informasi yang diperoleh dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk memperbaiki suatu program.
24
b Evaluasi sumatif adalah penilaian yang dilakukan untuk memperoleh data atau informasi sampai dimana penguasaan atau pencapaian
belajar siswa terhadap bahan pelajaran yang telah dipelajarinya selama jangka waktu tertentu. Evaluasi sumatif dilakukan pada
setiap akhir satu satuan waktu yang didalamnya mencakup lebih dari satu pokok bahasan, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh
mana peserta didik telah dapat berpindah dari satu unit ke unit berikutnya. Selain itu, fungsi dan tujuan evaluasi sumatif adalah
untuk menentukan apakah siswa dapat dikatakan lulus atau tidak berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukannya.
25
3 Keterampilan Pengelolaan kelas
Menurut Uzer Usman, pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan
mengembalikannya apabila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar.
26
Menurut Uzer Usman, yang termasik kedalam kegiatan pengelolaan kelas antara lain: penghentian tingkah laku siswa yang menyelewengkan perhatian
kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelsaian tugas oleh siswa, atau penetapan norma kelompok yang produktif.
27
Pengelolaan kelas merupakan salah-satu tantangan yang harus diselesaikan guru dalam kegiatan pembelajaran, sebagaimana pendapat diatas
mengatakan diantara kegiatan pengelolaan kelas adalah menghentikan tingkah laku siswa yang menyelewengkan perhatian pembelajaran, pemberian
ganjaran serta penetapan norma kelompok, sehingga menimbulkan kodisi belajar yang optimal, tenang dan menyenangkan. Jika guru sudah dapat
melakukan pengelolaan kelas secara optimal sudah dipastikan efektifitas dan efisiensi kegiatan pembelajaraan akan semakin terasa meningkat, dampaknya
bagi siswa akan membuat mereka fokus dalam kegiatan pembelajaran dan
24
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, cet. Ke-15, 2009 hal.26
25
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, cet. Ke-15, 2009 hal.26
26
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Professional, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, cet. Ke-25, 2011 hal. 97
27
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Professional, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, cet. Ke-25, 2011 hal. 97
lebih mudah memahami apa yang disampaikan guru. Namun sebaliknya jika guru tidak mampu melakukan pengelolaan kelas maka ada indikasi
ketidaksiapan guru dalam mengajar, kurangnya kompetensi atau tidak disukai cara nya mengajar oleh siswa. Oleh karena itu seorang guru harus benar-
benar memahami kondisi siswa secara menyeluruh untuk dapat melakukan penanganan dan pengelolaan kelas secara tepat.
4 Keterampilan menyampaikanmenjelaskan materi pelajaran
Keterampilan menjelaskan dalam pengajaran adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematik untuk menunjukan
adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya, misalnya antara sebab- akibat, definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui.
28
Menurut Moh Uzer Usman ada 2 dua komponen keterampilan menjelaskan yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu: merencanakan dan
penyajian suatu penjelasan.
29
1 Merencanakan Menurut Uzer Usman, kegiatan perencanaan tersebut antara lain
yang berkaitan dengan isi pesan seperti penganalisaan masalah secara keseluruhan. dan yang berkaitan dengan penerimaan pesan
seperti memperhatikan perbedaan, minat dan bakat yang ada pada diri siswa.
30
2 Penyajian suatu penjelasan Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan
memperhatikan hal-hal berikut: a Kejelasan, penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan
bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa, dan menghindari penggunaan istilah-istilah yang tidak dimengerti oleh anak didik.
b Penggunaan contoh dan ilustrasi, dalam memberikan penjelasan hendaknya digunakan contoh-contoh yang ada hubungannya
dengan sesuatu yang ditemui oleh anak didik dalam kehidupan sehari-hari.
c Pemberian tekanan, dalam memberikan penjelasan guru harus memusatkan perhatian anak didik pada masalah pokok dan
mengurangi informasi yang tidak begitu penting.
