umpan balik dalam merangsang minat investor, baik domestik maupun luar negeri, untuk menambahkan modal. Sektor riil perekonomian nasional dengan demikian
dapat bergerak lebih cepat karena adanya insentif dan modal yang memadai dan tentu saja akan diiringi pula dengan luasnya lapangan kerja dan peningkatan pendapatan
masyarakat.
98
Dalam prespektif ekonomi kebijakan, manfaat pelaksanaan privatisasi selain utnuk memperbaiki perekonomian nasional makro, juga bertujuan meningkatkan
kinerja BUMN mikro. Secara ringkas manfaat kebijakan privatisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Manfaat Privatisasi pada Skala Makro Ekonomi
a. Pertama, membantu pemerintah memperoleh dana pembangunan. Dengan melakukan privatisasi, perusahaan diharapkan akan memberikan kontribusi yang
lebih besar terhadap negara, baik dalam bentuk pajak dan dividen maupun kontribusi lanansung terhadap APBN. Keterlibatan swasta dalam pembangunan
infrastruktur telekomunikasi memiliki kontribusi positif terhadap peningkatan pelayanan kepada publik. Dengan melibatkan pihak swasta, dana pembangunan
menjadi lebih besar sehingga dapat mewujudkan perekonomian Indonesia yang lebih demokratis.
b. Kedua, pengganti Kewajiban Setoran Tambahan Modal Pemerintah. BUMN merupakan salah satu aset yang dimiliki pemerintah sekaligus agen dalam
menjalankan pembangunan nasional. Kontribusi BUMN pasca-privatisasi menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Ketika IPO dilakukan,
pemerintah ikut menjual sebagian saham seri B Milik Negara Republik Indonesia divestasi. Dana hasil penjualan saham Seri B itu digunakan sepenuhnya oleh
pemerintah untuk mendanai kebuthan pemrintah, seperti pembayaran angsuran pinjaman luar negeri dan menutup keuangan APBN.
c. Ketiga, mendorong Pasar Modal Dalam Negeri. Privatisasi melalui penerbitan saham initial public offering diharapkan dapat mendorong pasar modal dalam
negeri. Penerbitan saham PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk, memiliki kontribusi yang cukup signifikan terhadap pasar modal dengan tingkat kapitalisasi pasar
98
A. Efendy Choirie, Privatisasi Versus Neo-Sosialisme Indonesia, Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2003, hlm. 8.
Universitas Sumatera Utara
kurang lebih 18 persen. Kapitalisasi sebesar itu merupakan nilai terbesar yang pernah diberikan satu emiten di Bursa Efek Jakarta.
99
2. Manfaat Privatisasi pada Skala Mikro BUMN
a. Restrukturisasi Modal Capital Restructuring Privatisasi diarahkan untuk membentuk struktur modal yang lebih baik bagi
perusahaan. Privatisasi melalui penerbitan saham baru dapat meningkatkan ekuitas perusahaan sehingga dana yang dibuthkan untuk mendanai proyek
investasi ataupun operasi perusahaan dapat dipenuhi dari modal sendiri equity. Penerbitan saham dapat memperkuat struktur modal perusahaan serta mengurangi
ketergantungan perusahaan atas utang kepada kreditor. Beban yang tinggi akan menghambat pertumbuhan serta meningkatkan biaya modal cost of capital yang
ditanggung oleh perusahaan.
b. Keterbukaan dalam Pengelolaan Perusahaan Keterlibatan sektor swasta dan perubahan kepemilikan saham perusahaan
menuntun manajemen untuk lebih transparan dalam melaksanakan tata kelola perusahaan good corporate governance. Pemegang saham sebagai salah satu
pemangku kepentingan stake holder memiliki hak untuk mengetahui pengelolaan perusahaan serta kinerja perusahaan untuk periode tertentu.
Manajemen selaku agen memiliki kewajiban untuk melaporkan kejadian dan beberapa kebijakan yang dilakukan kepada para pemegang saham melalui rapat
umum pemegang saham RUPS.
c. Peningkatan Efisiensi dan Produktivitas Perubahan kepemilikan perusahaan dari pemerintah pada sektor swasta
diharapkan mampu meningkatkan kinerja manajemen. Privatisasi diharapkan mampu
meningkatkan efisiensi
dan produktivitas
perusahaan dalam
menggunakan sumber daya perusahaan. Beberapa prinsip good coporate governance
yang dijalankan manajemen diharapkan mampu meningkatkan kinerja perusahaan.
d. Perubahan Budaya Perusahaan Perubahan kepemilikan perusahaan mendorong manajemen untuk melakukan
revitalisasi manajemen serta perubahan budaya perusahaan. Perubahan dari status BUMN menjadi perusahaan swasta menuntut manajemen untuk bekerja lebih
profesional di segala lini. Orientasi perusahaan tidak lagi pada pemenuhan
99
Riant Nugroho dan Randy R Wrihatnolo, Op. cit., hlm. 69-71.
