Pengertian gaya bahasa Gaya Bahasa
                                                                                b Gaya Mulia dan Bertenaga
Gaya ini penuh dengan vitalitas dan energi, dan biasanya digunakan untuk menggerakkan  sesuatu.  Di  balik  keagungan  dan  kemuliaan  itu  terdapat  tenaga
penggerak yang luar biasa, tenaga yang benar-benar mampu menggetarkan emosi para pendengar atau pembaca Keraf, 2007: 117-122.
c Gaya Menengah
Gaya  ini  adalah  gaya  yang  diarahkan  kepada  usaha  untuk  menimbulkan suasana  senang  dan  damai.  Nada  ini  bersifat  lemah-lembut,  penuh  kasih  sayang,
dan  mengandung  humor  yang  sehat.  Nada  ini  biasa  digunakan  pada  acara  pesta, pertemuan,  dan  rekreasi.  Berdasarkan  sifatnya  itu  pula  biasanya  nada  ini
menggunakan metafora bagi pilihan katanya Keraf, 2007: 122-123.
3 Gaya Bahasa Berdasarkan Struktur Kalimat
Struktur  kalimat  dijadikan  landasan  untuk  menciptakan  gaya  bahasa  ini. Struktur  kalimat  di  sini  adalah  kalimat  bagaimana  tempat  sebuah  unsur  kalimat
yang dipentingkan dalam kalimat tersebut. Struktur  kalimat  ada  yang  bersifat  1  periodik  apabila  yang  terpenting
atau  gagasan  yang  mendapat  penekanan  ditempatkan  pada  akhir  kalimat.  2 Bersifat  kendur  apabila  kalimat  penekanan  ditempatkan  pada  awal  kalimat.  3
Kalimat  berimbang,  yaitu  kalimat  yang  mengandung  dua  bagian  kalimat  atau lebih yang kedudukannya sama tinggi atau sederajat Keraf, 2007: 124.
Berdasarkan  ketiga  macam  struktur  kalimat  tersebut  maka  gaya  bahasa menurut Keraf 2007: 124-128 dibagi menjadi:
a klimaks
b antiklimaks, terdiri dari: dekrementum, katabasis, batos
c paralelisme
d antitesis
e repetisi,  terdiri  dari:  epizeuksis,  tautotes,  anafora,  epistrofa,  symploche,
mesodiplosis, epanalepsis, anadiplosis.
4 Gaya Bahasa Berdasarkan Langsung Tidaknya Makna
Gaya bahasa ini mengacu pada makna denotatif dan makna konotatif. Jika masih  mempertahankan  makna  dasar,  maka  bahasa  itu  masih  bersifat  polos
makna denotatif. Tetapi  bila sudah ada perubahan makna, maka sudah menjadi makna  konotatif.  Gaya  bahasa  di  atas  dibagi  atas  dua  kelompok,  yaitu  gaya
bahasa retoris, yang semata-mata merupakan penyimpangan dari konstruksi biasa untuk  mencapai  efek  tertentu,  dan  gaya  bahasa  kiasan  yang  merupakan
penyimpangan  yang  lebih  jauh,  khususnya  dalam  bidang  makna  Keraf,  2007: 129.
4.1 Gaya Bahasa Retoris Macam-macam gaya bahasa retoris menurut Keraf 2007: 129-136 seperti
yang dimaksud di atas adalah: a
aliterasi b
asonansi c
litotes d
apofasis atau preterisio
e anastrof atau inversi
f apostrof
g paradox
h oksimoron
i kiasmus
j elipsis
k eufemisme
l pleonasme dan
tautology m
silepsis dan zeugma n
perifrasis o
asindeton p
histeron proteron q
polisindeton r
erotesis s
prolepsis atau antisipasi
t hiperbol
u koreksio atau
epanortosis
4.2 Gaya Bahasa Kiasan Gaya bahasa kiasan ini  pertama-tama dibentuk berdasarkan perbandingan
atau persamaan. Berikut macam-macam gaya bahasa kiasan menurut Keraf 2007: 138-145.
a Persamaan atau Simile
b Metafora
c Alegori, Parabel, Fabel
d Personifikasi atau Prosopopoeia
e Alusi
f Hipalase
g Eponim
h Epitet
i Sinekdoke
j Metonimia
k Antonomasia
l Inuendo