92
Gambar 4.15 Tingkat Penyesuaian Diri Siswa Indikator Tidak Pelit
4.4.2.15 Penyesuaian Diri Berdasarkan Indikator Suka Bekerjasama
Indikator Bekerjasama ini merupakan salah satu hal yang mempengaruhi penyesuaian diri siswa. Untuk mengetahui tingkat penyesuaian diri siswa dilihat dari
indikator bekerjasama ini, peneliti menggunakan instrumen angket dengan pertanyaan sejumlah 7 item. Berikut ini disajikan skor hasil penelitian.
Berdasarkan penilaian dengan kategorisasi jenjang ordinal dari Azwar 2003 : 108 diperoleh tingkat penyesuaian diri dengan kriteria sebagai berikut :
Skor tertinggi = 7 x 4 = 28
Skor terendah = 7 x 1 = 7
Mean teoritik µ = 7 x 2,5 = 17,5
SD σ = skor tertinggi-skor terendah
6 = 28 - 7
6 = 3,5
Tabel 4.30 Kategori Penyesuaian Diri
berdasarkan indikator Suka Bekerja Sama
10 20
30 40
Sangat Tinggi
Tinggi Sedang
Rendah Sangat
Rendah 11
38
7 4
P e
rs e
n ta
s e
KATEGORI
93
No Interval
F Kriteria
1 22,75 X
8 13,33
Sangat Tinggi 2
19,25 X ≤ 22,75
33 55,00
Tinggi 3
15,75 X ≤ 19,25
19 31,67
Sedang 4
12,25 X ≤ 15,75
Rendah 5
X ≤ 12,25
Sangat Rendah Jumlah
60 100
Berdasarkan tabel di atas diperoleh sebanyak 33 orang atau 55,00 berada pada kategori tinggi ke atas. Hal ini berarti bahwa siswa dapat menyesuaikan diri dengan
indikator suka bekerjasama yang ditunjukkan dengan siswa suka bekerjasama dengan teman atau siswa lain. Hal tersebut didukung dengan rata-rata siswa SMPN 37 Semarang
dengan indikator Suka Bekerjasama ini memiliki rata-rata mencapai 20,4833. Hal ini terlihat dari mean sebesar 20,4833 yang berada dalam kriteria tinggi dan berada diatas
mean teoritik indikator Suka Bekerjasama, yaitu sebesar 17,5. Apabila digambarkan dalam bentuk grafik akan diperoleh gambaran sebagai
berikut:
Gambar 4.16 Tingkat Penyesuaian Diri Siswa Indikator Suka Bekerjasama
4.4.2.16 Penyesuaian Diri Berdasarkan Indikator Membantu Anggota Kelompok
Indikator ini merupakan salah satu hal yang mempengaruhi penyesuaian diri siswa. Untuk mengetahui tingkat penyesuaian diri siswa dilihat dari indikator
10 20
30 40
Sangat Tinggi
Tinggi Sedang
Rendah Sangat
Rendah 8
33 19
P e
rs e
n ta
se
KATEGORI
94 membantu anggota kelompok, peneliti menggunakan instrumen angket dengan
pertanyaan sejumlah 4 item. Berikut ini disajikan skor hasil penelitian. Berdasarkan penilaian dengan kategorisasi jenjang ordinal dari Azwar 2003
: 108 diperoleh tingkat penyesuaian diri dengan kriteria sebagai berikut : Skor tertinggi
= 4 x 4 = 16 Skor terendah
= 4 x 1 = 4 Mean teoritik µ = 4 x 2,5 = 10
SD σ = skor tertinggi-skor terendah
6 = 16 - 4
6 = 2
Tabel 4.31 Kategori Penyesuaian Diri
berdasarkan indikator Membantu Anggota Kelompok No
Interval F
Kriteria
1 13 X
49 81,67
Sangat Tinggi 2
11 X ≤ 13
7 11,67
Tinggi 3
9 X ≤ 11
4 6,67
Sedang 4
7 X ≤ 9
Rendah 5
X ≤ 7
Sangat Rendah Jumlah
60 100
Berdasarkan tabel di atas diperoleh sebanyak 49 orang atau 81,67 berada pada kategori sangat tinggi. Hal ini berarti bahwa siswa dapat menyesuaikan diri dengan
indikator membantu anggota kelompok yang ditunjukkan dengan sikap siswa dalam
95 memberikan bantuan kepada teman atau siswa lain yang membutuhkan bantuan. Hal
tersebut didukung rata-rata siswa SMPN 37 Semarang dengan indikator Membantu Anggota Kelompok ini memiliki rata-rata mencapai 12,6000. Hal ini terlihat dari mean
sebesar 12,600 yang berada dalam kriteria tinggi dan berada diatas mean teoritik indikator Membantu Anggota Kelompok, yaitu sebesar 10.