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan publik semata, tetapi lebih diarahkan pada upaya untuk membentuk BUMN sebagai entitas bisnis yang profesional dan memiliki daya saing tinggi.
100
Terdapat Pro dan kontra terhadap kebijakan privatisasi BUMN. Pihak yang setuju dengan privatisasi BUMN berpendapat bahwa privatisasi perlu dilakukan
untuk meningkatkan kinerja BUMN serta menutup devisit APBN. Dengan adanya privatisasi diharapkan BUMN akan mampu beroperasi secara lebih profesional lagi
serta adanya peningkatan partisipasi kontrol masyarakat dalam BUMN tersebut. Pihak yang tidak setuju dengan privatisasi berpendapat bahwa apabila
privatisasi tidak dilaksanakan, maka kepemilikan BUMN tetap di tangan pemerintah. Dengan demikian segala keuntungan maupun kerugian sepenuhnya ditanggung oleh
pemerintah. Mereka berpendapat bahwa defisit anggaran harus ditutup dengan sumber lain, bukan dari hasil penjualan BUMN. Mereka memperkirakan bahwa
defisit APBN juga akan terjadi pada tahun-tahun mendatang. Apabila BUMN dijual setiap tahun untuk menutup defisit APBN, suatu ketika BUMN akan habis terjual dan
defisit APBN pada tahun mendatang tetap akan terjadi.
101
Terlepas dari pro dan kontra masyarakat terhadap pelaksanaan program privatisasi BUMN, privatisasi telah menjadi amanat Majelis Permusyawaratan
Rakyat MPR yang tertuang dalam Ketetapan MPR RI No. IVMPR1999 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara Tahun 1999-2004 GBHN Tahun 1999-2004, yang
menyebutkan:
100
Ibid.,hlm. 11.
101
Purwoko, Model Privatisasi BUMN yang mendatangkan Manfaat Bagi Pemerintah dan Masyarakat Indonesia,
Jakarta: Kajian Ekonomi dan Keuangan Vol .6 No. 1, 2002, hlm. 8.
Universitas Sumatera Utara
“Menyehatkan Badan Usaha Milik NegaraBadan Usaha Milik Daerah terutama yang usahanya berkaitan dengan kepentigan umum. Bagi BUMN yang
usahanya tidak berkaitan dengan kepentingan umum didorong untuk privatisasi melalui pasar modal”.
Karena sudah menjadi amanat dari rakyat, maka tidak ada alasan untuk tidak
setuju terhadap kebijakan privatisasi BUMN. Tetapi, privatisasi harus dilaksanakan dengan prosedur yang benar, tidak merugikan rakyat dan dana hasil privatisasi harus
digunakan untuk kepentingan rakyat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan sosial. Menurut keterangan Kementerian Menteri Negara BUMN sebagaimana yang
termuat dalam Rapat Kerja Komisi VI DPR RI Dengan Menteri Negara BUMN Tentang Restrukturisasi dan Privatisasi Tahun 2008, secara umum gambaran
mengenai kinerja BUMN yang menjadi latar belakang dilakukannya restrukturisasi dan privatisasi BUMN adalah sebagai berikut:
102
a BUMN-BUMN yang kegiatan usahanya tidak menyangkut hajat hidup orang banyak eksternalitas rendah dan sektor usahanya kompetitif akan dilakukan
privatisasi dengan melepas sebagian atau seluruh saham negara divestasi pada BUMN-BUMN tersebut.
b Bagi BUMN-BUMN yang kinerjanya relatif bagus dan memiliki prospek untuk dikembangkan, namun membutuhkan dana untuk pengembangan usaha
dalam rangka lebih meningkatkan kinerja dan value perusahaan akan dilakukan privatisasi dengan penerbitan saham baru saham dalam portepel
yang hasilnya proceed akan masuk ke kas perusahaan untuk memperkuat struktur permodalan. Metode yang akan dilakukan IPO disesuaikan dengan
kondisi pasar dan kondisi perusahaan.
c Terhadap BUMN-BUMN yang kinerjanya kurang baik merugi,namun masih memiliki prospek untuk dikembangkan dan telah pernah dilakukan
102
Maria Sevia Lolandia Perangin-angin, Analisis Hukum Terhadap Kepemilikan Saham
Pemerintah di BUMN Setelah Privatisasi di Indonesia, Skripsi , Medan: Fakultas Hukum USU,
2009, hlm. 87.
