No. Kode
Puisi Wujud
Anafora dalam Puisi 11. S1.22
Tak terhitung telah berapa joule yang kau serap Tak terhitung telah berapa tetes hujan yang kau terima
Kudengar kini kau sakit, Kudengar kini kau telah berbeda
Kuharap kau tetap kau Kuharap kau tetap Teladan.
12. S1.23 Ada priacintapria
Ada juga yang versiwanita
13. S1.25 Sungguhdakuhanyabutuhpelukanmu,
Sungguhdakuhanyabutuhhangatnyasenyummu,
14. S1.27 Tak dapat berbincang walau sekadar sapa
Tak dapat merasa karena beku seketika
15. S1.28 Mengapa harta karun harus dikubur
Mengapa tidak dititipkan pada bank saja Mengapa burung merpati yang mengirim surat
16. S1.29 Di atas kerikil lapangan Saint Mark
Di bawah lindungan Ka’bah
Di dalam heningnya pura Di samping Buddha yang tertawa
Di antara ayat-ayat Alkitab Diantara Juz-jus Al
– Quran Diantara nyanyian Veda
Diantara gumaman Tripitaka Ataukah bersama Muhammad?
Atau bersama para Brahmana? Atau mungkin, Siddharta Gautama?
17. S1.32
Dengar suaraku? Dengar suara kami?
18. S1.33
Dalam sajak baris puisi Dalam ikatan ikhuwah dari-Nya
Lewat senyuman khasmu itu Lewat lantunan ayat suci yang kau senandungkan
Sang pemilik langit bumi berserta isinya Sang pengatur rezeki jodoh dan juga kematian
19. S1.35 Dalam kesendirian nyatanya berdua
Dalam hening malam mulai terajut fajar
20. S1.36 Di sinilah tempat awal kami bertemu
Di sinilah kami berkumpul menjadi satu Di sinilah keluarga kami bersatu padu
Di sinilah kami berkumpulkan tuk melepas sendu Disinilah kami melepas segala penat didada
Disinilah kami mengobati hati yang lara Disinilah kami di tempa
No. Kode
Puisi Wujud
Anafora dalam Puisi 21. S1.37
Agar beban seringan balon Agar hidup setinggi angan
Agar dingin tanpa panas Yang krypton
Yang xenon Yang argon
Yang neon Agar terbunuh akal
Agar mati rasa dan asa Menyatulah biru merah tanpa warna
Menyatulah yang kekal dan fana
22. S1.38
Aku sebagai cinta, Aku sebagai kasih,
Aku sebagai rindu,
23. S2.03
Perjuanganmu tiada berarti Perjuanganmu tak dihargai
24. S2.04
Lihatlah Walau bahkan tampak samar
Lihatlah Meski terlampau jauh tuk dinalar
Lihatlah, lihat
25. S2.05a Ketika aku melihat parasmu
Aku jadi tau mengapa Tuhan mencintai keindahan Ketika aku melihat negeri ini
Aku jadi tau mengapa setan tak mau sujud pada Adam
S2.05b Orang yang senantiasa percaya pada sepi Orang yang senantiasa beriman pada rindu
Semoga kesepian itu lekas diampuni Semoga aku tidak rentan diserang sepi
26. S2.08 Saat seberkas cahaya lebih langka dari kegelapan
Saat udara harus kau beli Saat bunga-bunga tinggal kenangan
Saat kasih sayang lebih langka dari kebencian Saat nyawa nyaris tak berharga
Saat hidup ini merintih perih Saat kebaikan sudah tak bersisa
Saat semua insan hidup tanpa hati Saling membenci terasa nyaman
Saling menyakiti terlihat wajar Percayalah waktu masih ada
Percayalah hanya kita yang bisa
27. S2.13 Apa yang akan terjadi di depan
Dan apa yang dirasakan orang tua