0,623 x 0,623 = 0,39 x 100 atau dengan perhitungan “Coefisien of
Detemination ” sebagai berikut:
KD = r
2
x 100 KD = 0,623 x 100
KD = 0,39 x 100 KD = 39
Hal ini berarti besarnya kontribusi variabel X terhadap Variabel Y adalah sebesar 39 dan sisanya 61 100 - 39 oleh variabel atau
faktor-faktor lain yang belum diteliti dalam penelitian ini, misalnya seperti lingkungan sekolah, pola pengembangan pembelajaran, motivasi kerja,
kompensasi, dan lain sebagainya.
C. Interpretasi Data
Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bawa pendidikan dan latihan profesi guru PLPG terdapat pengeruh yang positif
dan signifikan terhadap mutu pembelajaran guru SMKN 2 Depok. Karena arah koefisien korelasi positif, maka dapat diinterpretasikan
bahwa jika dua variabel yang berkorelasi, berjalan paralel atau saling beriringan, artinya bahwa pengaruh dua variabel ini menunjukan arah yang
sama. Jadi apabila semakin baik pelaksanaan suatu pendidikan dan latihan profesi guru PLPG variabel-X maka semakin baik pula mutu pembelajaran
guru Variabel-Y. begitupun sebaliknya apabila semakin buruk pelaksanaan suatu pendidikan dan latihan profesi guru PLPG variabel-X maka semakin
buruk pula mutu pembelajaran guru Variabel-Y.
D. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari penelitian ini tentunyaa masih jauh dari kata sempurna. Karena masih banyak terdapat kekurangan dalam berbagai hal,
maka penelitian ini belum sepenuhnya memberikan kontribusi sebagaimana yang diharapkan. Sebagai bentuk tanggungjawab ilmiah serta integritas moral
yang diperhatikan penyusun tentang hasil penelitiannya, berikut segala keterbatasan penulis yang ditemui selama proses penyelesaian penelitian ini.
1. Judul penelitian yang terkesan masih kurang spesifik dan dikhawatirkan terlalu ambigu dalam memahaminya. Kegiatan PLPG yang masih terus
dalam perbaikan oleh pemerintah selaku penyelenggara serta mutu pembelajaran guru yang semestinya tidak dapat diukur dengan atau dinilai
secara umum atau digeneralisasikan. Meski secara definitif mutu pembelajaran dapat dipahami dengan jelas, namun pengetahuan,
pengalaman, keterampilan yang diperoleh masing-masing guru dalam menjalankan kegiatan PLPG tentu sangat berbeda dan bervariasi. Maka
akan menciptakan hasil berbeda pula yang ditunjukan oleh tiap-tiap guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran disekolah. Oleh karena itu
diharapkan adanya penelitian lanjutan mengenai pengaruh PLPG terhadap mutu pembelajaran guru dengan fokus analisa yang tidak hanya guru yang
ikut PLPG tetapi juga guru yang belum ikut PLPG untuk mengetahui secara spesifik gambaran mengenai kegiatan PLPG pengeruhnya terhadap
mutu pembelajaran guru disekolah dalam berbagai sudut pandang. 2. Kegiatan PLPG telah dilakukan jauh hari sebelum penelitian ini
dilaksanakan, guru yang menjadi responden penelitian mengikuti kegiatan PLPG terhitung dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Tentunya dari
rentang jarak pelaksanaan PLPG yang berjauhan tersebut penulis tidak dapat memberikan perlakuan dalam bentuk apapun dalam pelaksanaan
kegiatan PLPG dan sudah pasti akan ada banyak faktor yang mempengaruhi pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan responden
diluar jangkauan penulis. Sehingga hasil penelitian ini belum dapat menjadi tolak ukur utama dalam menggambarkan pengaruh PLPG dengan
mutu pembelajaran guru SMKN 2 Depok. 3. Ketidaksesuaian jumlah responden penelitian sebagaimana mestinya yang
diatur menurut teori yang ada. Hal ini dikarenakan keterbatasan dalam berbagai hal dan konsentrasi pada diri penulis.