47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Kondisi Awal
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SD Kanisius Notoyudan I Yogyakarta. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas, motivasi,
dan prestasi belajar siswa belum stabil. Kadang siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk mengikuti pembelajaran tertentu, sehingga prestasinya
pun ikut baik. Akan tetapi, siswa sering pula tidak memiliki kurang motivasi yang baik untuk mengikuti pembelajaran, sehingga prestasi
belajarnya juga kurang memuaskan. Hal tersebut diakui oleh guru kelas karena siswa terkadang merasa bosan dan tidak tertarik dengan metode
ceramah yang digunakan oleh guru. Guru biasanya mengajar dengan metode ceramah, tanya jawab, dan
meringkas materi. Selain itu, guru hanya menggunakan media seadanya yang disediakan oleh sekolah. Hal tersebut dikarenakan guru belum
begitu paham dengan pembelajaran inovatif. Penggunaan media yang sederhana membuat siswa bosan. Media gambar yang biasa digunakan
pun hanya media gambar yang ada di buku. Belum pernah secara khusus guru menyiapkan gambar-gambar untuk menunjang pembelajaran yang
sebenarnya akan lebih baik jika menggunakan media video.
48 Suasana yang monoton di kelas seakan membuat siswa kurang
berkembang. Setiap hari siswa hanya mendengarkan apa yang dikatakan guru lalu mengerjakan tugas secara individu. Siswa jarang bekerja sama
dalam kelompok dan bertukar pengetahuan dengan teman sebaya. Apabila kerja kelompok pun diserahkan kepada siswa yang pandai.
Siswa jarang memperoleh kesempatan menampilkan kemampuannya di depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Akibatnya, siswa
seakan kurang memiliki rasa percaya diri yang baik. Biasanya siswa sering melempar tugas bila diminta membacakan laporan hasil diskusi
kelompok kepada teman lain. a.
Motivasi Awal Motivasi belajar siswa sebenarnya sudah cukup baik, akan tetapi perlu
ditambah lagi upaya-upaya yang harus dilakukan oleh guru agar motivasi yang ada di dalam diri siswa dapat berkembang dengan lebih
baik lagi. Motivasi siswa dapat dilihat seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 8. Keadaan Awal Motivasi Belajar Siswa
No. Nama Siswa
Skor Motivasi
Persentase Kriteria
1
Josua
67 73
Tinggi 2
Aji 50
54 Rendah
3 Andi
43 47
Rendah 4
Sekar 77
83 Sangat Tinggi
5 Agatha
40 43
Sangat Rendah 6
Anggit 43
47 Rendah
7 Aldi
67 73
Tinggi 8
Arum 60
65 Cukup
49 9
Dian 70
76 Tinggi
10 Chelcea
63 68
Tinggi 11
Dinda 70
76 Tinggi
12 Vina
65 71
Tinggi 13
Evan 78
85 Sangat Tinggi
14 Ratih
67 73
Tinggi 15
Dina 67
73 Tinggi
16 Willy
40 43
Sangat Rendah 17
Geri 55
60 Cukup
18 Abraham
78 85
Sangat Tinggi 19
Hari 50
54 Rendah
20 Idro
40 43
Sangat Rendah 21
Josha 40
43 Sangat Rendah
22 Luny
40 43
Sangat Rendah 23
Melinda 60
65 Cukup
24 Niken
78 85
Sangat Tinggi 25
Ricy 67
73 Tinggi
26 Ruth
80 87
Sangat Tinggi 27
Rori 40
43 Sangat Rendah
28 Tiwi
60 65
Cukup 29
Wawan 40
43 Sangat Rendah
30 Nadia
67 73
Tinggi 31
Okan 70
76 Tinggi
32 Veri
60 65
Cukup 33
Vina 50
54 Rendah
34 Yona
72 78
Tinggi 35
Grace 60
65 Cukup
36 Mita
50 54
Rendah
Jumlah 2.124
2.304 -
Rata-rata 59
- Cukup
Persentase -
64 Cukup
50 Jumlah keseluruhan siswa ada 36. Skor motivasi awal yang
diperoleh kurang baik. Skor tertinggi adalah 80 dan skor terendah adalah 40. Keadaan ini adalah keadaan awal ketika guru belum
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Berdasarkan tabel 1., maka kriteria motivasi siswa dengan
menggunakan PAP II dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 9. Keadaan Awal Motivasi Belajar Siswa
No Skor Motivasi
Belajar Siswa Frekuensi
Persentase Kriteria
Keterangan 1
81 - 100
5 13,9
Sangat tinggi Rata-rata skor
motivasi belajar siswa = 59
dan persentase = 64
2
66 - 80
12 33,3
Tinggi 3
56 - 65
6 16,7
Cukup 4
46 - 55
6 16,7
Rendah 5
Di bawah 46
7 19,4
Sangat rendah Jumlah
36 100
Dari tabel motivasi awal di atas dapat dilihat bahwa motivasi siswa belum merata. Siswa yang memiliki motivasi sangat tinggi
13,9 atau berjumlah 5 siswa, sedangkan siswa yang memiliki motivasi tinggi ada 33,3 atau berjumlah 12 siswa. Keadaan tersebut
sebenarnya sudah cukup baik tetapi masih ada siswa yang memiliki motivasi dalam kriteria cukup yaitu ada 16,7 atau 6 siswa dan
kriteria rendah 16,7 atau 6 siswa serta ada 19,4 atau 7 siswa dengan kriteria sangat rendah. Supaya dapat dilihat dengan jelas, dari
tabel 2 dapat dibuat diagram motivasi belajar sebagai berikut :
51
Diagram 1. Motivasi Belajar Siswa Pada Keadaan Awal
Data di atas menunjukkan bahwa harus dilakukan upaya agar motivasi belajar siswa dapat meningkat menjadi lebih baik. Hal itu
akan tercapai apabila guru mengupayakan untuk membuat siswa merasa senang dan tertarik dengan materi yang diajarkan.
