S2.05b Semua kenangan ini merupakan petunjuk bagiku S3.3.15 Gempa bumi adalah bencana alam 11. S3.3.19 Derita rakyat Aceh semua

Lampiran 23: Gaya Bahasa Aliterasi dalam Puisi Karya Siswa No. Kode Puisi Wujud Aliterasi dalam Puisi 1. S3.1.15 Seketika kau memporak-porandakan 2. S3.2.10 Memporak porandakan seluruh ciptaan 3. S3.2.16 Marah menjulur lidah merah Berpijar-pijar terlihat sangat sangar 4. S3.3.13 Detik-detik tak terlupa Lampiran 24: Gaya Bahasa Litotes dalam Puisi Karya Siswa No. Kode Puisi Wujud Litotes dalam Puisi 1. S1.26 Tiada dari tubuh ini yang pantas bagimu. 2. S3.1.09 Kami hanya manusia biasa 3. S3.1.15 Kutak sanggup memohon maaf Karena aku tak sekuat dirimu...

4. S3.1.24 Kami hanyalah manusia biasa

dan kamipun tidak luput dari dosa

5. S3.2.06 ku harap semua ini berhenti

karena aku tak sekuat dirimu Lampiran 25: Gaya Bahasa Katabasis dalam Puisi Karya Siswa No. Kode Puisi Wujud Katabasis dalam Puisi 1. S1.21 Tentang Tuhan, tentang utusan, tentang insan “Si Api, raja, warga yang memburu wali, dan orang yang menolak paham.” 2. S3.2.13 Ikan-ikan ia ambil dagingnya, giginya hingga siripnya Tanah ia gali dalam-dalam hanya untuk minyak semata emas, batubara Lampiran 26: Gaya Bahasa Sinekdoke Totum Pras Parte dalam Puisi Karya Siswa No. Kode Puisi Wujud Sinekdoke dalam Puisi 1. S3.2.14 Banjir melanda bumi Indonesia Menyengsarakan semua warga 2. S3.2.15 semua bangunan kau ratakan dengan tanah 3. S3.2.21 Indonesia resah Lampiran 27: Gaya Bahasa Simploke dalam Puisi Karya Siswa No. Kode Puisi Wujud Simploke dalam Puisi 1. S1.05 Mengapa kau mencuri? Karena takdir Katamu Mengapa kau mencopet? Karena takdir Katamu Mengapa kau berbohong? Karena takdir Katamu

2. S1.07

Tuhan mengharap seperti itu, Tuhan mendengar seperti itu, Dan Tuhan mengendaki seperti itu,

3. S2.16

Bukan kucari sengsara, Tapi anugrah nikmat Bukan kupanjatkan, Tapi kumohon

4. S2.20

Di ujung lorong kau ulurkan tanganmu seraya tersenyum Dalam tangisku, aku tersenyum Lampiran 28: Gaya Bahasa Paradoks dalam Puisi Karya Siswa No. Kode Puisi Wujud Paradoks dalam Puisi 1. S1.19 Nyata tapi hampa 2. S2.18 Hembusan kawan yang kurasakan Semakin hari membuatku merasa sendiri

3. S2.19a

Dengan suguhan fakta yang tak ada bukti...