48 berbagai pengetahuan kepada para siswa, namun pengajaran keterampilan,
nilai, dan sikap pun harus ada dalam pembelajaran IPS. Sementara itu ruang lingkup pembelajaran IPS kelas V semester 2 yang
memuat KD sebagai berikut. KD 2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada penjajah Belanda dan Jepang. KD 2.2 Menghargai jasa dan
peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. KD: 2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuanagan dalam memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia dan 2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. Penelitian tentang peningkatan percaya diri
melalui model pembelajaran kooperatif tipe think pair share pada pembelajaran IPS siswa kelas V SD Negeri Serang Kulon Progo ini akan
difokuskan pada KD: 2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuanagan dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dan 2.4 Menghargai
perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. Indikator- indikator yang akan diteliti juga mengikuti KD yang dipilih.
4. Pembelajaran IPS di SD
Pemebelajaran IPS
di SD
harus diselenggrarakan
dengan memperhatikan karakteristik siswa. Sebagaimana sudah kita ketahui bahwa
siswa usia Sekolah Dasar memiliki karakteristik yang khas. Dalam usia SD ini siswa berada pada tahap perkembangan kognitif masa operasinal konkrit.
Untuk itu guru perlu merancang suatu strategi pembelajaran yang sesuai baik ditinjau dari: tujuan pembelajarannya, letak kendali belajar, jenis materi yang
dipelajari, besar kecilnya kelompok belajar, cara memperoleh pengetahuan
49 induktif, deduktif, discovery, dan inkuiri, interaksi atau komunikasi, serta
hubungan antara guru dan siswa Trianto, 2010: 180. Pembelajaran IPS seharusnya dapat membantu siswa dalam
mengembangkan berbagai kemampuan maupun potensi yang mereka miliki. Hal tersebut dimaksudkan agar mereka dapat berperan aktif menjadi manusia
dan warganegara unggul yang dapat membantu negara dalam menghadapi tantangan dunia luar. Mulyono 1980: 10 menyebutkan berbagai peranan IPS
yaitu: 1.
Sosialisasi Membantu siswa menjadi manusia dan anggota masyarakat yang mampu
mengembangkan kemampuan komunikasinya dengan orang lain sehingga menjadi masyarakat yang berguna dan efektif dalam kehidupannya.
2. Pengambilan keputusan
IPS berperan pula dalam pengambilan keputusan yang berarti dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan kemampuan
akademis. 3.
Sikap dan nilai Membantu siswa memberi tanda, mengobservasi, merumuskan dan menilai
diri mereka sendiri berkaitan dengan hubungan mereka dengan masyarakat. 4.
Kewargaan negara IPS berperan dalam membentuk siswa untuk menjadi warganegara yang
baik yang kelak dapat berguna baik untuk diri mereka sendiri, negara maupun bangsanya.
50 5.
Pengetahuan Salah satu peranan IPS adalah untuk membentuk siswa menjadi manusia
yang tanggap dan peka terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dapat memanfaatkan sebaik-baiknya ilmu pengetahuan dan teknologi
tersebut dengan bijak dan sebaik-baiknya.
D. Karakteristik Siswa SD
Usia SD biasanya berlangsung antara 6-12 tahun. Selama hidupnya siswa akan terus mengalami perkembangan. Saat siswa masuk sekolah mereka
sudah mulai berhubungan dengan dunia sekolah. Sekolah memberikannya berbagai
pengalaman yang
akan mendukung
perkembangannya. Perkembangan dalam diri siswa terdiri dari berbagai macam, seperti
perkembangan sosial, kepribadian, serta intelektual. Berikut ini akan dibahas perkembangan-perkembangan tersebut.
1. Perkembangan sosial
Siswa merupakan mahluk sosial oleh karena itu siswa dalam hidupnya pastinya akan mengalami perkembangan sosial. Perkembangan sosial
merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial Syamsu Yusuf, 2011: 122. Perkembangan sosial tersebut tentunya tidak akan lepas dari
pengaruh lingkungan sosialnya. Berbagai interaksi dengan lingkungan sosial tersebut akan memberikan berbagai perubahan pada siswa terkait dengan
perkembangan sosialnya. Elfi Mu’awanah dan Rifa Hidayah 2012: 13 menyatakan bahwa
proses-proses psikososial melibatkan perubahan-perubahan dalam aspek perasaan, emosi, dan kepribadian individu, serta cara yang
bersangkutan berhubungan dengan orang lain. Contoh: rasa percaya diri
51 dan keberanian anak dalam belajar, juga perkembangan hubungan
pergaulan dengan teman, dan agresivitas terhadap teman. Pendapat di atas menyatakan bahwa salah satu contoh perubahan dalam
perkembangan sosial adalah rasa percaya diri dan keberanian anak dalam belajar. Hal ini menunjukkan bahwa percaya diri haruslah mendapat
perhatian yang serius baik oleh guru maupun orang tua agar perkembangan sosial siswa dapat berkembang sebagaimana mestinya.
Perkembangan psikososial berlangsung melalui berbagai tahap. Erickson Elfi Mu’awanah dan Rifa Hidayah, 2012: 13 membagi
perkembangan psikososial atau perkembangan jiwa manusia yang dipengaruhi oleh masyarakat menjadi 4 tahap sebagai berikut.
a. Trust dan mistrust usia 0-1 tahun. Tahap pertama kehidupan
manusia adalah tahap pengembangan rasa percaya diri. Fokusnya terletak pada panca indra sehingga mereka sangat memerlukan
sentuhan dan pelukan.
b. Otonomi mandiri dan malu ragu-ragu usia 2-3 tahun, masa
pemberontakan anak. c.
