Analisis Komparasi Aspek HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN
mengalami peningkatan sebesar 36. Pada awal siklus I ditunjukkan oleh pre test dengan skor sebesar 50,4 dan pada akhir siklus I
ditunjukkan dengan hasil post test meningkat menjadi sebesar 68,5. Pada siklus II, skor rata-rata pre test dan post test mengalami
peningkatan yang sangat baik sebesar 66, yaitu dari skor rata-rata sebesar 49 menjadi 81,3. Dengan demikian, terjadi peningkatan skor
rata-rata competence sebesar 51, yaitu dari skor rata-rata pre test pada awal siklus I dan II sebesar 49,7 meningkat menjadi sebesar
74,9 post test pada di akhir siklus. Peningkatan skor tersebut menunjukkan bahwa penerapan PPR
dalam mata pelajaran ekonomi tidak membuat para siswa menjadi bingung atau kesulitan menerima pelajaran. Siswa memperoleh
pengalaman yang berkaitan dengan nilai hemat dan juga kerja sama dalam proses pembelajaran guna membantu mereka untuk memahami
materi dan merefleksikan nilai-nilai yang bermanfaat dalam kehidupan nyata sehari-hari. Peningkatan rata-rata skor menunjukkan secara
umum bahwa proses pembelajaran siklus I dan siklus II berhasil. 2.
Aspek Conscience Aspek conscience yang dikembangkan melalui penelitian ini
adalah nilai hemat, serta sikap dan minat terhadap proses pembelajaran ekonomi. Aspek conscience diukur pada setiap awal dan akhir siklus.
Kuesioner yang digunakan menggunakan skala sikap Likert dengan skala lima.
Data yang diperoleh mulai dari awal siklus I sampai dengan akhir siklus I mengenai aspek conscience sikap, minat, hemat dapat
disajikan secara ringkas pada tabel berikut ini : Tabel 5.12
Perkembangan Skor Rata-Rata Aspek Conscience Siklus I
Saat Pengukuran Sikap
Minat Hemat
Rata-rata Awal Siklus 1
3,7 3,1
3,4 3,4
Akhir Siklus I 4,0
3,4 3,9
3,8
Perubahan 8,1
9,7 18,0
11,8
Data yang diperoleh mulai awal siklus II data akhir siklus I sampai dengan akhir siklus II mengenai aspek conscience dapat
disajikan secara ringkas pada tabel sebagai berikut : Tabel 5.13
Perkembangan Skor Rata-Rata Aspek Conscience Siklus II
Berdasarkan data yang diperoleh mulai dari awal siklus I sampai akhir siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan
peningkatan pada aspek conscience selama penerapan PPR dapat dilihat pada tabel berikut.
Saat Pengukuran Sikap
Minat Hemat
Rata-rata Awal siklus II
4,0 3,4
3,9 3,8
Akhir siklus II 4,2
3,6 4,1
4,0
Perubahan
5 5,9
5.1 5,3
Tabel 5.14 Perkembangan Skor Rata-Rata Aspek Conscience
Saat Pengukuran Rata-
rata Skor
Keterangan Rata-rata Skor
Sebelum dan Sesudah
Awal Siklus I Sebelum Penerapan PPR
3,4 Cukup Baik
3,4 Akhir Siklus II Sesudah
Penerapan PPR 3,8
Baik 3,9
Akhir Siklus I Sesudah Penerapan PPR
4 Baik
Pada tabel di atas terlihat dapat terlihat bahwa rata-rata skor aspek conscience siswa pada mata pelajaran ekonomi mengalami
peningkatan pada setiap saat pengukuran. Hasil konversi data kuantitatif ke data kualitatif skala lima berdasarkan Penilaian Acuan
Patokan PAP menunjukkan bahwa perkembangan aspek conscience selama siklus I hingga siklus II mengalami peningkatan kategori dari
cukup baik hingga baik. Peningkatan rata-rata skor awal siklus I dan rata-rata akhir siklus I
menunjukkan bahwa adanya peningkatan skor antara sebelum dan sesudah PPR. Skor rata-rata awal siklus I sebesar 3,4 mengalami
peningkatan hingga menjadi 3,8 pada akhir siklus I. Demikian juga pada siklus II, terjadi peningkatan skor rata-rata menjadi 4 . Dengan
demikian, peningkatan rata-rata skor aspek conscience terjadi pada siklus I dan siklus II. Hal ini dapat ditunjukkan dari skor rata-rata
aspek conscience sebelum penerapan PPR sebesar 3,4 meningkat menjadi 3,9 sesudah penerapan PPR.
Perkembangan aspek conscience didukung oleh hasil refleksi dan aksi siswa. Hasil refleksi dan aksi menunjukkan bahwa hati nurani
siswa lebih menyadari bahwa penerapan pola hidup hemat memberikan manfaat untuk kehidupannya. Para siswa dapat
menemukan nilai hemat dan manfaat hidup hemat yang terlihat dari niat-niat positif untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Aspek Compassion
Aspek Compassion yang dikembangkan melalui penelitian ini adalah nilai kerja sama. Perkembangan aspek compassion juga diukur
dengan kuesioner, yang akan ditunjukkan dengan adanya peningkatan pada skor awal siklus I sampai dengan skor akhir siklus II. Skor awal
siklus I didapatkan dari pengukuran sebelum menerapkan PPR, sedangkan skor akhir siklus I didapatkan dari pengukuran yang
dilakukan sesudah menerapkan PPR pada siklus I. Pada siklus II, skor awal menggunakan data pada akhir siklus I dan skor akhir didapatkan
dari pengukuran yang dilakukan sesudah menerapkan PPR pada siklus II.
