Kemitraan Sekolah dengan Dunia Industri DUDI a. Pengertian Kemitraan Sekolah
24 untuk menunjang pendidikan sistem ganda yakni salah satu contoh
penerapan pendidikan sistem ganda di SMK yakni praktik kerja industri. Dari penjabaran di atas kemitraan antar sekolah dan dunia
industri masing masing memiliki peranan sehingga kemitraan yang terjalin saling memberikan keuntungan dan saling membutuhkan.
Wenrich, et al. 1988: 136-139, 161 mengidentifikasi berbagai peran dunia kerja, seperti:
1 Mengenalkan siswa pada situasi kerja yang sebenarnya.
2 Pekerja sebagai instruktur tidak tetap di sekolah. 3 Pelatihan di tempat kerja.
4 Mengaitkan teori dan praktik yang sebenarnya. 5 Memberi
umpan balik
untuk merevisi
dan meningkatkan program pendidikan.
6 Magang. 7 Pendidikan sistem ganda.
8 Penempatan lulusan
Pendapat di atas jelas mengatakan bahwa dunia kerja dan industri memiliki peran yang berarti, seiring dengan hal itu SMK juga
memiliki peranan yang sejalan dengan tujuan utama dari pendidikan kejuruan yakni untuk menghasilkan lulusan yang siap
kerja dan membangun jiwa wirausaha. Peranan Sekolah menengah kejuruan ini akan mampu untuk mengatasi krisis dan perminataan
pasar yang semakin berkembang, semakin tinggi sumber daya manusia yang dapat diserap di pasar tenanga kerja maka
perekonomian akan semakin membaik. Donham 2003 menguraikan tiga tahap dalam kemitraan
antara sekolah
dan dunia
industri. Tahap
pertama mengembangkan program yang mencakup mengembangkan
25 kurikulum dan pembelajaran dengan memanfaatkan peralatan
mutakhir dari dunia industri. Tahap kedua membangun kesadaran dan eksplorasi karir, yang meliputi kunjungan ke industri untuk
kesadaran karir, lokakarya dan job-shadowing dengan personil di industri sebagai mentor, dan pertemuan untuk memberikan
informasi kepada orangtua siswa. Tahap ketiga berupa perekrutan tamatan yang diawali dengan pemberian beasiswa dan praktik
kerja. Dalam hubungan kemitraan antar sekolah dan dunia industri masing-masing mempunyai peran dan alasan untuk menjalin suatu
hubungan kemitraan. Menurut Rogers 1996 dunia kerja pada umumnya
mempunyai dua motif untuk berpartisipasi dalam kemitraan dengan sekolah, yaitu pertimbangan pasar kerja dan tanggung jawab
sosial. Makin tumbuh perhatian dunia kerja tentang kualitas tenaga kerja, sehingga mendorong dunia kerja untuk lebih terlibat dalam
proses pendidikan. Dunia kerja juga memiliki tanggung jawab terhadap masyarakat dan keinginan untuk meningkatkan taraf
hidup generasi muda. Dari beberapa pendapat di atas menyatakan bahwa kemitraan antara sekolah dan dunia industri sangatlah
penting, salah satu contoh peran penting dari kemitraan antara sekolah dan dunia industri yakni untuk mendukung terlaksananya
pendidikan sistem ganda yang diterapkan di SMK. Wenrich, et al. 1988: 131 menekankan pentingnya jalinan
kerjasama antara sekolah dan dunia kerja dan guru harus memiliki kepercayaan diri dan terhormat di mata praktisi dunia kerja. Untuk
26 itu, guru harus secara periodik memperbaharui keterampilannya,
belajar praktik-praktik baru, dan menjaga kontak dengan dunia kerja. untuk menjaga jalinan kemitraan antar sekolah dan dunia
industri yang baik sekolah harus memperhatikan beberapa point penting seperti menjalin komunikasi yang baik dan berkelanjutan.
Ada beberapa petunjuk dalam membangun kemitraan yang diajukan oleh Cox-Petersen 2011:154-155 yaitu:
1 Mencari dan
merekrut orang-orang
untuk berpartisipasi dalam kemitraan
2 Memberikan pengembangan profesional para guru untuk memberikan motivasi berpartisipasi dalam
program kemitraan 3 Menyelenggarakan
kegiatan untuk
berbagi pengalaman kemitraan
4 Meluangkan waktu untuk berbicara dengan pihak mitra dan mengundang mereka untuk berbicara
dengan para siswa.
Selanjutnya Cox-Petersen
2011: 192
mengidentifikasi karakteristik kemitraan yang efektif, yaitu:
1 Kesetaraan pihak yang bermitra 2 Membangun saling kepercayaan
3 Menghargai pengetahuan dan nilai semua pihak yang bermitra
4 Komunikasi yang berlanjut antar pihak yang bermitra 5 Komitmen nyata dari semua pihak
Epstein, et al. 2009:34-35 mengidentifikasi apa saja yang diperlukan oleh sekolah untuk mendukung keterlibatan pihak mitra,
yaitu: 1 Komitmen yang kuat untuk pembelajaran siswa
2 Dukungan pimpinan sekolah 3 Iklim sekolah yang hangat dan terbuka dalam
menghadapi mitra 4 Komunikasi dua arah yang jujur
27