Apabila digambarkan dalam bentuk grafik akan diperoleh gambaran sebagai berikut :
Gambar 4.17 Tingkat Penyesuaian Diri Siswa Membantu Anggota Kelompok
Penjelasan secara deskriptif mengenai penyesuaian diri sebagaimana dipaparkan diatas, dapat disajikan secara ringkas pada tabel berikut :
Tabel 4.32 Penjelasan Deskriptif Penyesuaian Diri Siswa
No Indikator
Kriteria ST
T S
R SR
1 Tampang yang baikrapi
29 31
2 Aktif dalam urusan kelompok
8 28
24 3
Mempunyai inisiatif 6
27 27
4 Memikirkan kepentingan
kelompok 3
21 27
9 5
Mengemukakan ide 7
21 29
3 6
Bersikap sopan 22
35 3
7 Empati
17 30
13 8
Penyabar 15
12 29
2 2
9 Menyumbangkan pengetahuan
22 21
17 10
Jujur 18
31 7
4 11
Bertanggung jawab 31
14 15
1 12
Mentaati peraturan 38
21 1
10 20
30 40
50
Sangat Tinggi
Tinggi Sedang
Rendah Sangat
Rendah 49
7 4
P e
rs e
n ta
s e
KATEGORI
96 13
Menyesuaikan diri 20
25 15
14 Tidak pelit
11 38
7 4
15 Suka bekerjasama
8 33
19 16
Membantu anggota kelompok 49
7 4
Sedangkan Ringkasan Hasil Penelitian Secara Deskriptif Per Indikator disajikan pada tabel berikut :
Tabel 4.33 Penjelasan Deskriptif Penyesuaian Diri Siswa SMP Negeri 37 Semarang Per
Indikator, dapat dilihat pada tabel berikut :
97
No Indikator
Mean Teoritik
Mean Empirik
Kategorisasi Keterangan
1. Tampang
yang baikrapi
22,5 29,8167
Tinggi ke atas
Tampang rupa yang menyenangkan dan
cara berpakaian siswa ke sekolah
2. Aktif
dalam urusan kelompok
17,5 20,1500
Sedang ke atas
Keaktifan siswa
dalam bertindak dan bertingkah laku
3. Mempunyai
inisiatif 17,5
19,9333 Sedang ke
atas Cepat
mengambil keputusan
4. Memikirkan
kepentingan kelompok
10,0 11,0833
Sedang ke atas
Siswa lebih
mementingkan kepentingan
kelompok daripada
kepentingan pribadinya
5. Mengemukakan
ide 17,5
19,3500 Sedang ke
atas Keaktifan
siswa dalam
mengemukakan pendapatnya
dalam suatu
rapat atau
musyawarah 6.
Bersikap sopan 22,5
28,8500 Tinggi ke
atas Sikap siswa terhadap
guru atau siswa lain dan cara berpakaian
siswa ke sekolah
7. Empati
25,0 30,2833
Tinggi ke atas
Kepedulian siswa ditunjukkan dengan
memperhatikan dan memahami orang lain
8. Penyabar
20,0 22,5833
Sedang ke atas
Kesabaran siswa
dalam menghadapi
sesuatu hal 9.