Inisiatif dan rasa bersalah usia 4-5 tahun, anak akan banyak bertanya dalam segala hal.
d. Industri rajin dan inferiority usia 6-11 tahun, anak usia ini sudah
mulai mengerjakan tugas-tugas sekolah, dan termotivasi untuk belajar.
Berdasarkan pendapat di atas, siswa usia SD masuk dalam tahap industryrajin dan inferiority. Siswa sudah bersekolah dan mengerjakan
segala hal yang menjadi tugas-tugasnya sebagai seorang siswa. Tugas-tugas yang diberikan tersebut dapat menambah motivasi siswa untuk lebih giat
belajar dan mengembangkan kemampuannya. Perkembangan sosial siswa yang terwujud dalam pola perilaku sosial
dapat kita lihat dari berbagai dimensi. Helms Turner Anak Agung Ngurah Adhiputra, 2013: 71 mengungkapkan bahwa pola perilaku sosial
52 anak dapat dilihat dari 4 dimensi, yaitu: a. anak dapat bekerjasama
cooperating dengan teman, b. anak mampu menghargai altruism teman, c. anak mampu berbagi sharing kepada teman, d. anak mampu membantu
helping others orang lain. Pola perilaku sosial siswa tersebut tentunya sedapat mungkin dimiliki oleh siswa, namun kita tidak dapat
memaksakannya. Hal ini dikarenakan setiap siswa memiliki latar belakang, kemampuan, dan berbagai hal lain yang mempengaruhi pola perilaku sosial
yang berbeda satu sama lain. 2.
Perkembangan kepribadian Setiap siswa pastilah memiliki kepribadian yang berbeda-beda.
Kepribadian tersebut akan menjadi ciri tersendiri bagi siswa. Abin Elfi Mu’awanah dan Rifa Hidayah, 2012: 14 menyebutkan bahwa kepribadian
merupakan kualitas perilaku individu yang tampak dalam melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungan secara unik. Siswa dalam proses
pembelajaran tentunya juga akan melakukan penyesuaian diri baik itu dengan guru maupun teman sekelasnya. Oleh karena itu lingkungan
pembelajaran yang kondusif perlu diciptakan agar kepribadian yang sehat pada diri siswa dapat terbentuk dengan baik.
E.B. Hurlock Syamsu Yusuf, 2011: 130 mengemukakan bahwa penyesuaian yang sehat atau kepribadian yang sehat healthy personality
ditandai dengan karakteristik sebagai berikut.
53 a.
Mampu menilai diri secara realistik Individu dengan kepribadian sehat mampu menilai dirinya sendiri baik
itu kelebihan maupun kekurangannya. b.
Mampu menilai situasi secara realistik Individu dengan kepribadian sehat juga mampu menghadapi serta
menerima kehidupan nyatanya secara wajar. c.
Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik Individu dengan kepribadian sehat mampu menilai keberhasilannya
secara realistik dan menanggapinya secara rasional. Ia tidak akan sombong dengan prestasinya maupun terpuruk jika menemui kegagalan.
d. Menerima tanggung jawab
Kepribadian yang sehat juga ditunjukkan dengan mampunya seseorang dalam bertanggung jawab secara penuh dengan apa yang dihadapinya
dan menyelesaikannya dengan suatu keyakinan diri yang kuat. e.
Kemandirian autonomi Kepribadian yang sehat dapat ditunjukkan dengan adanya kemandirian
pada individu baik itu cara berpikir dan bertindak, mengambil keputusan, dan lain sebagainnya.
f. Dapat mengontrol emosi
Individu dengan kepribadian sehat akan mampu menghadapi berbagai tantangan hidupnya secara positif dan tidak merusak. Meraka akan lebih
bisa untuk mengontrol emosi dan tindakan mereka.
54 g.
Berorientasi tujuan Individu berkepribadian sehat dapat pula ditunjukkan dengan mampunya
mereka dalam merumuskannya tujuan berdasarkan pertimbangan yang matang tanpa adanya paksaan dari berbagai pihak.
h. Berorientasi keluar
Individu dengan kepribadian sehat akan berorientasi keluar. Ia akan memahami lingkungan sekitarnya, respek, peduli, empati kepada sesama
dalam berbagai situasi. i.
Penerimaan sosial Mampu berhubungan baik dengan orang lain serta adanya penerimaan
terhadap lingkungan sosialnya merupakan salah satu ciri pribadi sehat. j.
Memiliki filsafat hidup Keyakinan terhadap agama yang dianutnya akan menjadi pegangan atau
falsafah bagi individu yang memiliki kepribadian yang sehat. k.
Berbahagia Kebahagiaan juga menjadi salah satu ciri kepribadian yang sehat.
Kebahagiaan tersebut didukung oleh faktor pencapaian prestasi, penerimaan dari orang lain dan perasaan dicintai orang lain.
Penyesuaian yang sehat tersebut harus sedapat mungkin dimiliki oleh siswa. Siswa seyogyanya dapat melakukan penyesuaian yang sehat tersebut
agar ia dapat mengikuti pembelajaran dengan baik pula.