Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

8 4. Sebagai sumbangan bagi pemerintah dalam memecahkan masalah ketenagakerjaan dengan menjembatani kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan tenaga kerja. 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori 1. Sekolah Menengah Kejuruan

a. Pengertian Sekolah Menengah Kejuruan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. UUNo. 202003 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan suatu usaha untuk merubah serta mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dapat ditarik kesimpulan singkat bahwa kemajuan suatu bangsa sangat bergantung kepada pendidikan, karena pendidikan mempunyai peran penting dalam hal pengembangan sumberdaya manusia yang merupakan komponen dalam menentukan kemajuan suatu bangsa. Semakin berkembangnya zaman dunia kerja dan industri membutuhkan sumberdaya manusia yang berpendidikan serta memiliki tenaga dan keterampilan dalam bidang-bidang industri. Dalam hal ini pemerintah memberikan suatu sarana untuk 10 menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan dan sikap professional dalam dunia kerja dan industri, yakni dengan memberikan pendidikan kejuruan. Pendidikan kejuruan sama halnya dengan pendidikan pada umumnya yakni suatu kegiatan belajar untuk mendapatkan suatu perubahan yang bermanfaat bagi dirinya, masyarakat serta Negara. Namun pendidikan kejuruan juga memberikan bekal ketrampilan kepada peserta didik untuk siap menghadapi dunia kerja dan industri. Penyelenggaraan sekolah menengah kejuruan didasarkan atas ketentuan yang ada pada Undang-Undang Republik Indonesia No.2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan Nasional Bab IV pasal 11 ayat 1 dan 3 yang berbunyi sebagai berikut: “Jenis pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan, pendidikan akademik, dan pendidikan professiona l”. Sekolah menengah kejuruan berdasarkan tingkatan pendidikan setara dengan sekolah menengah atas, akan tetapi keduanya mempunyai tujuan yang berbeda. Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008 pasal 1 ayat 21 yang menyatakan bahwa “Sekolah Menengah Kejuruan yang selanjutnya disingkat SMK adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang Pendidikan Menengah sebagai lanjutan dari SMP,