Menyumbangkan pengetahuan
17,5 21,4000
Tinggi ke atas
Senang menyumbangkan
pengetahuan yang dimiliki kepada orang
lain
10. Jujur 12,5
15,3667 Tinggi ke
atas Kejujuran siswa
dalam berperilaku 11. Bertanggung
jawab 20,0
24,4167 Sangat
tinggi Tanggung jawab
siswa dalam menjalankan tugas
12. Mentaati 22,5
31,4167 Tinggi ke
Sikap siswa dalam
98
peraturan atas
mentaati peraturan yang ada di sekolah
13. Menyesuaikan diri
17,5 21,4333
Tinggi ke atas
Siswa dapat
menyesuaikan diri
dengan lingkungan
atau keadaan
sekitarnya 14. Tidak pelit
12,5 14,9333
Tinggi ke atas
Siswa tidak pelit dalam memberikan
bantuan kepada orang lain
15. Suka bekerjasama
17,5 20,4833
Tinggi ke atas
Siswa senang bekerjasama dalam
menyelesaikan suatu pendapat
16 Membantu
anggota kelompok
10,0 12,6000
Sangat tinggi
Sikap siswa dalam memberikan bantuan
kepada teman atau siswa lain yang
membutuhkan bantuan
Pembahasan
Penyesuaian diri adalah suatu proses pencapaian keharmonisan untuk mengadakan hubungan yang memuaskan dalam memenuhi kebutuhan dalam
dirinya dan merasakan ketenangan dalam menjalin hubungan dengan lingkungannya.
Pada studi awal menunjukkan bahwa setelah tiga hari mengikuti MOS, penyesuaian diri siswa kurang. Hal ini dikarenakan bahwa siswa secara kognitif
baru memasukkan materi yang diberikan pada saat MOS. Tetapi setelah empat bulan, siswa sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang baru. Hal
99
ini dikarenakan bahwa siswa sudah menerapkan materi-materi yang diberikan saat MOS untuk beradaptasi dengan lingkungannya.
Pengukuran penyesuaian diri siswa SMP Negeri 37 Semarang dalam penelitian ini menggunakan skala penyesuaian diri dengan reliabilitas sebesar
0,957 yang berarti bahwa skala tersebut reliabel, karena koefisien reliabilitasnya mendekati angka 1,00 sehingga dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data
dalam penelitian.
100 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat penyesuaian diri
siswa di SMP Negeri 37 Semarang. Dalam penelitian terdapat 122 item skala yang terdiri atas 113 item yang valid dan 9 item yang tidak valid sehingga ke-9 item skala
tersebut diabaikan. Variabel penyesuaian diri terdapat lima aspek yaitu penampilan, kemampuan
pikir, sikap dan perasaan, pribadi serta pemurah. Indikator yang digunakan untuk mengungkap adalah tampang yang baikrapi, aktif dalam urusan kelompok,
mempunyai inisiatif, banyak memikirkan kepentingan kelompok, mengemukakan buah pikiran, bersikap sopan, empati, penyabar, menyumbang-kan pengetahuannya
pada orang lain, jujur, bertanggung jawab, mentaati peraturan, mampu menyesuaikan diri, tidak pelit, suka bekerjasama, dan membantu anggota kelompok.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat penyesuaian diri siswa termasuk dalam kategori tinggi, hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang
masuk dalam kategori tersebut sebanyak 50,00 sampai 83,33 dengan rincian sebagai berikut : aspek penampilan dengan tingkat prosentase 83,33; aspek
kemampuan berpikir dengan tingkat prosentase 51,67; aspek sikap,sifat,dan perasaan dengan tingkat prosentase 55,00; aspek pribadi dengan tingkat prosentase
50,00; dan aspek pemurah dengan tingkat prosentase 58,33. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek penampilan merupakan aspek
yang memiliki tingkat prosentase paling tinggi yaitu 83,33. Secara umum penampilan sering diidentikkan dengan manifestasi dari kepribadian seseorang,
namun sebenarnya tidak karena apa yang tampil tidak selalu menggambarkan pribadi yang sebenarnya. Dalam hal ini, amatlah penting bagi remaja untuk tidak menilai
seseorang berdasarkan penampilan semata sehingga orang yang memiliki penampilan
101 tidak
menarik cenderung
dikucilkan http:whandi.net
?pilih=news mod=yesaksi=lihatid=2301.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Calhoun dan Acocella 1995:14 mengatakan bahwa bahwa penyesuaian dapat diartikan sebagai interaksi individu
yang kontinyu dengan diri individu sendiri, dengan orang lain dan dengan dunia individu. Hal ini menunjukkan bahwa penyesuaian diri dapat digambarkan sebagai
usaha individu untuk saling mempengaruhi antara dirinya sendiri, dengan orang lain, dunia luar atau lingkungannya. Penyesuaian diri tidak dapat terjadi secara instan
tetapi membutuhkan waktu yang lama dalam proses penyesuaian diri. Berdasarkan analisis data diketahui bahwa aspek kemampuan pikir juga
merupakan salah aspek dalam penyesuaian diri. Ciri yang bersangkutan dengan kemampuan pikir ditunjukkan dengan memilih pemimpin yang kecerdasannya lebih
sedikit dibandingkan dengan anggota yang lainnya, kaya inisiatif dan lebih mementingkan kepentingan kelompok dibandingkan dengan kepentingan pribadinya.
