Rukun dan Syarat Musyarakah Sebab Berakhirnya Musyarakah

41 3 Pada prinsipnya dalam pembiayaan musyarakah tidak ada jaminan, namun untuk menghindari penyimpangan LKS dapat meminta jaminan. b. Kerja 1 Partisipasi para mitra dalam pekerjaan merupakan dasar pelaksanaan musyarakah, akan tetapi kesamaan porsi kerja bukanlah merupakan syarat. Seorang mitra boleh melaksanakan kerja, dan dalam hal ini ia boleh menuntut bagian keuntungan tambahan bagi dirinya. 2 Setiap mitra melaksanakan kerja dalam musyarakah atas nama pribadi dan walil dari mitranya. Kedudukan masing-masing dalam organisasi kerja harus dijelaskan dalam kontrak. c. Keuntungan 1 Keuntungan harus dikualifikasikan dengan jelas untuk menghindarkan perbedaan dan sengketa pada waktu alokasi keuntungan atau penghentian musyarakah. 2 Setiap keuntungan harus dibagikan secara proporsional atas dasar seluruh keuntungan dan tidak ada jumlah yang ditentukan diawal yang ditetapkan bagi seorang mitra. 3 Seorang mitra boleh mengusulkan bahwa jika keuntungan melebihi jumlah tertentu, kelebihan atau prosentase itu di berikan kepadanya. 4 Kerugian 42 Kerugian harus dibagi diantara para mitra secara proporsional menurut saham masing-masing dalam modal. d. Biaya Operasional 1 Biaya operasional dibebankan pada modal bersama. 2 Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan diantara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

E. BMT baitulmaal wat tamwil 1. Pengertian BMT

BMT singkatan dari baitul maal wa tamwil terdiri dari 2 istilah yaitu baitul mal dan baitul tamwil. Apabila diterjemahkan dalam bahasa indonesia berarti rumah uang dan rumah pembiayaan. Baitul mal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non profit, seperti zakat, infaq, dan shadaqoh menjalankan sesuai dengan peraturan dan amanah. Sedangkan baitul tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersil. 26 Menurut makhlul „ilmi, secara istilah baitul mal adalah lembaga keuangan berorentasi sosial keagamaan yang kegiatan utamanya menampung serta menyalurkan harta masyarakat berupa zakat, infaq shadaqoh ZIS berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh al- qur‟an dan sunnah rasulnya, dan pengertian dari baitul tamwil adalah lembaga 26 Sunarto Dzulkifli, Panduan Praktis Perbankan Syariah, Jakarta: zikrul hakin, 2000, h. 154 43 keuangan yang kegiatannya menghimpun dana masyarakatdalam bentuk tabungan simpanan maupun deposito dan menyalurksn kembali ke masyarakat dalam bentuk pembiayaan berdasarkan prinsip syari‟ah melalui mekanisme yang lazim dalam dunia perbankan. 27 Sedangkan menurut muhammad, pengertian baitul mal adalah suatu badan yang bertugas mengumpulkan, mengelola, serta menyalurkan zakat, infaq, shadaqoh yang bersifat sosial oriented. Dan baitul tamwil adalah suatu lembaga yang bertugas menghimpun, mengelola, serta menyalurkan dana untuk suatu tujuan profit oriented keuntungan dengan bagi hasil qiradh mudharabah syirkah musyarakah, jual beli bai‟u bitsamanajil angsur murabahah tunda maupun sewa al-ijarah. 28 Dengan demikian BMT sesungguhnya merupakan lembaga yang bersifat sosial keagamaan sekaligus komersial. BMT mengerjakan tugas sosialnya dengan cara menghimpun dan membagikan dana masyarakat dalam bentuk zakat, infaq, shadaqoh ZIS tanpa mengambil keuntungan disisi lain ia mencari dan memperoleh keuntungan melalui kemitraan dengan nasabah baik dalam bentuk himpunan, pembiayaan, maupun layanan-layanan pelengkapnya sebagai suatu lembaga keuangan islam. Dilihat dari bangunan suatu kelompok, maka BMT tidak berbeda dengan ormas islam lainnya kecuali pada bidang geraknya secara ekonomis dan bisnis keuangan. Mulai dari tujuan, asas dan landasan, visi 27 Makhalul „Ilmi, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syari’ah, Yogyakarta : 411 Press,2002, cet-1, h. 64 28 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogakarta : 411 press, 2004, h. 16