b. Prestasi Awal
Penelitian ini mengambil data awal prestasi belajar siswa dari hasil ulangan kelas V pada tahun sebelumnya yang sekarang sudah kelas
VI. Adapun data awal prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut :
motivasi belajar sangat tinggi;
13,90 motivasi belajar
tinggi; 33.30 motivasi belajar
cukup; 16.70 motivasi belajar
rendah; 16.70 motivasi belajar
sangat rendah; 19.40
52
Tabel 10. Keadaan Awal Prestasi Belajar Siswa
No. Nama
Nilai Awal Tuntas
Tidak Tuntas 1
Anggi 74
V 2
Bugar 30
V 3
Andang 40
V 4
Bima 80
V 5
Bondan 50
V 6
Caca 40
V 7
Caecilia 70
V 8
Doni 65
V 9
Dian 73
V 10
Dias 65
V 11
Dinda 73
V 12
Elisa 67
V 13
Rani 70
V 14
Ardi 80
V 15
Heru 70
V 16
Herlambang 36
V 17
Muda 50
V 18
Andri 77
V 19
Ika 60
V 20
Ida 40
V 21
Glori 20
V 22
Nevada 40
V 23
Olivia 60
V 24
Okan 80
V 25
Ratih 70
V 26
Ratri 80
V 27
Santi 44
V 28
Sonia 64
V 29
Sofyan 60
V 30
Yeyen 70
V 31
Tetra 73
V 32
Titus 40
V 33
Tania 50
V 34
Vincent 74
V 35
Wina 65
V 36
Windan 50
V 37
Yohan 70
V
Jumlah 2.220
16 21
Rata-rata 60
- -
Persentase -
43,24 56,76
Jumlah siswa secara keseluruhan adalah 37 siswa. Nilai tertinggi pada prestasi awal adalah 80. Akan tetapi nilai terendah siswa pada
prestasi awal ini sangat jauh dari KKM yaitu 20. Rata-rata nilai prestasi belajar siswa adalah 60.
53 Berdasarkan tabel kondisi awal prestasi belajar siswa tersebut,
secara ringkas dapat dikelompokkan dalam tabel berikut :
Tabel 11. Keadaan Awal Prestasi Belajar Siswa No
Nilai Prestasi Belajar Siswa
Frekuensi Persentase
Kriteria Ket
1 81
– 100 -
- Sangat tinggi
Rata-rata prestasi
belajar siswa=60
dan persentase
= 43,24 2
66 – 80
17 45,95
Tinggi 3
56 – 65
7 18,92
Cukup 4
46 – 55
4 10,81
Rendah 5
Di bawah 46 9
24,32 Sangat rendah
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui tentang keadaan awal prestasi belajar siswa. Dalam tabel tersebut tidak ada siswa yang
memperoleh nilai prestasi belajarnya sangat tinggi. Siswa yang prestasi belajarnya tinggi ada 17 siswa atau 45,95. Siswa yang
prestasi belajarnya cukup ada 7 siswa atau 18,92. Sedangkan yang prestasi belajarnya rendah sebanyak 4 siswa atau 10,81 dan siswa
yang prestasi belajarnya sangat rendah ada 9 siswa atau 24,32. Keadaan tersebut dapat dikatakan belum cukup menyenangkan
tetapi cukup memprihatinkan karena masih ada 21 siswa yang nilainya di bawah KKM atau 56,76 yang belum tuntas dan baru ada 16
siswa atau 43,24 siswa yang sudah tuntas. Supaya lebih jelas, dari data tersebut dapat dibuat diagram keadaan awal prestasi belajar siswa
sebagai berikut:
54
Diagram 2. Keadaan Awal Prestasi Belajar Siswa
Keadaan awal prestasi belajar siswa ini sangat memprihatinkan, oleh karena itu guru harus segera mengambil sikap untuk
memperbaiki prestasi belajar siswa yang berada di kelas bawahnya. Peningkatan prestasi belajar siswa ini harus dilakukan bersamaan
dengan peningkatan motivasi belajar siswa. Subyek penelitian adalah siswa kelas V SD Kanisius Notoyudan I.
Jumlah siswa awalnya adalah 36 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus dengan materi dan tindakan yang berbeda namun
masih dalam satu kompetensi dasar yang sama, serta standar kompetensi yang sama pula. Masing-masing siklus terdiri dari dua kali
pertemuan. Penelitian dilakukan melalui proses yang dimulai dengan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
tinggi 45,95
cukup 18,92
rendah 10,81
sangat rendah 24,32
55 2.