Universitas Sumatera Utara
restrukturisasi, sedangkan Pemerintah tidak memiliki dana untuk penambahan modal kerja perusahaan, maka akan dilakukan privatisasi melalui penerbitan
saham baru danatau melepas saham negara divestasi kepada mitra strategis.
d BUMN-BUMN yang terus menerus merugi dan prospek usaha kurang bagus akan dilakukan upaya penyelamatan melalui privatisasi kepada mitra strategis
sebelum alternatif likuidasi alternatif terakhir diakukan.
Salah satu kekuatan ekonomi nasional yang perlu ditingkatkan produktivitas dan efisiensinya adalah Badan Usaha Milik Negara BUMN, khususnya Persero.
Untuk dapat mengoptimalkan perannya dan mampu mempertahankan keberadaanya dalam perkembangan ekonomi dunia yang semakin terbuka dan kompetitif, BUMN
perlu menumbuhkan adanya profesionalisme. Pengurusan dan pengawasan BUMN harus dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik good
corporate governance. Peningkatan efisiensi dan produktifitas BUMN harus
dilakukan melalui langkah-langkah restrukturisasi dan privatisasi. Melalui privatisasi diharapkan juga akan dapat merubah citra BUMN menjadi
sebuah commercial entity dengan membebaskan dirinya dari intervensi birokrat, menghilangkan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme KKN dalam internal
manajemennya, dan memegang teguh prinsip Good Corporate Governance dalam seluruh jajaran BUMN tersebut.
Universitas Sumatera Utara
BAB III PRIVATISASI BUMN MELALUI PENAWARAN UMUM PERDANA
INITIAL PUBLIC OFFERING IPO
A. Metode-Metode Privatisasi
Dengan memerhatikan kelebihan dan kelemahan setiap metode, Berikut ini metode-metode yang paling cocok untuk privatisasi BUMN.
1 Privatisasi Melalu Private Placement Oleh Investor Dalam Negeri dengan
Penyertaan di Bawah 50
Pada strategi ini, pemerintah menjual sebagian kecil kurang dari 50 dari saham yang dimiliki atas BUMN tertentu kepada satu atau sekelompok investor
dalam negeri. Calon investor pada umumnya sudah diidentifikasi terlebih dulu sehingga pemerintah dapat memilih investor mana yang paling cocok untuk dijadikan
partner usahanya.
Privatisasi dengan private placement oleh investor dalam negeri akan menghasilkan dana bagi pemerintah yang dapat dipakai untuk menutup devisit APBN
2002. Namun, dengan penyertaan modal di bawah 50, investor baru tidak memiliki kekuatan dominan untuk ikut menentukan kebijakan perusahaan sehingga peran
pemerintah masih tetap dominan dalam BUMN. Secara umum kebijakan manajemen tidak akan mengalami perubahan yang signifikan, demikian pula teknologi dan
budaya kerja yang ada. Strategi penyertaan modal dari investor dalam negeri ini tidak menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat sehingga perekonomian tidak
terdongkrak dengan adanya privatisasi.
103
2 Privatisasi Melalui Private Placement oleh Investor Dalam Negeri dengan
Penyertaan di atas 50
Seperti alternatif sebelumnya, privatisasi melalui private placement oleh investor dalam negeri dengan penyertaan di atas 50 akan menghasilkan dana bagi
pemerintah untuk menutup devisit anggaran. Namun demikian, alternatif ini tidak dapat mendongkrak perekonomian nasional karena dana yang ditanamkan di BUMN
berasal dari dalam negeri sektor swasta. Penyertaan investor di atas 50 akan menyebabkan investor baru memiliki kekuatan untuk ikut menentukan kebijakan
dalam menjalankan kegiatan operasional BUMN. Akibatnya, terjadi pergeseran peran pemerintah dari pemilik dan pelaksana usaha menjadi regulator dan promotor
kebijakan. Visi, misi dan strategi BUMN mungkin mengalami perubahan. Pemanfaatan teknologi informasi, proses bisnis internal, serta budaya kerja pun akan
mengalami perubahan. Kemampuan akses ke pasar internasional barangkali masih
103
Riant Nugroho dan Randy R Wrihatnolo, Op. cit., hlm. 187.
Universitas Sumatera Utara