Pengertian Media Pembelajaran Pengertian, Fungsi, dan Manfaat Media Pembelajaran
SD Kelas Tinggi KK G
23
Edgar Dale 1970 mengklasifikasikan sepuluh tingkat pengalaman belajar dari yang paling konkret ke yang paling abstrak. Klasifikasi itu dikenal dengan nama kerucut
pengalaman Dale.
Simbol Visual Visual
Audio Film
TV Wisata
Demonstrasi Partisipasi
Observasi Pengalaman Langsung
Abstrak
Konkrit Verbal
Gambar 5. Kerucut Pengalaman Edgar Dale 1970
Dari gambar tersebut dapat kita lihat rentangan tingkat pengalaman dari yang bersifat langsung hingga ke pengalaman melalui simbol-simbol komunikasi, yang
merentang dari yang bersifat kongkrit ke abstrak. Semakin ke atas puncak kerucut semakin abstrak media penyampai pesan itu. Proses belajar dan interaksi mengajar
tidak harus dari pengalaman langsung, tetapi dimulai dengan jenis pengalaman yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kelompok siswa yang dihadapi
dengan mempertimbangkan situasi belajar”. Untuk itu, media harus dipilih dan dikembangkan secara sistematis dan digunakan secara integral dalam proses
pembelajaran. Berdasarkan fungsinya, media pengajaran dapat berbentuk alat peraga dan sarana
atau alat bantu.
1 Alat Peraga
Alat peraga merupakan media pengajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari Elly Estiningsih, 1994. Fungsi utamanya adalah
Kegiatan Pembelajaran 1
24
untuk menurunkan keabstrakan konsep agar siswa mampu menangkap arti konsep tersebut. Menurut Iswadji 2003: alat peraga matematika adalah sebuah atau
seperangkat benda konkret yang dibuat, dirancang, dihimpun atau disusun secara
sengaja, yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan
konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika. Menurut Post dan Reys 1977: 75 “alat peraga adalah alat yang digunakan untuk memperagakan suatu
konsep atau prinsip dalam matematika. Salah satu ciri penting alat peraga adalah dapat dilihat, disentuh dan diraba”.
Dari ketiga pengertian tersebut di atas, maka jelaslah bahwa dengan alat peraga hal- hal yang abstrak dapat disajikan dalam bentuk model-model, sehingga siswa dapat
memanipulasi objek tersebut dengan cara melihat, memegang, meraba, memutarbalikkan, dan sebagainya. Dengan adanya alat peraga, diharapkan siswa
lebih mudah dalam memahami materi yang sedang dipelajari. Sebagai contoh, benda-benda konkret di sekitar siswa seperti batu-batu, pensil,
buku, dan sebagainya. Dengan benda-benda tersebut siswa dapat membilang banyaknya anggota dari kumpulan suatu benda sampai menemukan bilangan yang
sesuai pada akhir membilang. Contoh lainnya, dengan menggunakan lidi yang dipotong-potong ataupun sedotan siswa dapat mempelajari konsep operasi hitung
bilangan asli dan mengenal operasi hitung bilangan. Menurut Estiningsih 1994, dari segi pengadaannya alat peraga dapat
dikelompokkan sebagai alat peraga sederhana dan alat peraga buatan pabrik. Pembuatan alat peraga sederhana biasanya memanfaatkan lingkungan sekitar,
menggunakan bahan-bahan yang sederhana, tidak menggunakan alat-alat berat dan dapat dibuat sendiri. Sedangkan alat peraga buatan pabrik pada umumnya berupa
perangkat keras dan lunak yang pembuatannya memiliki ketelitian ukuran serta memerlukan biaya yang tinggi.
2 Sarana atau Alat Bantu
Sarana atau alat bantu merupakan media pengajaran yang berfungsi sebagai alat untuk melakukan kegiatan belajar Estiningsih 1994. Dengan menggunakan sarana
atau alat bantu tersebut diharapkan dapat memperlancar pembelajaran. Seperti halnya alat peraga, sarana juga dapat berupa perangkat keras dan lunak. Contoh
SD Kelas Tinggi KK G
25
sarana yang berupa perangkat keras: papan tulis, penggaris, jangka, kartu permainan, dan sebagainya. Sedangkan contoh sarana yang berupa perangkat lunak
antara lain: lembar kerja LK, lembar tugas LT, aturan permainan dan lain sebagainya.
Kadang-kadang suatu media dapat berfungsi ganda, pada saat tertentu berfungsi sebagai alat peraga dan pada saat yang lain dapat berfungsi sebagai sarana. Contoh
kartu bilangan berukuran 10 × 10 cm
2
. Kartu bilangan tersebut dapat berfungsi sebagai alat peraga ketika digunakan untuk mengenalkan lambang bilangan, namun
pada saat digunakan dalam perlombaan untuk menutup atau memasangkan dengan kartu bilangan lain yang senilai, maka kartu tersebut berfungsi sebagai sarana
belajar. Contoh lainnya papan tulis pada saat tertentu dapat digunakan sebagai alat peraga model bangun datar persegi panjang dan pada saat yang lain dapat berfungsi
sebagai sarana, yaitu sebagai sarana untuk menuliskan penjelasan guru. Satu hal yang perlu mendapat perhatian adalah kapan alat peraga digunakan dan
jenis alat peraga mana yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Agar dalam memilih dan menggunakan alat peraga sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai dalam pembelajaran, maka perlu diketahui fungsi alat peraga.