Kegiatan Siklus I a.
Persiapan Siklus I Penelitian meminta izin kepada Kepala Sekolah SD Kanisius
Notoyudan I untuk melakukan kegiatan penelitian, melakukan observasi di kelas V untuk mengetahui sejauh mana jasa dan peranan
tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, menyusun rencana
untuk siklus I serta membuat silabus, RPP, LKS, kisi-kisi soal, media, dan instrumen penelitian untuk siklus I.
b. Rencana Tindakan Siklus I
Peneliti merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam kegiatan pembelajaran yaitu untuk materi menyelesaikan
masalah sehari-hari yang berkaitan dengan jasa dan peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dengan
menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah PBM dan mengembangkannya dalam RPP, LKS, kisi-kisi soal, dan instrumen
penelitian yang akan digunakan. Siklus pertama ini terdiri dari dua kali pertemuan. Pada siklus
pertama ini materi pada soal dengan gambar tentang jasa dan peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dengan
menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah PBM. Setiap siswa bekerja berdasarkan LKS yang dibagikan oleh guru. Di dalam
kelompok siswa dapat bekerja dan bertanya kepada anggota kelompok
56 serta saling bertukar pengetahuan. Namun demikian untuk evaluasi
siswa tetap mengerjakan soal secara individu, agar guru lebih mudah melihat peningkatan prestasi siswa dalam menyelesaikan soal tentang
jasa dan peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Pelaksanaan penelitian direncanakan dengan merancang
pembelajaran dan instrumen pengumpulan data dengan target nilai rata-rata minimal 68 dan 70 siswa mencapai target KKM.
Indikator yang dicapai dalam siklus ini adalah sebagai berikut: 1.
Siswa dapat mengidentifikasi beberapa tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
2. Siswa dapat menjelaskan jasa dan peranan tokoh pejuang dalam
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. 3.
Siswa dapat menunjukkan sikap menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
c. Pelaksanaan Siklus I
Siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan yaitu pada hari Selasa, 12 April 2011 pukul 07.00
– 08.20 WIB dan hari Rabu, 13 April 2011 pukul 07.00-08.20 WIB. Pada siklus I ini peneliti menggunakan
model pembelajaran berbasis masalah. Siswa dibagi kedalam enam kelompok. Setiap kelompok terdiri dari enam siswa. Materi yang
digunakan pada siklus ini yaitu mengidentifikasi beberapa tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia Siklus ini
diikuti oleh 36 siswa.
57 Pembelajaran dalam penelitian ini menggunakan berbagai
sumber buku dengan bantuan media gambar dan LKS untuk memudahkan siswa dalam pembelajaran. Dalam proses pembelajaran
siswa dibagi dalam enam kelompok, setiap kelompok terdiri dari enam siswa. Anggotanya dibuat heterogen berdasarkan kemampuan siswa.
Agar kemampuan anak yang kurang dapat mengikuti kemampuan anak yang lebih. Pembelajaran awal dimulai dengan berdoa bersama,
kemudian salam, presensi kehadiran siswa dan menyanyikan salah satu lagu wajib nasional yaitu Garuda Pancasila. Apersepsi digunakan
untuk mengetahui pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan disampaikan oleh guru, agar anak lebih mudah memahami
pengetahuan yang lebih kompleks. Kemudian dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran dan cakupan materi pembelajaran.
Pada kegiatan pembelajaran inti siswa dibagi kedalam kelompok setiap kelompok anggotanya enam anak. Setelah kelompok terbentuk
guru memberikan penjelasan tentang petunjuk kerja dalam kelompok dengan materi mengidentifikasi peranan tokoh pejuang dalam
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Kemudian guru membagikan gambar kepada setiap kelompok
dengan gambar yang berbeda serta membagikan LKS. Di dalam kelompok setiap siswa mengamati gambar kemudian setiap siswa
menyampaikan pendapatnya tentang gambar tokoh pejuang yang diamati. Salah satu siswa menuliskan pendapat temannya yang
58 kemudian dirangkum sebagai jawaban yang tepat dan disepakati oleh
setiap anggota kelompok. Di dalam kelompok siswa dapat bertanya dan berpendapat. Dari kegiatan itu siswa dapat mengetahui kesalahan
dan kebenarannya dalam mengidentifikasi peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Setelah diskusi kelompok selesai dilanjutkan diskusi kelas yaitu dengan salah satu wakil kelompok mempresentasikan hasil kerja
kelompok dan kelompok lain wajib memberi tanggapan. Setelah pembahasan berakhir masuklah pada kegiatan akhir
yaitu menyimpulkan hasil dari kerja kelompok dan materi yang diberikan
guru, serta memberikan catatan kepada siswa. Sebelum pembelajaran ditutup guru dan siswa merefleksikan tentang pembelajaran yang telah
dilaksanakan, meliputi kesulitan yang masih dialami oleh siswa, sejauhmana siswa memahami materi yang telah disampaikan guru,
dan pengalaman berkesan yang dirasakan siswa. Kemudian dilanjutkan dengan memberi penguatan, pesan, dan kesan.
