Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
4
Indonesia. Istilah-istilah itu biasanya dipakai oleh sebuah lembaga khusus dalam sebuah perusahaan atau instansi yang bertugas menghimpun dan
menyalurkan ZIS zakat, infaq, shadaqah dari para pegawai atau karyawannya.
4
Searah dengan perubahan zaman, perubahan tata ekonomi dan perdagangan, konsep baitul mal yang sederhana itu pun berubah, tidak
sebatas menerima dan menyalurkan harta tetapi juga mengelolanya secara lebih
produktif untuk
memberdayakan perekonomian
masyarakat. Penerimaannya juga tidak terbatas pada zakat, infak dan shodaqoh, juga tidak
mungkin lagi dari berbagai bentuk harta yang diperoleh dari peperangan. Selain itu, dengan kehadiran BMT di harapkan mampu menjadi sarana
dalam menyalurkan dana untuk usaha bisnis kecil dengan mudah dan bersih, karena
didasarkan pada
kemudahan dan
bebas ribabunga,
memperbaikimeningkatkan taraf
hidup masyarakat
bawah. Lembaga
keuangan alternatif yang mudah diakses oleh masyarakat bawah dan bebas ribabunga. Lembaga untuk memberdayakan ekonomi ummat, mengentaskan
kemiskinan, meningkatkan produktivitas.
5
Namun pada saat ini masih banyak keganjalan masyarakat untuk menjalankan atau bekerjasama dengan lembaga keuangan mikro syariah
untuk membantu memberikan modal kerja dan sebagainya, karena pemikiran mereka yang minin tentang lembaga keuangan islam ini.
4
http:permodalanbmt.combmtcenter
5
http:www.khilafah1924.orgindex.php?option=com_contenttask=view id=69Itemid=47
5
Lembaga keuangan syariah ini selain dituntut untuk profesional juga harus sesuai dengan tuntunan syariah. Tidak boleh mengelolah dana yang
terkait dengan riba, gharar, maisir dan yang lainnya yang tidak sesuai dengan syariat islam. Maka dalam operasionalnya dana sosial ini akan selalu
berhubungan dengan lembaga keuangan syariah baik perbankan syariah, BMT, koperasi syariah, maupun lembaga investasi syariah lainnya. Menjadi
ironis jika selama ini dana sosial lembaga-lembaga ini belum dapat di kelola dengan baik, jika hal ini dapat dilaksanakan maka dampak perekonomian
syariah akan sangat besar. Dengan mobilitas dana lembaga keuangan syariah yang semakin
besar, maka dampak perekonomian akan semakin positif yaitu didominasi sektor riil terutama UKM, stabilitas keuangan, dan stabilitas tingkat harga.
Salah satu fungsi Bank Syariah adalah Penyaluran dana financing yang terdiri dari empat katagori yang dibedakan berdasrkan penggunaannya,
yaitu pembiayaan, dengan prinsip bagi hasil, sewa, dan dengan akad pelengkap.
Produk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil dibagi dua bagian, yaitu, pembiayaan murabahah dan pembiayaan musyarakah. Pembiayaan ini
mempunyai pengaruh
terhadap perkembangan
perekonomian karena
pembiayaan ini bergerak pada sektor riil. Musyarakah adalah pembiayaan kerjasama antara dua pihak atau lebih
untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan keuntungan ditanggung bersama sesuai dengan
6
kesepakatan.
6
Pembiayaan musyarakah ini memiliki keunggulan dalam kebersamaan dan keadilan, baik dalam kerugian maupun risiko keuntungan.
Perbedaan yang mendasar antara pembiayaan musyarakah dengan murabahah adalah sifat dari pembiayaan itu sendiri, pembiayaan musyarakah
bersifat produktif sedangkan pembiayaan murabahah bersifat konsumtif. Pembiayaan Musyarakah yang bersifat produktif seharusnya menjadi produk
unggulan Bank Syariah, karena pembiayaan musyarakah ditujukan kepada sektor riil yang dapat menggerakkan roda perekonomian. Dengan adanya
sektor riil yang mendapatkan kucuran dana segar tersebut pengusaha dapat menjalankan usahanya dengan baik sehingga akan menyerap tenaga kerja,
secara mikro memang tidak terlalu berdampak pada perkembangan ekonomi negara, akan tetapi apabila bank syariah lebih memprioritaskan pembiayaan
murabahah dan musyarakah tentunya akan menambah pendapatan dalam negeri. Dengan demikian akan meningkatkan perkembangan perekonomian.
