Lampiran 5: Gaya Bahasa Erotesis dalam Puisi Karya Siswa No.
Kode Puisi
Wujud Erotesis dalam Puisi
1.
S1.01 Tahu sudahkah kalbumu?
Paham sudahkah kalbumu?
2. S1.07
Apakah sebuah butiran debu layak melakukan semua itu? Memukul, menampik, dan meninju kepahitan
3. S2.08
Apakah kau tahu tentang Mereka? Mereka yang diperbudak oleh sebuah kenyataan
Apakah kau tahu tentang Aku? Aku yang sedang berlari demi perintah
Apakah kau tahu tentang Dirinya? Dirinya yang digantungkan di antara pilihan
4.
S1.11 Untuk siapa kan ku adukan?
5. S1.12
Gelombang atau getaran? Transversal atau longitudinal?
6.
S1.14 Lalu, di mana kesatria gagah kita?
Kapan ia muncul? Sampai kapan kita harus begini?
Sampai kapan penderitaan ini kita alami? Sampai kapan?
7. S1.18
Kapan kau muncul secercah cahaya? Jika rintik hujan tak kunjung sirna
Apa aku harus tetap menunggu? Tertunduk sepi di beranda surau
Mereka pikir mereka sempurna?
8.
S1.19 Apakah emosi tak dapat dimusnahkan?
9. S1.22
Seratus? Seribu? Atau bahkan seratus ribu orang telah melihatmu
Apa kabarmu, hei? Kuharap kau selalu tegar
Kemana hilangnya sentuhanmu itu? Apakah pergi bersama Sang Putih?
Atau tak kuasa melawan Sang Hitam?
10. S1.23 Satu jeniskoksalingcinta?
Bagaimanamerekaberkembangbiak? Bagaimanamerekapunyanak?
Adopsi? Memangnyamaungapain? Pedang-pedangan?
11. S1.24
Akankah temaram cahyanya tiada arti?
12. S1.25
Namunsadarkahkau?Bahwabejat yang menunggangi
13. S1.29 Apakah Ia bersama Yesus?
Ataukah bersama Muhammad? Atau bersama para Brahmana?
Atau mungkin, Siddharta Gautama?
No. Kode
Puisi Wujud
Erotesis dalam Puisi 14. S1.30
Apakah kau tahu apa yang Oksigen katakan? Nun jauh dua belas mil di atas permukaan?
Apakah kau tahu apa yang para CO katakan? Nun jauh duapuluh ribu yard di atas permukaan?
Apakah kau tahu apa yang para CFC katakan? Nun jauh sembilan belas kilometer diatas permukaan?
15. S1.32
Dengar suaraku? Dengar suara kami?
16. S1.33 Apakah arti semua ini ya Allah?
Lantas apa yang seharusnya kulakukan ? Namun, bolehkan aku meminta satu hal ?
17. S1.37 Adakah kemungkinan untukku?
Akankah kemuliaan selalu tunggal? Haruskah kriogenik digolakkan?
Haruskah menelan helium Haruskah radon merembes dalam tubuh?
Akankah mungkin?
18. S2.02 Bagaimana tidak?
Di bulan biru ini Sukmaku terasa kelabu
19. S2.08
Saat bunga-bunga tinggal kenangan Akankah pada akhirnya kita sadari?
Saat hidup ini merintih perih Akankah akhirnya kita sadari?
Akankah akhirnya kita sadari?
20. S2.14 Lantas mengapa kau tanyakan kesunyian ini?
Sedangkan kau dan aku bait yang tak akan usai
21. S2.15
Lantas mengapa kita harus berbeda arah? Bukankah manusia diciptakan berpasangan?
Salahkah aku terbang terlalu tinggi udara? Lantas salah siapa?
Aku yang terlalu tinggi terbang di atas sana? Ataukah kamu?
Lantas salah siapa?
22. S2.17
Apa yang lebih syahdu daripada tangisan di sepertiga malam?
23. S2.19b Sebenarnya apa yang ia alami?...
24. S2.21 Apakah menurutmu ini hanya sebuah permainan?
Permainan untuk mengisi kebosananmu belaka? Lalu dimana kesetiaan yang pernah kau katakan dulu?
25. S2.23 Dapatkah waktu berputar kembali?
Dapatkah aku merubahnya?