d. Observasi Siklus I
Siswa terlihat sangat senang dalam pembelajaran karena mereka dapat bertukar pikiran dengan teman yang lain. Sehingga
pembelajaran lebih bermakna dan berkesan bagi siswa. Kerjasama dalam kelompok sangat baik ini terlihat ketika siswa melakukan
diskusi kelompok maupun diskusi kelas di mana setiap siswa dalam kelompok berusaha menyampaikan pendapatnya sesuai pemahaman
59 mereka, meskipun kadang mereka sempat adu pendapat tetapi mereka
dapat memilih dan menetapkan jawaban yang dianggap paling mendekati kebenaran. Namun masih ada beberapa siswa yang kurang
terlibat dalam kelompok. Selain itu masih ada siswa yang belum mengerti cara menyampaikan pendapatnya. Hal ini terjadi karena
siswa tersebut kurang memahami materi yang sedang dipelajari. Disamping faktor kemampuan siswa yang memang kurang
mendukung. Pada siklus I siswa sangat antusias dengan kegiatan belajar yang
saling bertukar pikiran dengan teman sebaya. Kegiatan bekerja sama dengan saling bertukar pikiran melalui diskusi dalam belajar dengan
model pembelajaran berbasis masalah membuat siswa merasa senang, karena sebelumnya belum pernah dilakukan untuk kegiatan
pembelajaran seperti itu. Kenyataan membuktikan bahwa sebagian besar siswa telah aktif, bersemangat, dan mempunyai perasaan senang
dalam belajar sehingga dapat dilihat pula ada peningkatan motivasi belajar pada siswa.
Ada beberapa kelompok yang belum jelas bagaimana cara bekerja sama dalam kelompok, mereka masih bingung apa yang harus
mereka lakukan sehingga peneliti selalu mendampingi kelompok tersebut agar dapat berjalan sesuai harapan.
Pada tahap observasi ini peneliti melakukan pengamatan terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung. Melalui tahap ini
60 guru melaksanakan pembelajaran sesuai RPP yang telah dibuat
dengan menggunakan model pembelajaran Berbasis Masalah. Peneliti menggunakan lembar observasi untuk mencatat keaktifan siswa saat
pembelajaran berlangsung. Dari hasil observasi dapat dilihat partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. Partisipasi siswa
dalam kegiatan pembelajaran dapat dilihat seperti tabel di bawah ini :
Tabel 12. Keterlibatan Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I No
Jenis Keterlibatan Jumlah Siswa
yang Terlibat
1. Mencari dan menemukan masalah
6 2.a
Mencari informasi dari sumber belajar untuk pemecahan masalah
32 2.b Menulismencatat hasil penemuannya
23 3.a
Kerjasama dengan teman 31
3.b Mengajukan pertanyaan pada guruteman 20
3.c Menjawab pertanyaan guruteman
14 3.d Mengungkapkan pendapat
25 4.a
Menulis laporan hasil diskusi 30
4.b Melaporkan hasil diskusi secara lisan 7
4.c Membuat rangkuman hasil diskusi
27
Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa untuk kerja sama dengan teman ada 33 siswa terlibat, mencari informasi dari
sumber belajar untuk pemecahan masalah ada 32 siswa, menulis laporan hasil diskusi ada 30 siswa. Mengajukan pertanyaan pada
guruteman ada 20 siswa, mengungkapkan pendapat, dan membuat rangkuman hasil diskusi sama yaitu ada 25 siswa. Menulismencatat
61 hasil penemuannya ada 23 siswa. Menjawab pertanyaan guruteman
14 siswa. Sedangkan untuk melaporkan hasil diskusi secara lisan ada 7 siswa. Hanya 7 siswa karena dalam penyampaian hasil kerja
kelompok bersifat perwakilan. Agar lebih jelas dapat digambarkan dalam diagram berikut :
Diagram 3. Keterlibatan Siswa Selama Siklus I
Dalam diagram di atas, dapat terlihat dengan jelas keterlibatan siswa selama pembelajaran siklus I berlangsung. Keterlibatan siswa
yang paling banyak dilakukan adalah kerjasama dengan teman. Selain itu mencari informasi dari sumber belajar untuk pemecahan masalah,
menulis laporan hasil diskusi, mengajukan pertanyaan pada guruteman, membuat rangkuman hasil diskusi, mengungkapkan
pendapat, dan menulismencatat hasil penemuannya, serta menjawab
3 15
11
14
9 6
12 14
3 13
Keterlibatan siswa selama siklus I
1 2.a
2.b 3.a
3.b 3.c
3.d 4.a
4.b 4.c
62 pertanyaan guruteman. Dalam hal mencari dan menemukan masalah
serta melaporkan hasil diskusi secara lisan hanya beberapa siswa saja yang terlibat.
