Penutup Amanat Standar Proses
Kegiatan Pembelajaran 3
70
terlambat atau menjawab pertanyaan danatau perpendapat kurang tepatrelevan. Kebiasaan mengolok-olok terhadap siswa yang lain harus dijauhi, untuk
menumbuhkembangkan sikap bertanggung jawab, empati, kritis, kreatif, inovatif, rasa percaya diri dan sebagainya.
Selain itu, setiap kali guru memberi umpan balik danatau penilaian kepada siswa, guru harus mulai dari aspek-aspek positif atau sisi-sisi yang telah
kuatbaik pada pendapat, karya, danatau sikap siswa. Guru memulainya
dengan memberi penghargaan pada hal-hal yang telah baik dengan ungkapan verbal danatau non verbal dan baru kemudian menunjukkan kekurangan-
kekurangannnyadengan ‘hati’. Dengan cara ini, sikap-sikap saling menghargai dan menghormati, kritis, dan kreatif, percaya diri, santun, dan sebagainya akan tumbuh
subur.
Pada pelaksanaan pembelajaran ini guru berperan memfasilitasi diinternalisasinya nilai-nilai karakter siswa, antara lain guru sebagai: fasilitator, motivator,
partisipan, dan pemberi umpan balik, Mengutip ajaran Ki Hajar dewantara, guru yang dengan efektif dan efisien mengembangkan karakter siswa adalah mereka
yang ing ngarsa sung tuladha di depan guru berperan sebagai teladanmemberi contoh, ing madya mangun karsa di tengah-tengah peserta didik, guru
membangun prakarsa dan bekerjasama dengan mereka, tut wuri handsayani di belakang guru memberi daya semangat dan dorongan bagi peserta didik. Sebagai
contoh, guru sebagai fasilitator untuk menanamkan nilai rasa ingin tahu, tanggung jawab, siswa ditugaskan membaca buku, guru juga membaca buku.
Agar peserta didik terfasilitasi dalam mengenal, menjadi peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai karakter, peserta didik harus diberi peran aktif dalam
pembelajaran, antara lain: sebagai partisipan diskusi, pelaku eksperimen, penyaji hasil-hasil diskusi dan eksperimen, pelaksana proyek, dan sebagainya.
3.
Evaluasi Penilaian hasil belajar
Teknik dan instrumen penilaian yang dipilih dan dilaksanakan tidak hanya mengukur pencapaian akademik atau kognitif siswa, tetapi juga mengukur
SD Kelas Tinggi KK G
71
perkembangan kepribadian siswa. Perlu diupayakan bahwa teknik penilaian yang diaplikasikan mengembangkan kepribadian siswa sekaligus.
Penilaian pencapaian hasil belajar didasarkan pada indikator pencapaian hasil belajar yang ditentukan, Penilaian pencapaian nilai karakter juga didasarkan pada
indikator nilai karakter yang telah ditentukan, misalnya indikator untuk nilai kejujuran. Untuk penilaian nikai-nikai karakter siswa, dalam satu semester guru
merumuskan agar peserta didik “mengatakan dengan sesungguhnya perasaan dirinya mengenai apa yang dilihat, diamati, dipelajari, atau dirasakan”,
kemudian guru mengamati dengan berbagai cara, apakah yang dikatakan siswa itu jujur mewakili perasaan dirinya. Mungkin saja siswa menyatakan perasaannya itu
secara lisan atau tertulis, atau bahkan dengan bahasa tubuh, guru bisa mengamati dan menilainya. Penilaian nilai-nilai karakter siswa ini dilakukan secara terus
menerus, setiap saat baik guru sedang berada dalam kelas atau di sekolah. Model anecdotal record catatan yang dibuat guru ketika melihat timbulnya perilaku siswa
yang berkenaan dengan nilai yang sedang dikembangkan, hal ini dapat dilakukan guru setiap saat. Selain itu, guru dapat pula memberikan tugas yang berisikan suatu
persoalan atau kejadian yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan nilai yang dimilikinya sesuai dengan indikator nilai yang
dikembangkan. Dari hasil pengamatan, catatan anekdotal, tugas, laporan dan sebagainya, guru dapat memberikan kesimpulan atau pertimbangan tentang
pencapaian suatu nilai. Kesimpulan atau pertimbangan tersebut dapat dinyatakan dalam pernyataan kualitatif , salah satu contoh penilaian kualitatif sebagai berikut.
a. BT = Belum Terlihat apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda
awal perilaku sesuai dengan yang dinyatakan dalam indikator.