Lampiran 8: Gaya Bahasa Anadiplosis dalam Puisi Karya Siswa No.
Kode Puisi
Wujud Anadiplosis dalam Puisi
1. S1.08
Izinkanlah Mereka, Aku, dan Dirinya untuk ini... Untuk sebuah mimpi, harapan, dan cita
2.
S1.09 Tanpa K ... jiwa A tak kan mampu
Tak kan sanggup menilik kirana
3.
S1.12 Tuk harapkan cinta segitiga,
Cintaku, cintamu, dan cintadari-Nya
4. S1.20
jiwa tua yang terusir terusir dari rumah Ibu
5. S1.21
Ia punya jawaban untuk pertanyaan putranya Diteruskan lagi oleh putranya pada cucunya, turun-temurun
Ia punya jawaban untuk pertanyaan putranya Diteruskan lagi oleh putranya pada cucunya, turun-temurun
6. S1.22
Panas berganti hujan Hujan berganti badai
Kuharap kau selalu tegar Selalu hebat seperti yang kukenal
7. S1.24
Aku merana dalam jiwa Jiwa yang lebar dalam perantara
8. S1.26
Hidup bersama sang putri dan bahagia sampai mati. Mati, selalu kembali pada sang mati,
9. S2.12
Aku senang di sini, di bawah air Di bawah kubah transparan bernama permukaan
10. S2.26 Orang memandangmu buruk
Seburuk-buruknya baumu
11. S2.27 Renungi akan kekhilafan
Khilaf yang tak terampuni
12. S3.1.03 Rumah-rumah mulai terendam banjir
Banjir datang karena ulah manusia sendiri Karena itu semua kuasa Tuhan
Mungkin Tuhan memberi peringatan
13. S3.1.04 Oh gempa.....
Kau membuat gempa bumi ini....
14. S3.1.05 Kami rugi karena engkau
Engkau merusak kami
No. Kode
Puisi Wujud
Anadiplosis dalam Puisi 15. S3.1.06 Kini kau muraka...
Kau sampaikan dengan menghancurkan segalanya Kini kuharap kau tak hadir
hadirmu tuangkan banyak derita derita yang tumbangkan banyak luka
16. S3.1.07 Mungkin ini semua merupakan teguran Yang Maha Kuasa
Sekaan teguran itu untuk menyadarkan berbagai perbuatan kita
17. S3.1.08 karna teringat kalau ini cobaan
cobaan ini membuat lupa ibadah
18. S3.1.11 Ternyata bencana banjir itu kini melanda
Kini banjir kian melanda dan banyak terjadi
19. S3.1.12 Ku rasakan bumi bergetar
Getaran yang mengusik ketenangan
20. S3.1.14 Dan inikah bukti kebesaran-Mu Ya Allah...
Dengan kebesaran yang tak akan ada yang menandingi...
21. S3.1.17 Mengejutkan semua manusia dibumi
Manusia berhamburan untuk menyelamatkan diri Karena ini sudah menjadi kenangan
Kenangan buruk dan juga ujian
22. S3.1.20 Tetapi manusia enggan untuk menyelamatkan diri
Hanya untuk menyelamatkan nama pribadi
23. S3.1.24 Semua orang berlari
berlari tanpa melihat kebelakang Apakah ini teguran yang kuasa?
Teguran yang tak bisa ditawar
24. S3.2.05 Sungguh aku merindukan hujan
Tapi bukan hujan yang ingin kurasakan
25. S3.2.17 Kita saksikan gunung memompa abu
Abu membawa batu Batu membawa lindu
Lindu membawa longsor Longsor membawa banjir
Banjir membawa air
26. S3.3.06 Tenang dan damai terasa hari
Namun hari kembali tergugah