e. Hasil Pengukuran
Pengukuran pada siklus I dengan alat ukur tes yaitu tes tertulis. Nilai rata-rata yang ingin dicapai adalah 68 dengan nilai KKM 70 dan
jumlah siswa yang mencapai KKM yang diinginkan adalah 70 . Berikut adalah prestasi belajar siswa pada iklus I:
Tabel 13. Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus I
No. Nama
Nilai Tuntas
Tidak Tuntas
1
Josua
77
V 2
Aji 65
V 3
Andi 60
V 4
Sekar 87
V 5
Agatha 58
V 6
Anggit 60
V 7
Aldi 80
V 8
Arum 76
V 9
Dian 85
V 10
Chelcea 77
V 11
Dinda 78
V 12
Vina 75
V 13
Evan 85
V 14
Ratih 77
V 15
Dina 80
V 16
Willy 60
V 17
Geri 75
V 18
Abraham 84
V 19
Hari 76
V 20
Idro 60
V 21
Josha 58
V 22
Luny 70
V 23
Melinda 77
V 24
Niken 90
V 25
Ricy 85
V
63
26
Ruth 90
V 27
Rori 60
V 28
Tiwi 75
V 29
Wawan 60
V 30
Nadia 78
V 31
Okan 80
V 32
Veri 76
V 33
Vina 60
V 34
Yona 82
V 35
Grace 75
V 36
Mita 73
V
Jumlah 2.664
26 10
Rata-rata 74
- -
Persentase 72
28
Dari data tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan siswa ada 36, nilai tertinggi prestasi belajar pada siklus I
yaitu 90 dan nilai terendah 58. Siswa yang sudah mencapai ketuntasan minimal dalam memahami materi menghargai jasa dan peranan tokoh
pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia ada 26 siswa atau 72. Sedangkan siswa yang belum tuntas dalam memahami
materi ada 10 siswa atau 28. Data dari tabel tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Tabel 14. Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus I No
Nilai Prestasi Belajar Siswa
Frekuensi Persentase
Kriteria Ket
1 81
– 100 8
22 Sangat tinggi
Rata-rata prestasi
belajar siswa=74 dan
persentase 72
2 66
– 80 18
50 Tinggi
3 56
– 65 10
28 Cukup
4 46
– 55 -
- Rendah
5 Di bawah 46
- -
Sangat rendah
64 Dari hasil pengelompokkan di atas dapat dilihat bahwa prestasi
belajar siswa pada siklus I dengan kriteria sangat tinggi ada 8 siswa atau 22. Jumlah siswa dengan kriteria tinggi ada 18 siswa atau 50,
dan siswa dengan kriteria cukup ada 10 siswa atau 28. Sedangkan siswa dengan kriteria rendah dan sangat rendah tidak ada atau 0.
Berdasarkan tabel tersebut prestasi belajar siswa pada siklus I secara jelas dapat digambarkan dalam diagram berikut :
Diagram 4. Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus I
Prestasi belajar siswa pada siklus I, berdasarkan diagram di atas sangat jelas terlihat bahwa kriteria tinggi ada 50, untuk kriteria
sangat tinggi ada 22, dan kriteria cukup ada 28. Sedangkan untuk kriteria rendah dan sangat rendah tidak ada.
22
50 28
Prestasi Belajar Siswa Siklus I
Sangat tinggi Tinggi
Cukup
65 f.
Hasil Analisis Data Setelah pembelajaran pada siklus I berakhir perlu diadakan
analisis data untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi yang diajarkan oleh guru dengan model pembelajaran berbasis
masalah. Berdasarkan tabel hasil tes siswa dapat dilihat perolehan nilai rata-rata kelas V untuk evaluasi adalah 74. Jumlah siswa yang
mencapai target KKM ada 26 atau 72. Sedangkan siswa yang belum mencapai target ada 10 siswa atau 28.
Nilai rata-rata kelas hasil evaluasi untuk materi menghargai jasa dan peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan
Indonesia setelah menggunakan metode pembelajaran model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah 74. Sehingga dapat diperoleh
analisis data sebagai berikut:
Tabel 15. Analisis Data Siklus I
Data Jumlah
Siswa Jumlah
Skor Nilai
Rata-rata Jumlah siswa
yang memenuhi KKM
Data Awal 37
2.220 60
43,24 Siklus I
36 2.664
74 72
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada peningkatan nilai rata-rata dari 60 menjadi 74 peningkatan sebesar 14 19 dan
persentase jumlah siswa yang memenuhi KKM dari 43,24 menjadi 72. Nilai rata-rata dan persentase jumlah siswa yang memenuhi
KKM ini sudah mencapai target nilai siklus I yaitu 68 dan 70,
66 namun nilai rata-rata belum mencapai nilai KKM untuk mata
pelajaran IPS kelas V. Untuk mencapai target nilai rata-rata sebesar nilai KKM maka peneliti melanjutkan penelitian pada siklus II.
g. Refleksi Siklus I
Masih ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti yaitu mengetahui kemampuan awal siswa tentang materi dan
menjelaskan lebih rinci kepada siswa tentang kegiatan yang harus dilakukan dalam diskusi kelompok, sehingga tidak ada kelompok
yang bingungtidak jelas. Disamping itu peneliti juga masih harus memperbaiki rencana pelaksanaan pembelajaran untuk siklus
berikutnya. 3.
Kegiatan Siklus II a.
