Pesawat Sederhana Kajian Pustaka 1.Teori-Teori yang Relevan
16
sumber: Sulistyanto, 2008:118 Gambar 7: Contoh Katrol Majemuk
4. Roda Berporos Roda berporos adalah roda berbentuk silinder yang dihubungkan dengan
sebuah poros. Roda dan poros berputar bersama – sama.
sumber: Sulistyanto,2008:119 Gambar 8: Contoh Penggunaan Roda Berporos
2.2. Penelitian Terdahulu 2.2.1. Metode Inkuiri
Metode inkuiri pada penelitian ini sebelumnya sudah pernah diteliti oleh peneliti-peneliti lain. Berikut merupakan hasil penelitian yang berhubungan
dengan metode inkuiri. Sever dan Yurumezoglu 2010 meneliti perbandingan strategi
pembelajaran videotape siaran televisi dengan demonstrasi eksperimen dalam inquiry based science education di Mediterania Turki. Hasil penelitian
menunjukkan tidak ada perbedaan hasil secara signifikan dari pembelajaran yang menggunakan videotape dengan demonstrasi eksperimen dalam inquiry based
science education, keduanya mengalami kenaikan nilai rata-rata dari skor pre- eksperimen dengan skor post-eksperimen. Pada demonstrasi eksperimen dalam
17
inquiry based science education dengan jumlah responden 78 diperoleh hasil, rata-rata skor pre-eksperimen sebesar 4,38 dengan standar deviation SD 1,723.
Skor rata-rata post-eksperimen diperoleh nilai 9,05 dengan SD = 1,441. Dari video eksperimen dengan jumlah responden 70 anak, diperoleh skor rata-rata pre-
eksperimen sebesar 4,34 dengan SD = 2,352 dan skor post-eksperimen diperoleh nilai rata-rata 7,71 dengan SD = 3,324. Kesimpulan penelitian ini antara kedua
perlakuan tidak ada perbedaan efek secara signifikan. [F 1,117 = 2.714, probabilitas p = 0,1022].
Mao 1998 meneliti pengaruh metode inkuiri dalam hasil pembelajaran ilmu bumi dan sikap pada 557 siswa ilmu bumi usia 9 tahun di 14 kelas ilmu bumi
Taiwan. Penelitian pada kelas astronomi diperoleh hasil siswa yang menggunakan metode inkuiri memiliki skor yang lebih tinggi dibanding yang menggunakan
metode tradisional. Posttest pada kelas yang menggunakan metode inkuiri diperoleh mean M sebesar 14,7 dengan SD sebesar 5,3. Kelas yang menerapkan
metode tradisional memperoleh mean yang lebih kecil yaitu sebesar 13,4 dengan nilai SD sebesar 5,4. Kedua perlakuan ini, diperoleh nilai F = 9,45. Penelitian
pada kelas meteorologi juga menunjukkan hasil yang sama, yaitu siswa yang menggunakan metode inkuiri menunjukkan skor yang lebih baik daripada siswa
yang menggunakan metode tradisional. Mean untuk kelas inkuiri sebesar 14,07 dengan nilai SD = 4,40, sedangkan untuk kelas tradisional nilai mean 13,05
dengan nilai SD = 4,87. Nilai F = 8,41. Penelitian mengenai nilai pada siswa ilmu bumi menunjukkan hasil yang sama yaitu, pembelajaran inkuiri menanamkan nilai
positif pada siswa. Mean untuk kelas inkuiri sebesar 4,77 dengan nilai SD = 5,22 , sedangkan untuk kelas tradisional nilai mean 3,73 dengan nilai SD = 5,62. Nilai F
= 9,07. Simsek dan Kabapinar 2010 meneliti efek penggunaan metode inkuiri di
Sekolah Dasar terhadap kemampuan memahami konsep, kemampuan ilmiah dan sikap ilmiah pada siswa kelas 5 di Turki yang berjumlah 20 anak selama 8
minggu. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh positif penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan memahami konsep. Mean untuk pretest sebesar 9,50
dengan nilai SD = 3,692 , sedangkan mean untuk posttest sebesar 18,55 dengan
18
SD = 5,978. Nilai probabilitas p = 0,000 , dan proses ilmiah diperoleh nilai mean 13,50 dengan SD = 3,487 untuk pretest dan mean 17,00 dengan SD = 4,963 untuk
posttest, p = 0,013. Meskipun demikian, tidak ada pengaruh terhadap sikap ilmiah seperti tampak pada hasil yang diperoleh yaitu nilai mean 87,05 dengan SD =
12,939 untuk pretest, sedangkan posttest memperoleh nilai mean yang lebih kecil dari pretest yaitu 86,35 dengan nilai SD = 13,546 , p = 0,669.
Lestari 2011 meneliti pengaruh penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA terhadap pretasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori
kognitif pada siswa kelas V SD Kanisius Ganjuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap pretasi belajar siswa
dengan ditunjukkan harga Sig.2-tailed sebesar 0,000 atau p 0,05 dan pengaruh penerapan metode kognitif terhadap kemampuan berpikir kritis kognitif
ditunjukkan dengan harga Sig.2-tailed 0,000 atau p 0,05.