Pada masa remaja bahwa peran kelompok dan teman sebaya amatlah besar. Seringkali remaja bahkan lebih mementingkan urusan kelompok dibandingkan urusan
dengan keluarganya. Hal tersebut merupakan suatu yang normal sejauh kegiatan yang dilakukan remaja dan kelompoknya bertujuan positif dan tidak merugikan orang lain
http:whandi.net?pilih=newsmod =yesaksi =lihat id=2301. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tingkat penyesuaian diri siswa berada pada kategori tinggi dengan prosentase 51,67. Hal ini berarti bahwa siswa dapat menyesuikan diri
dengan tingkat kemampuan dalam pikirnya. Penyesuaian diri ditunjukkan dengan sikap, sifat, dan perasaan. Ciri yang
bersangkutan dengan aspek ini ditunjukkan dengan memperhatikan dan memahami
102 orang lain, senang bergaul, serta suka akan humor. Hal ini sejalan dengan pendapat
Kartono 1983: 142 yang mengatakan bahwa penyesuaian diri ditunjukkan dengan empati terhadap orang lain. Seseorang itu semestinya harus sensitif terhadap problem
dan kesulitan orang lain. Hasil penelitian menunjukkan tingkat penyesuaian diri berada pada kategori tinggi dengan prosentase 55,00. Hal ini dapat dilihat dari
bagaimana siswa berempati dengan temannya. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pribadi merupakan aspek
dalam penyesuaian diri. Hal ini diperoleh dari hasil angket yang menunjukkan bahwa tingkat penyesuaian diri siswa berada pada kategori tinggi dengan prosentase 50,00
yang ditunjukkan dengan interes pada mata pelajaran di sekolah, mentaati peraturan dan disiplin sekolah serta mampu menyesuaikan diri dalam berbagai situasi. Hasil ini
mendukung Kartono 1983: 141 yang berpendapat bahwa sejak dini anak-anak harus dibiasakan terhadap disiplin dan peraturan-peraturan yang sangat penting bagi
pengembangan inteligensi dan kepribadiannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek pemurah juga merupakan salah
satu aspek dalam penyesuaian diri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penyesuaian diri siswa diperoleh prosentase 58,33 yang berada pada kategori tinggi.
Hal ini ditunjukkan dengan sejauhmana seseorang mau mengulurkan tangan untuk membantu orang lain. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Soeparwoto dkk 2006:
196 bahwa penyesuaian dapat bersifat positif dan negatif. Penyesuaian diri secara positif pada dasarnya menimbulkan gejala perkembangan yang sehat yang
ditunjukkan dengan kategori penyesuaian diri siswa yang berada pada kategori tinggi, sebaliknya penyesuaian diri secara negatif merupakan gejala yang kurang sehat yang
dapat berakibat terjadinya hambatan perkembangan.
103 Berdasarkan analisis data, diketahui bahwa kategorisasi tingkat penyesuaian
diri siswa bila dilihat dari per indikatornya berada pada kategori sedang ke atas, tinggi ke atas, dan sangat tinggi. Kategori sangat tinggi ditunjukkan pada indikator
bertanggung jawab dan indikator membantu anggota kelompok, kategori tinggi ke atas ditunjukkan pada indikator tampang yang baik, bersikap sopan, empati,
menyumbangkan pengetahuan, jujur, mentaati peraturan, menyesuaikan diri, tidak pelit, dan suka bekerjasama. Sedangkan kategori sedang ke atas ditunjukkan pada
indikator aktif dalam kelompok, mempunyai inisiatif, memikirkan kepentingan kelompok, mengemukakan ide, dan indikator penyabar.
