Aspek Sosial PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

bekerja kembali. Para subjek mengungkapkan pentingnya kemandirian supaya tidak tergantung orang lain. Gangguan fungsi seksual menimbulkan kecemasan rendah diri dan putus asa terutama pada subjek laki-laki, sedangkan pada subjek perempuan merasa keintiman atau kemesraan dengan pasangan menjadi berkurang.

3. Aspek Sosial

Berdasarkan pandangan semua subjek, mereka merasa siap untuk bermasyarakat atau bergabung dalam kegiatan masyarakat. Hal ini didukung oleh sikap masyarakat yang dapat menerima diri mereka, seperti dalam bentuk berbincang dengan tetangga atau tidak hilangnya kebiasaan untuk berbincang-bincang dengan masyarakat, secara khusus terkadang subjek I, III, dan IV dimotivasi oleh tetangga untuk proses kesembuhannya. Namun demikian semua subjek masih memiliki kendala yang dihadapi, yaitu kondisi sakit yang menyebabkan rasa tidak nyaman untuk keluar dan beraktivitas penuh di dalam masyarakat. Hal ini diperkuat oleh pandangan masyarakat, bahwa penderita paraplegia harus dikasihani dengan tidak melibatkan subjek pada aktivitas kemasyarakatkan, misalnya yang terjadi pada subjek II dimana subjek tidak diberi undangan untuk datang pada acara tertentu. Center Crisis Fakultas Psikologi UGM 2006 mengungkapkan bahwa pandangan sebagian masyarakat terhadap penyandang cacat, termasuk penderita paraplegia, harus dikasihani bahkan atau tidak mampu berbuat apa-apa. Secara umum, subjek menganggap masyarakat cenderung bersikap baik dan memberi dukungan, misalnya dengan mendukung bagi kesembuhan subjek. Namun beberapa individu dalam masyarakat juga memiliki sikap tidak mendukung terhadap subjek, misalnya berbicara sembarangan kepada subjek subjek IV atau mengucilkan subjek subjek II dengan tidak berkunjung atau menyapa subjek karena menganggap penderita cacat serba tidak mampu. Hubungan dengan lawan jenis digambarkan bahwa semua subjek masih menginginkan berhubungan dengan lawan jenis, seperti apa adanya. Werner 1999 mengungkapkan bahwa akibat yang akan ditimbulkan oleh kerusakan sumsum tulang belakang, secara seksualitas kemungkinan besar perempuan tidak dapat merasakan sensasi-sensasi ketika berhubungan seks sehingga akan mempengaruhi kenikmatan dari sensasi seks tersebut. Sedangkan pada penderita paraplegia yang laki-laki kemungkinan akan mendapati dirinya tidak dapat ereksi lagi, meskipun pada beberapa kasus kemampuan ini dapat pulih kembali. Subjek perempuan subjek IV mengatakan bahwa hubungan seksual dianggap tidak ada masalah karena suami dianggap mengerti kondisinya meskipun kemesraan sebagai suami-itri dianggap berkurang sebab subjek tidak tidur seranjang dengan suami. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang menanggapi perilaku individu, baik orang tua, saudara kandung, atau orang lain yang tinggal satu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI atap dengan individu Burns, 1993. Hubungan dengan keluarga, secara umum tidak ada perubahan kondisi untuk keempat subjek. Pada saat observasi hubungan dengan keluarga, terutama dengan keluarga inti, tampak harmonis dengan saling menyapa, mendukung dalam bentuk ucapan, dan melayani kebutuhan subjek. Hubungan dengan teman sesama penderita paraplegia dianggap keempat subjek lebih nyaman dibanding dengan non paraplegia karena mereka dapat saling berbagi pengalaman dan adanya perasaan senasib sepenanggungan. Semua subjek pun menjalin komunikasi dengan sesama penderita dengan sarana telepon seluler. Namun saat observasi, subjek juga tampak ramah dengan tetangga yang secara kebetulan membantu subjek atau secara kebetulan lewat di depan rumah atau di depan rumah bercakap-cakap dengan tetangga. Dapat disimpulkan bahwa secara sosial subjek memiliki kesiapan untuk hidup dalam komunitas sosialnya. Lingkungan sosial juga cenderung memberi dukungan dan perhatian terhadap kondisi kelumpuhan subjek. Namun kondisi lingkungan yang belum akses dan keluhan fisik menjadi hambatan utama subjek untuk beraktivitas dalam komunitas sosialnya. Subjek juga cenderung memilih berhubungan dengan sesama penderita paraplegia karena memiliki perasaan senasib dan dapat saling memberi dukungan. Hubungan dengan keluarga juga cenderung terjalin baik karena adanya dukungan dan perhatian. Namun subjek memiliki keluhan dalam peran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI hubungan suami-istri yaitu karena masih memiliki kebutuhan untuk melakukan hubungan seksual tetapi fisik tidak mampu.

4. Aspek Moral