Persiapan Siklus II Setelah melakukan refleksi siklus I, peneliti melakukan
persiapan untuk siklus II. Peneliti menyiapkan materi dan perlengkapan untuk melakukan siklus II.
b. Rencana Tindakan Siklus II
Siklus II dilaksanakan untuk mencapai target akhir dari penelitian ini yaitu mencapai 76 untuk nilai rata-rata dan 90 siswa
mencapai ketuntasan untuk materi menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Rencana
tindakan siklus II tidak jauh berbeda dengan siklus I, hanya saja pada siklus ini siswa dibagi ke dalam 12 kelompok. Setiap kelompok terdiri
67 dari tiga siswa. Materi yang disajikan tidak jauh berbeda dengan
materi siklus I, yaitu tentang menghargai jasa dan peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Perbedaannya
yaitu pada siklus II lebih menekankan pada pendapat siswa tentang peranan tokoh pejuang dan bagaimana cara menghargai jasanya
setelah melihat tayangan film perjuangan para tokoh tersebut. Siklus II berlangsung dengan dua kali pertemuan.
Adapun indikator yang ingin dicapai pada siklus II yaitu: 1.
Siswa dapat mengidentifikasi beberapa tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
2. Siswa dapat menjelaskan jasa dan peranan tokoh pejuang dalam
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. 3.
Siswa dapat menunjukkan sikap menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Peneliti mengembangkan rencana tindakan dalam RPP, LKS, kisi-kisi soal, dan instrumen data.
c. Pelaksanaan Siklus II
Siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan yaitu pada hari Selasa, 19 April 2011 pukul 07.00 - 08.20 WIB dan hari Rabu, 20
April pukul 07.00 – 08.20 WIB. Pada siklus II ini yang menjadi obyek
penelitian berjumlah 36 siswa. Kegiatan awal pada siklus ini tidak jauh berbeda dengan siklus I,
siswa belajar di kelas dimulai dengan berdoa bersama, mengucapkan
68 salam, mengabsen siswa, menyanyikan salah satu lagu wajib nasional
yaitu Hari Merdeka dilanjutkan apersepsi dengan tanya jawab yang berkaitan dengan menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan
dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan cakupan materi.
Pada kegiatan inti guru menjelaskan materi yang akan dipelajari yaitu tentang menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Siswa melihat tayangan film perjuangan para tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia yaitu film
detik-detik proklamasi. Kemudian siswa masuk ke dalam kelompok seperti siklus I, hanya saja pada siklus ini siswa dibagi ke dalam 12
kelompok. Setiap kelompok terdiri dari tiga siswa. Guru membagikan LKS kemudian menjelaskan petunjuk pengerjaannya. Selama siswa
bekerja dalam kelompok guru mendampingi dan guru pengamat membantu mengamati aktivitas siswa. Setelah siswa selesai berkerja
dalam kelompok salah satu wakil kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok dalam diskusi kelas. Pada saat salah satu kelompok
presentasi kelompok yang lain memberi tanggapan. Pada akhir kegiatan peneliti bersama-sama dengan siswa
membuat kesimpulan dari pembelajaran. Kemudian dilanjutkan dengan memberikan catatan materi yang telah disampaikan guru.
Sebelum pembelajaran selesai siswa melakukan refleksi bersama dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
69 d.
Observasi Siswa merasa sangat senang dengan pembelajaran yang
dirancang oleh peneliti yaitu dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah. Siswa bekerja sama dengan baik
dalam kelompok. Dalam proses mengerjakan tugas dari guru ada beberapa siswa yang bermain sendiri dan cenderung mengajak
ngobrol temannya sehingga pekerjaan kelompoknya terhambat. Dengan cara bertukar pikiran dan bekerja sama maka siswa
dapat lebih memahami materi. Selain itu dengan cara melihat film terlebih dahulu membuat siswa menjadi lebih mudah dalam
menyampaikan pendapatnya karena mereka seolah-olah melihat secara nyata bagaimana para pejuang memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia, sehingga siswa dapat lebih menghargai jasa dan peranan para tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Tabel 16. Keterlibatan Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II
No Jenis Keterlibatan
Jumlah Siswa Terlibat
1. Mencari dan menemukan masalah
14 2.a Mencari informasi dari sumber belajar
untuk pemecahan masalah 36
2.b Menulismencatat hasil penemuannya 28
3.a Kerjasama dengan teman 36
3.b Mengajukan pertanyaan pada guruteman 32
3.c Menjawab pertanyaan guruteman 18
3.d Mengungkapkan pendapat 32
4.a Menulis laporan hasil diskusi 36
4.b Melaporkan hasil diskusi secara lisan 8
4.c Membuat rangkuman hasil diskusi 28
70 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa Jumlah siswa
yang terlibat dalam pembelajaran siklus II untuk jenis keterlibatan mencari dan menemukan masalah ada 14 siswa, mencari informasi
dari sumber belajar untuk pemecahan masalah ada 36 siswa, Menulismencatat hasil penemuannya ada 28 siswa. Untuk menjawab
pertanyaan guruteman ada 18 siswa, mengungkapkan pendapat ada 32 siswa, menulis laporan hasil diskusi ada 36 siswa dan untuk
melaporkan hasil diskusi secara lisan hanya ada 8 siswa, serta untuk membuat rangkuman hasil diskusi ada 28 siswa. Secara lebih jelas
dapat digambarkan melalui diagram berikut ini: Diagram 5. Keterlibatan Siswa Dalam Siklus II
5 13
11
13
12 7
12 13
3 11
Ketelibatan siswa selama siklus II
1 2.a
2.b 3.a
3.b 3.c
3.d 4.a
4.b 4.c
71 Berdasarkan diagram di atas, dapat terlihat dengan jelas bahwa
keterlibatan siswa selama pembelajaran siklus II berlangsung baik. Keterlibatan siswa yang paling banyak dilakukan adalah mencari
informasi dari sumber belajar untuk pemecahan masalah, kerjasama dengan teman, dan menulis laporan hasil diskusi. Selain itu
mengungkapkan pendapat, dan mengajukan pertanyaan pada guruteman sama banyakny. Untuk membuat rangkuman hasil
diskusi, dan menulismencatat hasil penemuannya juga sama banyak yaitu 28 siswa serta menjawab pertanyaan guruteman. Dalam hal
mencari dan menemukan masalah serta melaporkan hasil diskusi secara lisan hanya beberapa siswa saja yang terlibat.
