Aspek Fisik HASIL PENELITIAN

Hubungannya dengan sesama penderita paraplegia juga dinilai penting untu saling memberi dukungan.

4 Moral

Subjek menilai kondisi paraplegia yang dialaminya sebagai rencana Tuhan. Subjek pun masih menjalankan aktivitas keagamaan walaupun di rumah. Subjek juga mengalami perubahan pandangan dalam menjalanan ativitas keagamaan, dimana subjek tidak terlalu memegang teguh aturan. Misal kebersihan untuk menjalankan sholat. Tabel Ringkasan Data Hasil Penelitian Aspek Subyek I Subyek II Subyek III Subyek IV

1. Aspek Fisik

a. Perubahan Fisik Subyek menilai dirinya mengalami perubahan fisik sehingga sekarang mengalami kesulitan untuk bepergian atau mobilitas karenamembutuhkan alat bantu. t : 3-5 subyek menganggap ada perubahan yang jauh sekali pada kondisi fisiknya, antara yang dulu mampu berjalan dengan yang sekarang menjadi tidak bisa jalan. Subyek mengeluhkan tentang rasa sakit yang terus-menerus yang tidak kunjung sembuh atau menghilang sehingga mengganggu aktivitasnya, seperti aktivitas tidur. Hal ini ini diperburuk jika fisik subyek sedang tidak sehat dan terlalu capek, sakitnya tidak berkurang. t : 8-63, 110-114 Subyek menilai terjadi perubahan terhadap kondisi fisiknya terutama pada bagian kaki, dimana awalnya tidak mampu berdiri tetapi sekarang mampu berdiri dengan alat bantu kruk. Subyek mengeluhkan tentang rasa sakit yang terus-menerus dirasakan pada bagian tubuh yang mengalami kelumpuhan sehingga aktivitasnya. Subyek berupaya menekan sakit pada kakinya tersebut dengan mendiamkan atau memijat-mijatnya dan tidak mengkonsumsi obat Subyek menilai terjadi perubahan kondisi fisiknya, yaitu timbulnya rasa sakit yang luar biasa akibat dari kelumpuhan yang dialaminya. Namun subyek menganggap rasa sakit dan panas tersebut menjadi hal biasa setelah memahami tentang paraplegia. t : 9-13 penekan rasa sakit supaya tidak mengalami ketergantungan terhada obat t : 7 - 40 b. Tubuh dan Penampilan subyek merasa terganggu dengan penampilan yang sekarang karena aktivitas menjadi terhambat dan merasa risih subyek mengungkapkan bahwa dirinya tidak terlalu mementingkan penampilan. Subyek lebih mementingkan bagaimana mengatasi dirinya sendiri . Subyek juga tidak terlalu khawatir menjadi bahan pembicaraan orang lain menyangkut penampilannya yang berubah karena merasa memang dirinya ada perubahan. s : 118- 137 Penilaian subyek terhadap tubuh dan penampilan adalah merasa percaya diri. Subyek merasa tidak terganggu dan menjadi rendah diri terhadap kondisi kelumpuhannya saat ini s: 44 - 50 . Penilaian subyek terhadap tubuh dan penampilan memang ada perbedaan dengan orang lain tetapi hal tersebut dianggap cukup wajar karena kondisinya saat ini yang lumpuh. Subyek menganggap kondisinya yang memakai kursi roda sudah cukup membantu dalam hal mobilitas s : 52-68 c. Kondisi Kaki subyek merasa kesakitan terhadap kakinya, dan subyek sampai menangis jika tidak mampu menahan rasa sakitnya dan melakukan terapi sendiri untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan subyek dulu mampu berjalan tetapi sekarang tidak mapu lagi. Subyek mengeluhkan kakinya yang terus- menerus merasakan sakit yang tidak kunjung sembuh atau menghilang sehingga cukup mengganggu aktivitasnya, misalnya tidur dan aktivitas yang lain t : 8-63, 110-114 subyek merasa ada harapan untuk sembuh, tinggal semangat untuk berlatih semaksimal mungkin. Subyek merasa ada perubahan dengan kondisi kakinya, walaupun tergantung dengan kondisi emosi ketika berlatih, dimana jika sedang semangat maka kaki terasa enak untuk diajak berlatih berjalan t : 52-64. Subyek menilai kondisi kakinya mengakibatkannya menjadi tidak mampu untuk berjalan dan sangat memerlukan bantuan kursi roda. Subyek juga mengeluhkan rasa panas yang tidak hilang di kaki sehingga menggangu aktivitas. Tapi subyek berusaha mencari aktivitas sebagai pengalih rasa sakit, seperti bermain ke tempat tetangga, nonton tv, dan mengobrol dengan orang lain. t : 15-28 d. Harta dan Benda subyek menganggap kebutuhan tidak berubah, hanya mengganti kebutuhan yang paling penting untuk mendukung kemandiriannya. Subyek juga menilai kemandirian penting sehingga dapat membantunya dalam memenuhi kebutuhannya karena apabila tergantung orang lain pemenuhan kebutuhan seringkali subyek merasa masih menginginkan barang-barang yang dapat memberi penghiburan bagi dirinya. Selain barang-barang itu subyek tidak terlalu menginginnya. h : 150-163 Penilaian subyek terhadap benda dan harta yang dimiliki tidak terjadi perubahan. Subyek juga masih merasa yakin kalau akan kembali mampu untuk mengendarai sepeda motor seperti sbelum mengalami kelumpuhan h : 69- 75 Subyek menilai benda dan harta yang dimiliki lebih pada peranannya terhadap aktivitasnya. Subyek sangat ingin untuk kembali beraktivitas seperti sebelum lumpuh, seperti menghadiri hajatan. Hal ini menyebabkan subyek ingin mengubah benda dan hartanya sehingga dapat membantu aktivitas dan tidak sesuai h : 38-54 mobilitasnya. h : 35- 42 e. Keterbatasan Fisik subyek merasa menjadi tidak mampu beraktivitas seperti sebelum mengalami paraplegia. Hal tersebut mempengaruhi secara emosional sehingga subyek memiliki perasaan marah, jengkel, putus asa, ingin bunuh diri, dan merasa tidak berguna t : 57-63 subyek mengungkapkan bahwa dirinya hanya bisa pasrah dengan kondisi selalu duduk di kursi roda dan kesulitan untuk bepergian. Subyek juga menilai bahwa aktivitas yang dulu mampu dilakukannya sekarang banyak yang sudah tidak mampu dilakukan lagi sehingga banyak dibantu orang lain atau ada ketergantungan dengan orang lain t: 13-15, 237-241, 248-251 Penilaian terhadap ketidakmampuan dan keterbatasan fisiknya, subyek menilai bahwa dirinya harus kembali mampu melakukan aktivitas seperti sebelum mengalami paraplegia, misal mengendarai sepeda motor t: 72-73 Penilaian subyek terhadap ketidakmampuan dan keterbatasan fisiknya adalah subyek merasa makin terhambat karena akses yang banyak tidak mampu dijangkau akibat keterbatasan fisiknya e : 84-86

2. Psikis