Landasan Konsepsional Kerangka Teori dan Landasan Konsepsional 1. Kerangka Teori

2. Landasan Konsepsional

Selanjutnya untuk tidak menciptakan kesalahan persepsi atau penafsiran dalam memahami konsep-konsep yang dipergunakan dalam penelitian ini, perlu ditetapkan definisi operasional atau konsep-konsep yang dipergunakan sebagai berikut: 1. Privatisasi adalah penjualan saham persero, baik sebagian maupun seluruhnya kepada pihak lain dalam rangka meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan, memperbesar manfaat bagi negara dan masyarakat, serta memperluas pemilikan saham oleh masyarakat. 46 Yang dimaksud privatisasi dalam tesis ini adalah privatisasi PT. Krakatau Steel Persero, Tbk. 2. Badan Usaha Milik Negara BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. 47 3. Perusahaan Perseroan yang selanjutnya disebut Persero, adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51 lima puluh satu persen sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan. 48 46 Pasal 1 angka12 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara BUMN, LN No. 70 Tahun 2003, TLN No. 4297. 47 Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, LN No. 70 Tahun 2003, TLN No. 4297. 48 Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, LN No. 70 Tahun 2003, TLN No. 4297. Universitas Sumatera Utara 4. Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. 49 5. Go Public Initial Public Offering IPO adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam Undang-Undang ini dan peraturan pelaksananya. 50 6. Tata Kelola Perusahaan Yang Baik atau Good Corporate Governance GCG adalah sistem atau seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan terutama dalam arti sempit hubungan antara pemegang saham dan dewan komisaris serta dewan direksi demi tercapainya tujuan korporasi. 51 7. Prinsip Keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan emiten, perusahaan publik, dan pihak lain yang tunduk pada Undang-Undang Pasar Modal untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh informasi fakta material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan atau harga dan efek tersebut. 52 49 Pasal 1 angka 13 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, LN No. 64 Tahun 1995, TLN No. 3608. 50 Pasal 1 ayat 15 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, LN No. 64 Tahun 1995, TLN No. 3608 51 Nilawaty, Perbandingan Pengaturan Tentang Corporate Social Responsibility Antara Indonesia Dengan Cina Dalam Upaya Perwujudan Prinsip Good Corporate Governance Di Indonesia , Tesis, Medan: Program Magister Ilmu Hukum USU, 2010, hlm. 38. 52 Pasal 1 angka 25 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, LN No. 64 Tahun 1995, TLN No. 3608. Universitas Sumatera Utara 8. Strategic Sales adalah salah satu metode dalam privatisasi dengan cara mengajukan penawaran sebagian besar saham dapat mencapai 100 BUMN kepada pihak-pihak lain dengan cara negoisasi. Strategic sales juga dikenal dengan nama penempatan langsung direct placement, private placement atau trade sale . 53 9. Investor PublikMasyarakat adalah Sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. 54

G. Metode Penelitian