cxvii
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Komparasi ganda merupakan uji lanjut pasca analisis variansi Anava. Dari kesimpulan atau hasil penelitian maka perlu diperlakukan komparasi ganda atau uji
lanjut pasca anava, berikut tabel rataan data hasil penelitian
Tabel 4.9 Rangkuman Rataan Data Hasil Penelitian
Kemampuan Awal Siswa Pendekatan
Pembelaajaran Tinggi B1 Sedang B2 Rendah B3
Rataan Marginal
Kontekstual 60,6667
47,9310 42,2222
47,7500 Langsung
52,9412 41,3636
21,5217 40,5696
Rataan Marginal
55,3061 45,0980
34,1525
1. Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama adalah Prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran kontekstual lebih baik dari pada prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran
langsung. Dari hasil uji analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama, terlihat bahwa
H
0A
ditolak. Ini berarti bahwa hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan barisan dan deret berbeda antara siswa yang belajar menggunakan model
pembelajaran kontekstual dengan model pembelajaran langsung. Dari Tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa rataan hasil belajar siswa yang menggunakan model
pembelajaran kontekstual lebih baik dibanding dengan rataan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran langsung, sehingga prestasi belajar siswa
cxviii dengan model pembelajaran kontekstual lebih baik dari pada prestasi belajar siswa
dengan model pembelajaran langsung.
2. Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua adalah Prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi lebih baik dari pada prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan
awal sedang atau rendah dan prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang lebih baik dari pada prestasi belajar siswa yang mempunyai
kemampuan awal rendah. Dari hasil analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama, terlihat bahwa H
0B
ditolak. ini berarti terdapat perbedaan hasil belajar matematika pokok bahasan barisan dan deret pada siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi, sedang
maupun rendah. Selanjutnya dilakukan analisis komparasi ganda dengan metode Schefee dan diperoleh hasil yang ditunjukkan pada Tabel 4.6
a. F
.1
-
.2
= 15,2781 masuk dalam daerah kritik sehingga H ditolak, ini berarti
bahwa kemampuan awal yang tinggi memberikan kontribusi yang lebih baik dari pada kemampuan awal sedang terhadap prestasi belajar barisan dan deret.
b. F.
1
-.
3
= 70,2760 masuk dalam daerah kritk sehingga H ditolak, ini berarti
bahwa kemampuan awal yang tinggi memberikan kontribusi yang lebih baik dibanding dengan kemampuan awal rendah terhadap prestasi belajar barisan
dan deret.
cxix c.
F.
2
-.
3
= 19,2272 masuk dalam daerah kritik sehingga H ditolak, ini berarti
bahwa kemampuan awal sedang memberikan kontribusi yang lebih baik dibanding dengan kemampuan awal rendah terhadap prestasi belajar barisan
dan deret. Kesimpulanya adalah Prestasi belajar siswa yang mempunyai
kemampuan awal tinggi lebih baik dari pada prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang atau rendah dan prestasi belajar siswa yang
mempunyai kemampuan awal sedang lebih baik dari pada prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah.
3. Hipotesis Ketiga