kelompok, pemberian sertifikat, laporan berkala kelas, atau papan buletin sebagai penghargaan skor tertinggi kelompok. Tabel 2.2 Kriteria Penghargaan Kelompok STAD Rata-Rata Poin Kelompok Penghargaan Kelompok 15 – 19 Kelompok Baik Good Team 20 – 24 Kelompok Hebat Great Team ≥ 25 Kelompok Super Super Team Slavin, 2009 Berdasarkan uraian di atas pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki kelebihan selain kelebihan pembelajaran kooperatif pada umumnya lebih mudah diterapkan di kelas bagi guru yang baru memulai menggunakan pembelajaran kooperatif sebagai salah satu strategi pembelajarannya. Hal ini dimungkinkan karena dalam langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD masih memuat langkah commit to user 27 pembelajaran konvensional, yaitu guru menyajikan materi. Hal ini sekaligus menjadi kelemahan pembelajaran kooperatif tipe STAD ini, karena dengan demikian dominasi guru masih tampak dalam kegiatan pembelajaran. Namun kelemahan ini dapat direduksi dengan cara guru menyajikan materi dalam bentuk bahan bacaan. Hal ini berarti siswa menjadi lebih aktif. Namun pemberian bahan bacaan masih tetap harus diikuti dengan pemberian penjelasan pada bagian-bagian tertentu. Dengan demikian siswa yang baru memulai mengikuti pembelajaran koopertif akan tahap demi tahap menyesuaikan diri dengan situasi siswa belajar aktif. Hal penting lain yang harus diperhatikan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah penetapan kelompok beserta anggota-anggotanya. Penetapan anggota kelompok kooperatif dibuat oleh guru sebelum memasuki kegiatan pembelajaran. Pembentukan kelompok didasarkan pada nilai hasil pengukuran sebelumnya rapor atau tes materi sebelumnya dengan merangking nilai siswa. Urutan rangking kemudian dibagi dalam empat bagian. Tiap kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang masing-masing dari ke empat bagian tersebut. Akhirnya, penyempurnaan anggota kelompok dilakukan dengan menyeimbangkan jenis kelamin, etnik, dan lainnya. Keberhasilan kelompok dapat dievaluasi dari kumpulan poin peningkatan tiap kelompok yang disumbangkan oleh anggotanya. Poin peningkatan dihitung dari hasil kuis. Kuis diberikan kepada siswa secara klasikal setelah mereka menyelesaikan tugas kelompok. Pemberian kuis harus dengan alokasi waktu yang cukup bagi siswa untuk dapat menyelesaikannya. Dalam pengerjaan atau penyelesaian soal kuis yakinkan siswa commit to user 28 agar bekerja secara individual. Kesempatan ini saatnya mereka menunjukkan apa yang telah mereka pelajari. Sebagai motivasi, berdasarkan hasil kuis siswa dan perhitungan poin peningkatan kelompok, wujud penghargaan bagi kelompok dapat diberikan dengan berbagai bentuk. Mungkin sertifikat, laporan berkala kelas, atau buletin pajang. Isi semua bentuk tersebut menguraikan tentang prestasi kelompok. Prestasi tersebut dapat diketahui dari hasil perhitungan skor peningkatan kelompok berdasarkan kuis terdahulu. Tabel 2.3 Kriteria Skor Kemajuan Individual SKOR KUIS POIN KEMAJUAN Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5 1 - 10 poin di bawah skor awal 10 0 - 10 poin di atas skor awal 20 Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30 Kertas jawaban sempurna 30

4. Pembelajaran Kooperatif tipe TGT

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Applying Student Teams Achievement Division (STAD) Technique to Improve Students’ Reading Comprehension in Discussion Text. (A Classroom Action Research in the Third Grade of SMA Fatahillah Jakarta)

5 42 142

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) POKOK BAHASAN LINGKARAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL.

0 0 11

Eksperimentasi Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL), Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT), dan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Students Teams Achievement Division (STAD) ditinjau dari Tingkat Aktivitas Metakognisi

0 0 18