Setiap memasuki tahun pelajaran baru, pada umumnya hampir di setiap sekolah menyelenggarakan kegiatan Masa Orientasi Sekolah MOS yang wajib
diikuti oleh setiap calon siswa. MOS memiliki tujuan yang positif yakni membantu para calon siswa baru untukmengenal dan memahami lingkungan sekolahnya yang
baru. Berdasarkan hasil penelitian diatas, bahwa pengertian MOS adalah waktu
dimana kita membuat pembiasaan atau pengertian yang baru akan sekolah yang baru kepada siswa-siswi yang baru saja lulus dan memasuki jenjang pendidikan yang lebih
tinggi di sekolah yang berbeda daripada yang sebelumnya. Pembiasaan lebih kepada pengenalan akan tradisi dan seluk-beluk sekolah baru tersebut bukan kepada arah
senioritas dan
tindakan-tindakan lain
yang melibatkan
fisik seseorang
http:ayaelectra.wordpress.com. Penyesuaian diri di tingkat Sekolah Menengah Pertama SMP diiringi dengan
adanya MOS Masa Orientasi Sekolah yang diselenggarakan oleh masing-masing sekolah. Setiap siswa memiliki pendapat yang berbeda-beda tentang MOS. Ada
104 sebagian siswa yang senang dengan MOS yang diselenggarakan oleh pihak sekolah
maka siswa tersebut akan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sebaliknya ada sebagian siswa yang kurang setuju akan adanya MOS maka siswa akan susah
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Arist
Merdeka Sirait
Sekretaris Jendral
Komisi Perlindungan
Anak http:www.kompas.com ver1
Dikbud060715221058.htm yang mengatakan bahwa MOS rentan terhadap tindak kekerasan fisik, psikis maupun emosional yang
dirasakan oleh siswa baru. Selain itu, Direktur Konsultan Manajemen dan Pendidikan Open Mind Tendi
Naim http:ikut memberi. blogspot..com2007_12_01_arcive.html mengatakan
bahwa selama ini guru selalu memberitahu murid, padahal harusnya terjadi komunikasi dua arah sehingga mengerti tentang anak. MOS berpotensi sebagai dasar
penciptaan komunitas belajar. Kegiatan ini juga bisa digunakan untuk mengenal anak dari awal termasuk potensi yang dimiliki oleh anak. MOS haruslah bertujuan untuk
orientasi siswa, pondasi pengembangan komunitas pembelajar, serta mengembangkan keahlian dan nilai siswa.
Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa SMPN Negeri 37 Semarang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, salah satunya disebabkan
karena siswa senang dengan adanya Masa Orientasi Siswa MOS yang diselenggarakan di sekolah. Hal ini dikarenakan bahwa di dalam MOS ada beberapa
materi yang mengajarkan siswa untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Materi MOS tahun pelajaran 20082009 antara lain menengok KTSP menuju cita-
cita, Indahnya belajar di SMASMK, Berdemokrasi sejak dini, Wawasan
105 Wiyatamandala, Pengembangan diri berkepribadian masa depan, pembinaan
kesegaran jasmani, dan ICTIT.
106
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini akan dipaparkan tentang hasil penelitian secara sistematis dan ringkas, di samping itu juga akan dijabarkan mengenai saran-saran kepada berbagai pihak
yang berkaitan dengan hasil penelitian ini.
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil simpulan bahwa tujuan dari penelitian adalah mengetahui tingkat penyesuaian diri siswa baru kelas VII SMP
Negeri 37 Semarang Setelah Mengikuti Masa Orientasi Siswa MOS. Pencapaian tujuan tersebut dilakukan dengan mengambil data dengan menggunakan skala
psikologis dalam bentuk pernyataan dan sifat itemnya tertutup. Berdasarkan hasil analisis data serta pembahasan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut : 1 Tingkat penyesuaian diri siswa SMP Negeri 37 Semarang termasuk dalam
kategori tinggi, artinya bahwa siswa dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan rincian sebagai berikut : aspek penampilan dengan jumlah siswa sebanyak
50 orang siswa berada pada kategori tinggi; aspek kemampuan berpikir dengan jumlah siswa sebanyak 31 orang siswa berada pada kategori tinggi; aspek sikap,
sifat, dan perasaan dengan jumlah siswa sebanyak 33 orang siswa berada pada kategori tinggi; aspek pribadi dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang siswa
berada pada kategori tinggi; dan aspek pemurah dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang siswa juga berada pada kategori tinggi.