61 Pada  Tabel  4.10  hasil  uji  reliabilitas  tersebut  menunjukkan  bahwa
semua  variabel  mempunyai  koefisien  Alpha  yang  cukup  besar  yaitu  diatas 0,60  sehingga  dapat  dikatakan  semua  konsep  pengukur  masing-masing
variabel  dari  kuesioner  adalah  reliabel  sehingga  untuk  selanjutnya  item-item pada  masing-masing  konsep  variabel  tersebut  layak  digunakan  sebagai  alat
ukur.
3. Uji Asumsi Klasik
a.  Uji Mulikoliniearitas Suatu  variabel  menunjukkan  gejala  multikolinieritas  dapat  dilihat  dari
nilai  VIF  Variance  Inflation  Factor  yang  tinggi  pada  variabel- variabel  bebas  suatu  model  regresi.  Mendeteksi  ada  tidaknya
multikolinieritas  yaitu dengan melihat nilai  VIF  dan  tolerance.  Model regresi  dikatakan  bebas  dari  multikolinieritas  apabila  nilai  VIF    10,
dan nilai tolerance  0,1 10 Imam Ghozali, 2000. Hasil pengujian VIF dari model regresi dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients Collinearity
Statistics B
Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1  Constant
2.094 1.273
Kualitas Pelayanan .068
.024 .282
.788  1.269 Sk.Cadang
.294 .097
.300 .788  1.269
a.
Dependent Variable: L.Pelanggan
Sumber: Pengolahan data statistik
62
Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai VIF semua variabel bebas dalam penelitian ini lebih kecil dari 10 sedangkan nilai toleransi
semua variabel bebas lebih dari 10  yang berarti tidak terjadi korelasi antar  variabel  bebas  yang  nilainya  lebih  dari  90  ,  dengan  demikian
dapat  disimpulkan  bahwa  tidak  terdapat  gejala  multikolinieritas  antar variabel bebas dalam model regresi.
b.  Uji Heteroskedastisitas Uji  heteroskedastisitas  bertujuan  untuk  menguji  apakah  dalam  model
regresi  terjadi  ketidaksamaan  varian  dari  satu  pengamatan  ke pengamatan  yang  lain  Ghozali,2001.  Cara  mendeteksinya  adalah
dengan  meliahat  nilai  signifikan  variabel  independen  apabila  nilai signifikansi
lebih dari
0,05 maka
tidak terjadi
masalah heteroskedastisitas    atau  dengan  melihat  ada  tidaknya  pola  tertentu
pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah  Y  yang  telah  diprediksi,  dan  sumbu  X  adalah  residual  Y
prediksi –  Y  sesungguhnya  yang  telah  di-standardiized
Ghozali,2001.  Untuk  lebih  jelasnya  dapat  dilihat  pada  hasil  uji heteroskeastisitas berikut:
63
Tabel 4.12 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
1.297 .758
1.713 .090
Kualitas Pelayanan -.026
.014 -.204
-1.815 .073
Sk.Cadang .081
.058 .157
1.397 .166
A.  Dependent Variable: ABS_RES
Sumber: Pengolahan data statistik
Gambar 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Pengolahan data statistik
Hasil pengujian
heteroskedastisitas pada
Tabel 4.12
menunjukkan bahwa signifikan kedua variabel lebih dari 0,05 dan pada Gambar  4.6  titik-titik  tidak  membentuk  pola  tertentu  atau  tidak  ada
pola  yang jelas serta titik-titik menyebar di  atas  dan dibawah angka 0 nol pada sumbu Y, hal ini berarti tidak terjadi penyimpangan asumsi