e. Hasil Pengukuran Siklus II
Pengukuran dari siklus II dilakukan dengan alat ukur tes yaitu tes tertulis. Nilai rata-rata yang ingin dicapai pada siklus II ini adalah
76 dan jumlah siswa yang mencapai KKM yang diinginkan adalah 90. Berikut adalah hasil dari tes pada siklus II:
72
Tabel 17. Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus II
Dari data tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang sudah mencapai ketuntasan minimal dalam memahami materi menghargai
No. Nama
Nilai Tuntas
Tidak Tuntas 1
Josua 82
V 2
Aji 75
V 3
Andi 68
V 4
Sekar 94
V 5
Agatha 68
V 6
Anggit 70
V 7
Aldi 90
V 8
Arum 88
V 9
Dian 95
V 10
Chelcea 86
V 11
Dinda 82
V 12
Vina 83
V 13
Evan 94
V 14
Ratih 83
V 15
Dina 83
V 16
Willy 70
V 17
Geri 82
V 18
Abraham 90
V 19
Hari 78
V 20
Idro 69
V 21
Josha 70
V 22
Luny 72
V 23
Melinda 80
V 24
Niken 96
V 25
Ricy 89
V 26
Ruth 96
V 27
Rori 65
V 28
Tiwi 80
V 29
Wawan 67
V 30
Nadia 87
V 31
Okan 85
V 32
Veri 85
V 33
Vina 70
V 34
Yona 95
V 35
Grace 82
V 36
Mita 75
V
Jumlah 2.924
34 2
Rata-rata 81,2
- -
Persentase -
94,4 5,6
73 jasa dan peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan
Indonesia ada 34 siswa atau 94,4. Sedangkan siswa yang belum tuntas dalam memahami materi ada 2 siswa atau 5,6. Rata-rata nilai
yang telah dicapai adalah 81,2. Data dari tabel tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Tabel 18. Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus II No
Nilai Prestasi
Belajar Siswa
Frekuensi Persentase
Kriteria Ket
1 81
– 100 21
58 Sangat tinggi
Rata-rata prestasi
belajar siswa=81,
2 dan persentase
94,4 2
66 – 80
14 39
Tinggi 3
56 – 65
1 3
Cukup 4
46 – 55
- -
Rendah 5
Di bawah 46 -
- Sangat rendah
Dari hasil pengelompokkan di atas dapat dilihat bahwa prestasi belajar siswa pada siklus II dengan kriteria sangat tinggi ada 21 siswa
atau 58. Jumlah siswa dengan kriteria tinggi ada 14 siswa atau 39, dan siswa dengan kriteria cukup ada 1 siswa atau 3. Sedangkan
siswa dengan kriteria rendah dan sangat rendah tidak ada atau 0. Berdasarkan tabel tersebut prestasi belajar siswa pada siklus II secara
jelas dapat digambarkan dalam diagram berikut :
74 Diagram 6. Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus II
Prestasi belajar siswa pada siklus I, berdasarkan diagram di atas sangat jelas terlihat bahwa kriteria sangat tinggi berada pada posisi
paling banyak yaitu ada 58, untuk kriteria tinggi juga cukup banyak yaitu ada 39, dan kriteria cukup masih ada 3. Sedangkan untuk
kriteria rendah dan sangat rendah tidak ada. f.
Hasil Analisis Data siklus II Analisis data dilakukan setelah pembelajaran pada siklus II
berakhir. Berdasarkan tabel hasil tes siswa dapat diperoleh rata-rata nilai kelas untuk evaluasi adalah 81,2 serta presentase jumlah siswa
yang mencapai KKM adalah 94,4 . Nilai rata-rata pada siklus II adalah 81,2. Sehingga dapat diperoleh analisis data sebagai beikut:
58 39
3
Prestasi Belajar Siswa Siklus II
Sangat tinggi Tinggi
Cukup
75 Tabel 19. Analisis Data Siklus II
Data Jumlah
Siswa Jumlah
Skor Nilai
Rata-rata Jumlah siswa yang
memenuhi KKM
Awal 37
2.220 60
43,24,7 Siklus I
36 2.664
74 72
Siklus II 36
2.924 81,2
94,4
Dari tabel di atas dapat dilihat ada peningkatan nilai dari 74 menjadi 81,2 peningkatan sebesar 7,2 8,9 . Nilai rata-rata ini
sudah mencapai nilai KKM untuk mata pelajaran IPS kelas V. g.