Kuesioner menggunakan skala Likert dengan skala lima. Berdasarkan data yang diperoleh mulai awal siklus I sampai akhir
siklus II, peningkatan rata-rata skor aspek compassion dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.15 Perkembangan Skor Rata-Rata Aspek Compassion
Saat Pengukuran Rata-rata
Skor Keterangan
Rata-rata Skor
Sebelum dan Sesudah
Awal Siklus I Sebelum Penerapan PPR
3,6 Baik
3,6 Akhir Siklus I Sesudah
Penerapan PPR 4,1
Baik 4,15
Akhir Siklus II Sesudah Penerapan PPR
4,2 Baik
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata aspek compassion siswa pada mata pelajaran ekonomi mengalami peningkatan. Hasil
konversi data kuantitatif ke data kualitatif skala lima berdasarkan Penilaian Acuan Patokan PAP menunjukkan bahwa perkembangan
aspek compassion selama siklus I hingga siklus II berada pada kategori baik dengan disertai peningkatan skor rata-rata saat pengukuran.
Peningkatan skor rata-rata awal siklus I dan skor rata-rata akhir siklus I, menunjukkan bahwa adanya peningkatan skor antara sebelum dan sesudah
penerapan PPR. Skor rata-rata awal siklus I sebesar 3,6 meningkat menjadi 4,1 pada akhir siklus I. Pada siklus II terjadi peningkatan menjadi 4,2.
Dengan demikian peningkatan skor rata-rata aspek compassion terjadi pada siklus I dan siklus II. Hal ini ditunjukkan dari skor rata-rata aspek
compassion sebelum penerapan PPR sebesar 3,6 meningkat menjadi 4,15 sesudah penerapan PPR.
Perkembangan aspek compassion juga tampak dari hasil refleksi dan aksi para siswa. Hasil refleksi dan aksi menunjukkan bahwa siswa
menyadari akan pentingnya dan manfaat kerja sama dalam kehidupan sehari-hari. Para siswa juga menuliskan niat-niat yang dituliskan pada
lembar aksi, yaitu akan menjalin komunikasi antar teman, saling menghargai satu sama lain, mampu menyumbangkan ide yang berguna
dalam kelompok, membantu teman yang mengalami kesulitan, dan lain lain.
Berdasarkan hasil analisis data di atas terlihat terjadi peningkatan pada aspek competence, conscience, dan compassion siswa kelas X-2 SMA
Pangudi Luhur Yogyakarta antara sebelum dan sesudah menerapkan PPR. Hal ini dapat diartikan bahwa penerapan PPR dalam pembelajaran dapat
meningkatkan ketiga aspek tersebut. Pembelajaran diawali dengan tahap konteks yang berguna untuk mencermati konteks dalam hidupnya dan
sebagai dasar siswa menuju proses pembelajaran selanjutnya. Pada tahap pengalaman, siswa difasilitasi dengan berbagai macam media guna
mengembangkan ketiga aspek tersebut. Aspek competence siswa dikembangkan melalui kegiatan diskusi kelompok, permainan scramble,
menyusun peta konsep, dan presentasi. Melalui dinamika kelompok tersebut siswa dibantu untuk memahami dan mengerti tentang materi yang
sedang dipelajari. Selain itu siswa menjadi lebih antusias dan lebih tertarik mengikuti pelajaran karena aktivitas belajar yang bervariasi tersebut.
Aspek conscience, dikembangkan melalui 2 buah video yaitu tentang “Budaya Konsumtif di Yogyakarta” dan juga “Undian Berhadiah”.
Kedua video tersebut digunakan karena relevan dengan materi yang akan
dipelajari dan juga sekaligus menjadi media untuk mengembangkan aspek conscience siswa.
Aspek compassion dikembangkan melalui dinamika dalam kelompok yang menuntut mereka untuk bekerja sama satu sama lain.
Melalui kegiatan permainan menyusun scramble dan menyusun peta konsep, dan mempresentasikan hasil pekerjaannya menuntut siswa untuk
saling bertukar pikiran, saling bertukar pendapat, saling membantu, dan komunikasi satu sama lain. Hal ini mendukung untuk melihat proses kerja
sama. Melalui kegiatan ini mereka mampu berpikir dan menyadari pentingnya bekerja sama dengan orang lain dan mampu mengesampingkan
rasa egoisnya demi keberhasilan suatu kelompok. Dari hasil skor perolehan yang dicapai terlihat perkembangan
aspek competence, conscience, dan compassion belum mencapai hasil yang maksimal. Hal ini karena, pengembangan karakter tidak semata-mata
dapat dilakukan dengan waktu yang instan, tetapi membutuhkan proses waktu yang lama. Adanya peningkatan skor walaupun relatif kecil dapat
dijadikan indikator terjadi perkembangan kepribadian siswa.
89