1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Sekolah Dasar merupakan tahap awal dari tingkatan pendidikan yang ada di Indonesia. Ada dua macam sekolah yang ada di Indonesia yaitu sekolah
negeri dan sekolah swasta. Sekolah negeri merupakan sekolah yang dikelola oleh pemerintah sendiri, sedangkan sekolah swasta adalah sekolah yang
dikelola oleh suatu lembaga diluar tanggung jawab pemerintah. Banyak sekali sekolah swasta yang ada di Indonesia, khususnya di Yogyakarta ada salah satu
lembaga swasta yang menangani sekolah swasta yaitu Yayasan Kanisius. Ada banyak sekali sekolah yang tergabung dalam Yayasan Kanisius. Salah satunya
yaitu SD Kanisius Notoyudan I. Letak SD ini tidak jauh dari pusat kota Yogyakarta. SD Kanisius Notoyudan I terdapat di jalan Letnan Jenderal
Suprapto No. 95 Yogyakarta.
Sekolah Dasar Kanisius Notoyudan I dikelola oleh kepala sekolah dan 18 guru. Terdapat enam kelas, satu laboratorium IPA, satu perpustakaan, satu
laboratorium komputer dan satu ruang media. Keadaan sekolah ini sejuk karena terdapat beberapa pepohonan. Masyarakat di sekitar sekolah ini
sebagian besar pekerjaannya adalah karyawan swasta dan buruh, sehingga banyak orang tua yang sibuk. Hal tersebut menyebabkan sebagian siswa SD
Kanisius Notoyudan I kurang mendapat perhatian dan belum terpantau dengan baik pada saat belajar. Padahal orang tua merupakan salah satu faktor
2 yang penting dalam membimbing dan mendukung perkembangan belajar
anak. Keadaan ini menyebabkan banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar sehingga hasil belajarnya pun kurang baik. Salah satu kelas
yang mengalami kesulitan belajar adalah siswa kelas V. Siswa kelas V sudah dikenalkan dengan beberapa mata pelajaran, diantaranya Matematika, IPA,
IPS, Bahasa Indonesia, PKn, Bahasa Inggris, Pendidikan Agama, Bahasa Jawa, Teknologi Informasi dan komunikasi TIK . IPS merupakan salah satu
mata pelajaran yang sudah diperkenalkan sejak kelas satu sekolah dasar. Banyak orang beranggapan bahwa mata pelajaran IPS itu susah dimengerti
dan membosankan karena sebagian besar materi berupa hafalan. Dalam mata pelajaran ini ada materi pokok yang akan dipelajari siswa kelas V, yaitu
tentang menghargai jasa dan peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Metode yang biasa diterapkan guru dalam mata
pelajaran IPS adalah ceramah, tanya jawab, dan meringkas materi. Disamping itu sebagian besar siswa masih menerapkan cara belajar individual, jarang
bekerja sama, bertukar pengetahuan dengan teman sebaya, dan siswa kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Dengan pembelajaran yang masih
menggunakan paradigma lama tersebut membuat siswa makin kurang kreatif dan merasa bosan.
Hal tersebut menyebabkan siswa kurang berminat belajar sehingga hasilnya kurang memuaskan dan pada materi tentang menghargai jasa dan
peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia pun siswa kelas V mengalami kesulitan. Kenyataan ini terlihat pada perolehan
3 nilai ulangan yang didapat siswa rendah. Prestasi belajar awal siswa dapat
dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 1. Kondisi Awal Prestasi Belajar Siswa
No. Nama
Nilai Awal Tuntas
Tidak Tuntas 1
Anggi 74
V 2
Bugar 30
V 3
Andang 40
V 4
Bima 80
V 5
Bondan 50
V 6
Caca 40
V 7
Caecilia 70
V 8
Doni 65
V 9
Dian 73
V 10
Dias 65
V 11
Dinda 73
V 12
Elisa 67
V 13
Rani 70
V 14
Ardi 80
V 15
Heru 70
V 16
Herlambang 36
V 17
Muda 50
V 18
Andri 77
V 19
Ika 60
V 20
Ida 40
V 21
Glori 20
V 22
Nevada 40
V 23
Olivia 60
V 24
Okan 80
V 25
Ratih 70
V 26
Ratri 80
V 27
Santi 44
V 28
Sonia 64
V 29
Sofyan 60
V 30
Yeyen 70
V 31
Tetra 73
V 32
Titus 40
V 33
Tania 50
V 34
Vincent 74
V 35
Wina 65
V 36
Windan 50
V 37
Yohan 70
V
Jumlah 2.220
16 21
Rata-rata 60
- -
Persentase -
43,24 56,76
4 Dari data tabel di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa prestasi belajar
siswa pada kondisis awal yaitu sebelum mendapat pembelajaran berbasis masalah perolehan nilainya rendah yaitu di bawah KKM Kriteria
Ketuntasan Minimal. KKM yang ditentukan pada pelajaran IPS yaitu 70. Sekitar 56,76 dari jumlah siswa kelas V mendapat nilai di bawah KKM..
Melihat kenyataan tersebut maka perlu dilakukan upaya-upaya perbaikan pembelajaran. Upaya-upaya tersebut dapat dilakukan guru melalui upaya
Penelitian Tindakan kelas yang dalam pelaksanaannya terintegrasi dengan proses
pembelajaran, dengan
tujuan untuk
memperbaiki kualitas
pembelajaran di kelas melalui implementasi pendekatan model Pembelajaran Berbasis Masalah. Sehingga para siswa dapat belajar dengan saling
membantu, bekerja sama dalam memecahkan masalah sosial, persoalan- persoalan dalam kehidupan nyata yang ada di sekitar siswa dan secara khusus
dapat menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan materi tentang menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia. Dalam rangka itulah Penelitian Tindakan Kelas ini difokuskan pada
peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS melalui model pembelajaran berbasis masalah.
B. Pembatasan Masalah