Refleksi Siklus II Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah ternyata membuat siswa tertarik dan dapat lebih mudah memahami materi yang disampaikan guru. Pembagian
kelompok yang anggotanya lebih sedikit pada siklus II ternyata membuat siswa lebih aktif. Peneliti perlu mengantisipasi kegiatan
untuk mengurangi siswa bermain sendiri dan mengobrol di kelas, sehingga dapat mengerjakan tugas dengan tepat waktu.
h. Kondisi Akhir Motivasi Belajar Siswa
Untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada kondisi akhir, guru melakukan pendataan dengan meminta siswa mengisi kuesioner.
Pendataan dilakukan setelah kegiatan siklus II selesai. Secara rinci data motivasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
76 Tabel 20. Motivasi Belajar Siswa Setelah Siklus II
No. Nama Siswa
Skor Motivasi Persentase
Kriteria 1
Josua 70
76 Tinggi
2 Aji
65 71
Tinggi 3
Andi 60
65 Cukup
4 Sekar
80 87
Sangat Tinggi 5
Agatha 58
63 Cukup
6 Anggit
60 65
Cukup 7
Aldi 81
88 Sangat Tinggi
8 Arum
73 79
Tinggi 9
Dian 84
91 Sangat Tinggi
10 Chelcea
74 80
Tinggi 11
Dinda 78
85 Sangat Tinggi
12 Vina
76 82
Sangat Tinggi 13
Evan 84
91 Sangat Tinggi
14 Ratih
79 86
Sangat Tinggi 15
Dina 78
85 Sangat Tinggi
16 Willy
60 65
Cukup 17
Geri 74
80 Tinggi
18 Abraham
83 90
Sangat Tinggi 19
Hari 74
80 Tinggi
20 Idro
58 63
Cukup 21
Josha 50
54 Rendah
22 Luny
60 65
Cukup 23
Melinda 74
80 Tinggi
24 Niken
85 92
Sangat Tinggi 25
Ricy 80
87 Sangat Tinggi
26 Ruth
84 91
Sangat Tinggi 27
Rori 51
55 Rendah
28 Tiwi
74 80
Tinggi 29
Wawan 51
55 Rendah
30 Nadia
80 87
Sangat Tinggi 31
Okan 78
85 Sangat Tinggi
32 Veri
74 80
Tinggi 33
Vina 60
65 Cukup
34 Yona
84 91
Sangat Tinggi 35
Grace 74
80 Tinggi
36 Mita
65 71
Tinggi
Jumlah 2.573
2.790 Rata-rata
71,5 -
Tinggi Persentase
- 77,7
Tinggi
Jumlah keseluruhan siswa ada 36. Skor motivasi belajar siswa setelah siklus II yang diperoleh cukup baik. Skor tertinggi adalah 85
dan skor terendah adalah 50. Keadaan ini adalah keadaan pada siklus
77 II setelah guru menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.
Berdasarkan tabel 13 maka kriteria motivasi siswa dengan menggunakan PAP II dapat dilihat seperti pada tabel berikut :
Tabel 21. Motivasi Belajar Siswa Setelah Siklus II No Skor Motivasi
Belajar Siswa Frekuensi
Persentase Kriteria
Keterangan 1
81 - 100 16
44,5
Sangat tinggi
Rata-rata skor motivasi
belajar siswa = 71,5 dan
persentase = 77,7
2 66 - 80
10 27,8
Tinggi
3 56 - 65
7 19,4
Cukup
4 46 - 55
3 8,3
Rendah
5 Dibawah 46
-
Sangat rendah
Jumlah 36
100 Dari tabel motivasi akhir di atas dapat dilihat bahwa motivasi siswa
belum merata. Siswa yang memiliki motivasi sangat tinggi 44,5 atau berjumlah 16 siswa, sedangkan siswa yang memiliki motivasi tinggi ada
27,8 atau berjumlah 10 siswa. Keadaan tersebut sebenarnya sudah baik tetapi masih ada siswa yang memiliki motivasi dalam kriteria cukup yaitu
ada 19,4 atau 7 siswa, kriteria rendah 8,3 atau 3 siswa dan siswa dengan kriteria sangat rendah tidak ada. Supaya dapat dilihat dengan jelas,
dari tabel 2 dapat dibuat diagram motivasi belajar sebagai berikut :
78
Diagram 7. Motivasi Belajar Siswa Pada Akhir Siklus II
Data di atas menunjukkan bahwa motivasi siswa dapat meningkat menjadi lebih baik. Hal itu dapat tercapai setelah guru menggunakan
model Pembelajaran Berbasis Masalah. Guru telah mengupayakan agar siswa merasa senang dan tertarik dengan materi yang diajarkan.
B. Komparasi