28
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Professional, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, cet. Ke-25, 2011 hal 88-89
29
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Professional, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, cet. Ke-25, 2011 hal. 90
30
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Professional, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, cet. Ke-25, 2011, hal. 90
d Penggunaan balikan, guru hendaknya memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menunjukan pemahaman, keraguan atau
ketidak mengertiannya ketika penjelasan itu diberikan.
31
e. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan dalam membuat persiapan pembelajaran, rencana pelaksanaan pembeajaran
dijabarkan dari Silabus untuk mengarahkan kegiatan belajara siswa dalam upaya mencapaikompetensi dasar. Rencana pelaksanaan pembelajaran
disusun untuk setiap kompetensi dasar yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
32
Dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran sekurang- kurangnya guru harus mencantumkan sebelas komponen RPP berikut:
1 Identitas mata pelajaran 2 Standar kompetensi
3 Kompetensi dasar 4 Indikator pencapaian kompetensi
5 Tujuan pembelajaran 6 Materi dan sumber belajar
7 Alokasi waktu 8 Metode pembelajaran
9 Kegiatan pembelajaran 10 Penilaian hasil belajar.
33
f. Indikator Pembelajaran Bermutu.
Mutu pembelajaran menjadi aspek pertimbangan paling utama dalam peningkatan kualitas pendidikan nasional, berbagai upaya terus dilakukan
dalam penjaminan mutu pendidikan nasional baik dari individu guru sendiri, lembaga pendidikan, bahkan lembaga-lembaga pemerintahan yang konsen
dengan pendidikan turut ikut menyoroti pengembangan mutu pembelajaran ini.
Berbicara mengenai indikator mutu menurut T.R. Mitchel ukuran mutu adalah quality of work dan Ivancevich menjelaskan bahwa mutu pembelajaran
31
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Professional, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, cet. Ke-25, 2011 hal. 90
32
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Professionalisme Guru, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013 hal. 5
33
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Professionalisme Guru, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013 hal. 5-7
guru dapat dilihat dari produktivitas pendidikan yang telah dicapai menyangkut output siswa yang dihasilkan.
34
Dari kedua pandangan tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran yang bermutu adalah pembelajaran guru
yang memiliki kualitas kerja yang baik dan menciptakan pendidikan yang produktif sehingga dalam pembelajaran yang dilakukan kepada peserta didik
dapat meghasilkan siswa sebagai output pendidikan yang baik pula dengan memanfaatkan sumberdaya secara efektif dan efiisien.
Menurut Glasser, berkenaan dengan kompetensi guru, ada empat hal yang harus dikuasai guru, yaitu menguasai bahan pelajaran, mampu
mendiagnosis tingkah laku siswa, mampu melaksanakan proses pembelajaran, dan mampu mengevaluasi hasil belajar.
35
Dalam Proyek Pembinaan Pendidikan Guru P3G Depdikbud mengemukakan ada sepuluh indikator guru dinyatakan kompeten atau
bermutu, yakni mampu: menguasai bahan, mengelola program belajar mengajar, mengelola kelas, menggunakan mediasumber belajar, mengusai
landasan pendidikan, mengelola interaksi belajar mengajar, menilai prestasi belajar, mengenal fungsi BKBP, mengenal dan menyelenggarakan
administrasi sekolah, dan memahami serta menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pengajaran.
36
Selain itu dari sepuluh indikator diatas Depdikbud juga mengemukakan indikator mutu pembelajaran guru dengan mengembangkan Alat Penilaian
Kompetensi Guru APKG dengan menyoroti tiga aspek utama yaitu: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, Prosedur pembelajaran dan
hubungan antar pribadi dan Penilaian penbelajaran evaluasi.
37
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas, pembelajaran dikatakan bermutu jika guru mampu menguasai materi, menguasai kelas serta
menjalankan kegiatan pembelajaran dengan baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Kegiatan pembelajaran yang dimaksud meliputi kegiatan
34
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Professionalisme Guru, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013 hal. 52
35
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Professionalisme Guru, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013 hal. 53
36
Ali Mudlofir, Pendidik Professional Konsep, Strategi, Dan Aplikasi Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012 hal. 77
37
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Professionalisme Guru, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013 hal. 75
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi hasil kegiatan pembelajaran yang telah dijalankan.
