In Service Learning 1 IN-1 • Mengkaji Materi

18 Kegiatan Pembelajaran 1 transmission” Barr, Barrt, dan Shermis: 1978. Dikemukakan pula oleh Winataputra 2001 bahwa saat ini tradisi itu sudah berkembang pesat menjadi suatu “body of knowledge” yang dikenal dan memiliki paradigma sistemik, yang didalamnya terdapat tiga ranah “citizenship education” yakni: ranah akademis, ranah kurikuler, dan ranah sosial kultural”. Ketiga ranah itu satu sama lain memiliki saling keterkaitan struktural dan fungsional yang diikat oleh konsepsi “civic virtue and culture” yang mencakup “civic knowledge, civic disposition, civic skills, civic confidence, civic commitment, dan civic competence” CCE: 1998. Oleh karena itu, ontologi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan saat ini sudah lebih luas dari pada embrionya kajian keilmuan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, program kurikuler Pendidikan Pancasila dan Kewarga negaraan, dan aktivitas sosial-kultural Pendidikan Kewarganegaraan saat ini benar-benar bersifat multifaset multidimensional. Sifat multidimensio nalitas inilah yang membuat mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dapat disikapi sebagai: pendidikan Pancasila, pendidikan kewarganegaraan, pendidikan politik, pendidikan nilai dan moral, pendidikan kebangsaan, pendidikan kemasyarakatan, pendidikan hukum dan hak asasi manusia, serta pendidikan demokrasi.

2. Tujuan Pembelajaran PPKn

Tujuan akhir dari Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan adalah warga negara yang cerdas dan baik, yakni warga negara yang bercirikan tumbuh- kembangnya kepekaan, ketanggapan, kritisasi, dan kreativitas sosial dalam konteks kehidupan bermasyarakat secara tertib, damai, dan kreatif. Para peserta didik dikondisikan untuk selalu bersikap kritis dan berperilaku kreatif sebagai anggota keluarga, warga sekolah, anggota masyarakat, warga negara, dan umat manusia di lingkungannya yang cerdas dan baik. Proses pembelajaran diorganisasikan dalam bentuk belajar sambil berbuat learning by doing, belajar memecahkan masalah sosial social problem solving learning, belajar melalui perlibatan sosial socio-participatory 19 19 SD Kelas Tinggi KK G learning, dan belajar melalui interaksi sosial-kultural sesuai dengan konteks kehidupan masyarakat. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai program kurikuler merupakan program Pendidikan yang dirancang dan dibelajarkan kepada peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Melalui domain ini, proses penilaian dimaksudkan untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap program pembelajaran dan program pembangunan karakter. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai program akademik merupakan program kajian ilmiah yang dilakukan oleh komunitas akademik Pendidikan yang menggunakan pendekatan dan metode penelitian ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah konseptual dan operasional guna menghasilkan generalisasi dan teori untuk membangun batang tubuh keilmuan yang sesuai. Kajian ini lebih memperjelas bahwa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan bukan semata-mata sebagai mata pelajaran dalam kurikulum sekolah melainkan pendidikan disiplin ilmu yang memiliki tugas komprehensif dalam arti bahwa semua community of scholars mengemban amanat missions bukan hanya di bidang telaah instrumental, praksis-operasional dan aplikatif, melainkan dalam bidang kajian teoritis- konseptual yang terkait dengan pengembangan struktur ilmu pengetahuan dan body of knowledge. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai program sosial kultural pada hakikatnya tidak banyak perbedaan dengan program kurikuler dilihat dari aspek tujuan, pengorganisasian kurikulum dan materi pembelajaran. Perbedaan terutama pada aspek sasaran, kondisi, dan karakteristik peserta didik. Program Pendidikan Kewarganegaraan ini dikembangkan dalam konteks kehidupan masyarakat dengan sasaran semua anggota masyarakat. Tujuannya lebih pada upaya pembinaan warga masyarakat agar menjadi warga negara yang baik dan bertanggungjawab. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai landasan konstitusional pada bagian Pembukaan alinea keempat memberikan dasar