BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dari uraian yang dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa kesimpulan dan saran, sebagai berikut:
A. Kesimpulan
1. Perlunya BUMN diprivatisasi adalah dalam hal peningkatan efisiensi dan produktivitas BUMN yaitu seperti penyebarluasan kepemilikan saham BUMN
kepada masyarakat yang tentunya bertujuan untuk kesejahteraan rakyat. Konsentrasi kepemilikan saham negara atas BUMN akan menimbulkan stigma
negatif dalam BUMN seperti adanya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme di tubuh BUMN maupun adanya intervensi politik di dalam tubuh BUMN tersebut. Oleh
karena itu BUMN perlu diprivatisasi. Di samping itu privatisasi BUMN diperlukan pemerintah untuk menambah devisa negara, mempercepat penerapan
Good Corporate Governance GCG pada BUMN tersebut dan peningkatan
partisipasi kontrol masyarakat. 2. Privatisasi BUMN idealnya dilakukan melalui pasar modal Initial Public
Ofeering IPO. IPO ini akan mendatangkan keuntungan yaitu adanya sifat
transparansi dan memberikan kesempatan yang sama bagi semua pihak untuk ikut membeli saham-saham BUMN, termasuk bagi investor asing. Pelaksanaan
privatisasi BUMN berdasarkan Kepres No. 122 Tahun 2001 dilaksanakan oleh Tim Kebijakan privatisasi BUMN, yang bertugas antara lain menyeleksi dan
menetapkan lembaga dan profesi penunjang, jumlah saham dan nilai saham
Universitas Sumatera Utara
perdana. Prosedur pelaksanaan privatisasi BUMN melalui penjulaan saham di pasar modal dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku di pasar modal, yaitu
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 serta peraturan-peraturan pelaksananya. 3. Privatisasi PT. Krakatau Steel Perseo, Tbk sudah sesuai dengan prosedur
privatisasi yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2009 Tentang Perubahan Terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2005
Tentang Tata Cara Privatisasi Perseroan Persero. Permasalahan yang muncul dalam privatisasi PT. Krakatau steeel Perseo, Tbk adalah dalam hal penetapan
harga saham perdana PT. Krakatau Steel Persero, Tbk para penjamin emisi underwriter
harus bernegoisasi dengan emiten terlebih dalam hal memilih metode mana yang sesuai dan dapat menetapkan harga saham perdana dengan
hasil perhitungan yang tertinggi sehingga mendapatkan harga saham perdana yang wajar, dan dalam hal alokasi penjatahan saham sebaiknya dilakukan secara
transparan.
B. Saran