Secara teknis stretegi dan teknik peningkatan mutu pembelajaran guru dapat di tempuh melalui kegiatan-kegiatan berikut:
1 In House Training IHT, yaitu pelatihan yang dilaksanakan secara internal dikelompok kerja guru, sekolah atau tempat lain yang
ditetapkan untuk menyelenggarakan pelatihan. 2 Program magang. Magang adalah pelatihan yang di dunia kerja atau
industri yang relevan dalam rangka meningkatkan kompetensi professional guru.
3 Pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus. Pelatihan jenis ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pelatihan yang diberi wewenang,
dimana program disusun secara berjenjang mulai dari jenjang dasar, menengah, lanjut dan tinggi.
4 Workshop. Dilakukan untuk menghasilkan produk yang bermanfaan bagi pembelajaran, peningkatan kompetensi maupun pengembangan
karirnya. Workshop dapat dilakukan misalnya dalam kegiatan menyusun KTSP, analisis kurikulum, pengembangan silabus,
penulisan RPP dan sebagainya.
38
Maka dari itu dapat dikatakan bahwa upaya untuk meningkatkan mutu pembalajaran guru dapat dilakukan melalui kegiatan kegiatan teknis yang
sifatnya menambah pengetahuan guru serta melatih keterampilannya dalam menjalankan proses pembelajaran, diantara dengan pelatihan atau workshop
yang dilakukan oleh lembaga pelatihan yang ditunjuk langsung oleh pemerintah dalam memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran guru
dari mulai perencanaan sampai evaluasi pembelajaran seperti hal nya pelatihan dalam program sertifikasi yaitu pendidikan dan latihan profesi guru
PLPG. Semakin efektifnya PLPG yang dilakukan dengan mengikuti prosedur-prosedur pelatihan yang telah ditentukan diharapkan dapat
meningkatkan mutu pembelajaran guru disekolah.
38
Ali Mudlofir, Pendidik Professional Konsep, Strategi, Dan Aplikasi Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012 hal. 135- 136
2. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru PLPG
a. Pengertian pendidikan
Secara etimologik, pendidikan atau pedagogi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu
“paid” yang bermakna anak, dan “ogogos” yang berarti membina atau membimbing.
39
Dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan kegiatan membimbing atau membina anak didik untuk mencapai suatu tujuan
yang diharapkan. Namun pada umumnya pendidikan merupakan sebuah proses yang memungkinkan seseorang mampu mengembangkan seluruh
kemampuan Potensi yang dimilikinya, sikap-sikap dan bentuk-bentuk prilaku yang bernilai positif dimasyarakat tempat individu yang bersangkutan
berada.
40
Pendidikan juga merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
41
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar untuk membentuk suatu
pengetahuan, keterampilan serta sikap bagi individu yang bersangkutan kearah yang lebih positif dalam kehidupannya sehari-hari. Dari sini kita dapat
pahami betapa pentingnya sebuah proses pendidikan bagi individu yang bersangkutan, karena untuk bertahan hidup serta menjalankan kehidupan
secara layak dan positif dibutuhkan suatu pengetahuan yang mamadai, keterampilan yang dapat di gunakan untuk bersaing dengan individu lainnya
serta sikap dalam bermasyarakat dilingkungan tempat tinggalnya.
39
M. Sukarjo dan Ukim Komarudin, Landasan Pendidikan konsep dan aplikasinya, Jakarta: Rajawali Pers 2009 hal. 8
40
M. Sukarjo dan Ukim Komarudin, Landasan Pendidikan konsep dan aplikasinya, Jakarta: Rajawali Pers 2009 hal. 9
41
Departemen Agama RI, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, Jakarta: DIRJEN Pendidikan Islam, 2006, hal. 5