cxxi b. Siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi dan sedang pada pembelajaran
langsung cenderung aktif dalam proses pembelajaran. Apabila menemui kesulitan mereka selalu aktif menanyakan kepada guru, sehingga hasil belaja yang dicapai
tidak berbeda jauh dengan siswa dengan pembelajaran kontekstual. c. Siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah lebih mudah menerima dan
memahami materi yang disampaikan dengan mengkaitkan ke hal-hal yang nyata, yang sebelunya sudah dialami dalam kehidupanya dibandingkan dengan hal-hal
yang tidak nyata abstrak, sehingga model pembelajaran kontekstual lebih efektif pengaruhnya pada siswa yang berkemampuan awal rendah
d. Dimungkinkan banyaknya siswa yang mengikuti les diluar jam sekolah, terutama siswa-siswa yang berkemampuan awal tinggi dan sedang sehingga model
pembelajaran tidak terlalu berpengaruh bagi mereka.
4. Hipotesis Keempat
Hipotesis keempat adalah pada model pembelajaran kontekstual, prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi lebih baik dari pada prestasi
belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang atau rendah, dan prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang lebih baik dari pada
prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah. Dari hasil uji analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama, terlihat bahwa
H
0AB
ditolak. Ini berarti ada interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan kemampuan awal siswa terhadap hasil belajar siswa. Selanjutnya dilakukan analisis
cxxii komparasi ganda dengan metode Schefee dan diperoleh hasil yang ditunjukkan pada
Tabel 4.8 a. F
11
-
12
= 9,4080 tidak masuk dalam daerah kritik sehingga H diterima, ini berarti
bahwa pada pembelajaran kontekstual kemampuan awal tinggi dengan kemampuan awal sedang sama baiknya dalam memberikan kontribusi terhadap
prestasi belajar barisan dan deret b. F
11
-
13
= 21,1335 masuk dalam daerah kritik sehingga H ditolak, ini berati bahwa
pada pembelajaran kontekstual kemampuan awal tinggi lebih baik dalam memberikan kontribusinya dibanding dengan kemampuan awal rendah terhadap
prestasi belajar barisan dan deret c. F
12
-
13
= 3,0711 tidak masuk dalam daerah kritik sehingga H diterima, ini berarti
bahwa pada pembelajaran kontekstual kemampuan awal sedang dengan kemampuan awal rendah sama baiknya dalam memberikan kontribusi terhadap
prestasi belajar barisan dan deret Kesimpulan dari hasil penelitian adalah pada pembelajaran kontekstual siswa
yang mempunyai kemampuan awal tinggi lebih baik dari pada siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah terhadap prestasi belajar siswa, sedang
klasifikasi yang lain sama baiknya terhadap prestasi belajar siswa. Dari hasil penelitian yang diperoleh ternyata tidak sama dengan hipotesis
diatas, ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya : a. Model pembelajaran kontekstual dianggap model pembelajaran yang baru bagi
siswa, sehingga siswa tertarik dan aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini
cxxiii meenjadikan pengaruh yang baik dalam meningkatkan motivasi belajar siswa,
terutama siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah. b. Penyampaian materi pelajaran matematika dengan mengkaitkan pada dunia
nyata sangat mudah diterima dan dipahami siswa yang berkemampuan awal tinggi, sedang maupun rendah. Hal ini berakibat prestasi belajar siswa yang
berkemampuan awal tinggi, sedang dan rendah sama baiknya kecuali pada siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi lebih baik dari pada siswa yang
mempunyai kemampuan awal rendah, ini disebabkan perbedaan kemampuan awal yang sangat besar.
5. Hipotesis Kelima