B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah metode discovery dapat mengaktifkan siswa SMP N 2 Poco Ranaka kelas VII dalam mempelajari materi pokok massa jenis?
2. Apakah metode discovery dapat membuat siswa SMP N 2 Poco Ranaka kelas VII berminat belajar fisika dalam materi pokok massa jenis?
3. Apakah metode discovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMP N
2 Poco Ranaka kelas VII dalam mempelajari materi pokok massa jenis?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Adanya keaktifan siswa SMP N 2 Poco Ranaka kelas VII dalam mempelajari materi pokok massa jenis melalui metode discovery;
2. Minat siswa SMP N 2 Poco Ranaka kelas VII dalam mempelajari materi pokok massa jenis melalui metode discovery;
3. Peningkatan hasil belajar siswa SMP N 2 Poco Ranaka kelas VII dalam mempelajari materi pokok massa jenis melalui metode discovery.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi gurusekolah Metode discovery dapat dijadikan salah satu alternatif yang dapat
digunakan guru dalam proses belajar mengajar. 2. Bagi siswa
Metode discovery dapat membuat siswa aktif dalam belajar serta dapat menarik minat siswa dalam mempelajari fisika, sehingga siswa senang dan
tertarik untuk belajar fisika. 3. Bagi pengembangan penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah hasil penelitian dalam bidang penelitian fisika.
7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Metode Discovery
1. Pengertian Discovery
Menurut Sund dalam Roestiyah, 2001: 20 discovery adalah proses mental di mana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau
prinsip. Yang dimaksud dengan proses mental tersebut antara lain ialah mengamati, mencerna, mengerti, mengggolong-golongkan, membuat
dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami
proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan instruksi.
Menurut Bruner dalam Burden Byrd, dalam Suparno, 2007: 72 pembelajaran discovery adalah pendekatan kognitif dalam pembelajaran di
mana guru menciptakan situasi sehingga siswa dapat belajar sendiri. Siswa didorong untuk mempunyai pengalaman dan melakukan percobaan yang
memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip atau pengetahuan baginya. Jadi, dalam discovery yang sangat penting adalah siswa sungguh
terlibat pada persoalannya, menemukan prinsip-prinsip atau jawaban lewat suatu percobaan.
2. Proses Discovery
Menurut Suparno 2007: 73 proses discovery meliputi: a. Mengamati. Siswa mengamati gejala atau persoalan yang dihadapi;
b. Menggolongkan. Siswa mengklarifikasi apa-apa yang ditemukan dalam pengamatan sehingga menjadi lebih jelas;
c. Memprediksi. Siswa diajak untuk memperkirakan mengapa gejala itu terjadi atau mengapa persoalan itu terjadi;
d. Mengukur. Siswa melakukan pengukuran terhadap yang diamati untuk memperolah data yang lebih akurat yang dapat digunakan untuk
mengambil kesimpulan; e. Menguraikan atau menjelaskan. Siswa dibantu untuk menjelaskan atau
menguraikan dari data pengukuran yang telah dilakukan; f. Menyimpulkan. Siswa mengambil kesimpulan dari data-data yang
didapatkan.
3. Macam-Macam Discovery
Weimer 1975, dalam Burden Byrd, hal 104, dalam Suparno, 2007: 74-75 mengidentifikasi adanya enam tipe discovery, yaitu:
a. Discovery. Proses menemukan sesuatu sendiri. Prosesnya lebih bebas, yang terpenting adalah orang menemukan sesuatu hukum, prinsip atau
pengertian sendiri.
b. Discovery teaching. Penemuan sesuatu dengan pendekatan induktif, yaitu dari pengamatan banyak data, lalu disimpulkan. Prosesnya
lengkap seperti metode ilmiah. c. Semi-inductive discovery. Penemuan dengan pendekatan induktif, tetapi
tidak lengkap. Ketidaklengkapan terdapat pada data yang diambil hanya sedikit, dapat pula prosesnya disederhanakan, dll.
d. Unguided or pure discovery atau discovery murni. Siswa diberi persoalan dan harus memecahkan sendiri dengan sedikit sekali petunjuk
guru. e. Guided discovery. Siswa diberi masalah untuk dipecahkan dengan guru
menyediakan hint petunjuk dan arahan bagaimana memecahkan persoalan itu.
4. Keuntungan Discovery
Menurut Bruner beberapa keuntungan dari penggunaan discovery dalam belajar fisika, antara lain sebagai berikut Bruner, dalam
Trowbridge Bybee, 1996: 177, dalam Suparno, 2007: 75. a. Mengembangkan potensi intelektual. Siswa hanya akan dapat
mengembangkan pikirannya dengan berpikir, dengan menggunakan pikiran itu sendiri. Dengan model discovery pikiran siswa digunakan,
dilatih untuk memecahkan persoalan. b. Mengembangkan motivasi intrinsik. Dengan menemukan sendiri dalam
discovery siswa merasa puas secara intelektual. Kepuasan ini