Sebagai lembaga atau perusahaan yang bergerak dibidang jasa perbankan, sebagian besar dari aktiva produktif
yang diberikan kepada debitur. Risiko pembiayaan ini dikaitkan dengan debitur untuk membayar
kembali pinjamannya. Semakin besar porsi pembiayaan yang bermasalah karena adanya keraguan atas kemampuan debitur dalam membayar kembali
pinjamannya, semakin besar pula kebutuhan biaya penyisihan penghapusan pembiayaan dan berpengaruh pada keuntungan BMT. Karena itu, apabila
aktivitas pemberian pembiayaan tidak dikelola secara hati-hati dapat
6
Bank Indonesia “Ststistik perbankan Syariah”
7
menimbulkan pembiayaan bermasalah yang dapat menurunkan tingkat
kesehatan pendapatan BMT. Dikeluarkannya Fatwa Bunga Bank Haram dari MUI Tahun 2003
menyebabkan banyak bank yang menjalankan prinsip syariah. Seiring dengan hal tersebut di atas, Lembaga Keuangan Syariah yang ruang lingkupnya
mikro yaitu Baitul Mal wa Tamwil BMT juga semakin menunjukkan eksistensinya. Seperti halnya bank syariah, kegiatan BMT adalah melakukan
penghimpunan prinsip wadiah dan mudharabah dan penyaluran dana prinsip bagi hasil, jual beli,dan ijarah kepada masyarakat.
BMT Usaha Mulya yang beralamat di Jl. Sultan Iskandar Muda No.1 Pondok Indah adalah salah satu lembaga alternatif yang menghimpun dana
langsung dari masyarakat dan menyalurkannya dalam bentuk pembiayaan pada usaha kecil dan menengah yang prinsipnya secara syariah.
BMT Usaha Mulya mempunyai kegiatan yang hampir sama dengan lembaga keuangan syariah lainnya yaitu funding dan financing salah satu
kegiatan financing adalah musyarakah Untuk kehati-hatian dalam proses pembiayaan musyarakah ada
prosedur-prosedur yang harus ditempuh. Prosedur pembiayaan adalah gambaran sifat atau metode untuk seseorang melakukan pembiayaan,
seseorang yang ingin melakukan pembiayaan harus menempuh pembiayaan yang sehat. Prosedur pembiayaan tersebut juga berlaku pada Baitul Mal wa
Tamwil BMT, seseorang yang melakukan kegiatan pembiayaan baik lembaga keuangan ataupun nasabah harus menempuh prosedur yang sehat.
8
Adapun tujuan dari analisis pembiayaan musyarakah untuk menilai mutu permintaan pembiayaan musyarakah yang diajukan oleh nasabah.
Pemberian pembiayaan musyarakah tanpa dianalisis terlebih dahulu sangat membahayakan lembaga keuangan. Karena nasabah bisa dengan mudah
memberikan data-data fiktif, sehinggga pembiayaan musyarakah sebenarnya tidak layak untuk diberikan. Akibatnya, jika salah menganalisis maka
pembiayaan musyarakah yang diberikan akan sulit ditagih. Oleh karena itu, BMT perlu mensiasati dengan berbagai langkah-
langkah untuk meminimalisir kesalahan dalam pemberian pembiayaan musyarakah.
Berdasarkan uraian diatas penulis ingin meneliti lebih lanjut mengenai pembiayaan musyarakah ini dengan melakukan penelitian yang berjudul
“Mekanisme Pembiayaan Musyarakah di BMT Usaha Mulya, Pondok Indah Jakarta Selatan.”