Tujuan Pembelajaran Materi Pokok Metode dan Model Pembelajaran Langkah-Langkah Pembelajaran

200 Pengetahuan Sosial 5 Untuk SDMI Kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Siti Syamsiyah, dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial 5 untuk SDMI Kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Media : LCD, speaker, video proklamasi kemerdekaan, gambar tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan, kartu nama- nama daerah di Indonesia pertemuan I

I. Penilaian Hasil Belajar

A. Jenis tes : tes tertulis B. Bentuk tes : uraian C. Alat tes : soal

J. Rubrik Penilaian

Terlampir

K. Skor Penilaian

Jumlah skor nilai = x 100 Skor maksimal

L. Kriteria Keberhasilan

Siswa dikatakan berhasil dalam proses pembelajaran jika nilai siswa ≥ 75. 201 202 Lampiran A. Materi Pembelajaran 1. Pertemuan Pertama Peristiwa menjelang proklamasi kemerdekaan Terdesaknya Jepang oleh Sekutu pada awal 1945 membuat Jepang semakin mendekati dan merayu Indonesia supaya membantunya. Jepang memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia dan agar lebih meyakinkan lagu Indonesia Raya diakui sebagai lagu kebangsaan dan bendera Merah Putih boleh dikibarkan di samping bendera Jepang. Sebagai langkah pertama Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI pada tanggal 1 Maret 1945. BPUPKI dilantik pada tanggal 29 Mei 1945 dengan anggota 63 orang. Tugas utamanya adalah mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Sidang BPUPKI pertama dilaksanakan pada tanggal 29 Mei- 1 Juni 1945 dan diketuai oleh Dokter Rajiman Wedyodiningrat sedangkan Sidang BPUPKI kedua dilaksanakan pada 10-16 Juli 1945. Sidang BPUPKI pertama berhasil menyusun konsep rumusan Pancasila dan siding BPUKI kedua berhasil merumuskan Rancangan Undang-Undang Dasar 1945. Tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI diganti dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI karena tugasnya dianggap selesai. PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno dan sebagai wakil ketua adalah Drs. Mohammad Hatta. Mereka membentuk panitia kecil panitia sembilan yang menyusun asas dan tujuan Indonesia merdeka yang tercantum di dalam Piagam Jakarta The Jakarta Charter. Beberapa peristiwa yang terjadi sebelum kemerdekaan, yaitu: 1 Pertemuan di Dalat Tiga tokoh pergerakan nasional Dr. Radjiman Wedyodiningrat, Ir. Soekarno, dan Drs. Mohammad Hatta pada tanggal 12 Agustus 1945 memenihi undangan Jenderal Terauchi di Dalat Vietnam Selatan. Jenderal Terauchi mengatakan bahwa pemerintah Jepang memutuskan untuk memberi kemerdekaan kepada Indonesia. Hal ini diputuskan 203 setelah Jepang dijatuhi bom atom oleh Amerika Serikat. Bom pertama dijatuhkan di kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945 sedangkan bom kedua dijatuhkan di kota Nagasaki pada 9 Agustus 1945. Hal ini mengakibatkan Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945. 2 Menghadapi berita kekalahan Jepang Dr. Radjiman Wedyodiningrat, Ir. Soekarno, dan Drs. Mohammad Hatta pada tanggal 15 Agustus 1945 kembali ke tanah air setelah menghadiri pertemuan di Dalat. Mereka langsung disambut oleh pemuda pejuang Indonesia salah satunya adalah Sutan Syahrir. Para pemuda mendesak agar proklamasi kemerdekaan segera dilakukan. Akan tetapi bung Karno dan bung Hatta ingin merundingkannya terlebih dahulu dalam sidang PPKI. Para pemuda tetap tidak sabar dan bersikeras untuk sesegera mungkin memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. 3 Peristiwa Rengasdengklok Golongan muda mengadakan rapat untuk membicarakan masalah kemerdekaan. Hasil rapat tersebut memutuskan untuk mengungsikan Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta ke Rengasdengklok. Tujuannya adalah menjauhkan kedua pemimpin nasional dari pengaruh Jepang serta memaksa mereka agar segera memproklamsikan kemerdekaan. Pada tanggal 16 Agustus 1945 dini hari para pemuda membawa bung Karno dan bung Hatta ke Rengasdengklok. Namun pada sore harinya mereka diantar lagi ke Jakarta. Pada malam harinya bung Karno dan Bung Hatta mengumpulkan para pemimpin pemuda dan anggota PPKI untuk bermusyawarah mewujudkan proklamsi. 4 Perumusan teks proklamasi Naskah proklamasi dirumuskan di rumah Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1. Perumusan teks proklamasi tersebut dilakukan oleh Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Setelah selesai barulah teks proklamsi terebut dibacakan dihadapan tokoh-tokoh peserta rapat dan setelah terjadi kesepakatan selanjutnya teks tersebut diserahkan kepada Sayuti Melik untuk diketik. Teks yang sudah diketik

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE PADA SISWA KELAS V SDN SEKARAN 01 SEMARANG

0 5 181

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA CD PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SDN MANGUNSARI SEMARANG

0 27 302

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS KELAS V SD MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

0 0 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

0 0 16

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DAN SIKAP PERCAYA DIRI SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS V SD N 1 TIPARKIDUL - repository perpustakaan

0 0 15

UPAYA MENINGKATKAN PERCAYA DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) MATA PELAJARAN IPS KELAS V SD NEGERI 2 CANDINATA

0 0 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Percaya Diri - UPAYA MENINGKATKAN PERCAYA DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) MATA PELAJARAN IPS KELAS V SD NEGERI 2 CANDINATA - repository perpustaka

0 0 26