Subjek dan Objek Penelitian Metode dan Teknik Penyediaan Data

penelitian ini adalah teknik ganti atau subtitusi. Teknik analisis yang berupa penggantian unsur satuan lingual data itu akan menghasilkan tuturan berbentuk ABCS, ABSD, ASCD, atau SCBD, bila tuturan data semula berbentuk ABCD. Hal itu sepenuhnya tergantung pada unsur mana yang akan digantikan. Adapun mengenai alatnya, teknik ganti ini beralatkan satuan lingual pula, yaitu satuan lingual pengganti. Kegunaan teknik ganti adalah untuk mengetahui kadar kesamaan kelas atau kategori unsur terganti atau unsur ginanti dengan unsur pengganti, khususnya bila tataran pengganti sama dengan tataran terganti Sudaryanto, 2015: 59. Jadi, metode dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode agih dengan teknik dasar bilah unsur langsung BUL dan teknik lanjutannya yaitu teknik ganti atau subtitusi.

E. Keabsahan Data

Dalam setiap penelitian, diperlukan adanya uji keabsahan data atau uji validitas, agar ditemukan adanya kepastian dan kebenaran hasil dari suatu penelitian. Moleong 2005: 324 menjelaskan bahwa pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan yaitu derajat kepercayaan credibility, keteralihan transferability, kebergantungan dependability, dan kepastian confirmability. Ada tujuh teknik pemeriksaan pada kriteria derajat kepercayaan, yaitu perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, triangulasi, pengecekan sejawat, kecukupan referensial, kajian kasus negatif, dan pengecekan anggota. Dalam penelitian ini, keabsahan data diperoleh melalui melalui teknik pemeriksaan pada kriteria derajat kepercayaan, di antaranya perpanjangan keikutsertaan, pemeriksaan sejawat, dan triangulasi. Pertama, perpanjangan keikutsertaan. Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Penelitian ini akan dilaksanakan selama dua minggu hingga satu bulan. Tetapi apabila ketika di lapangan terjadi kekurangan data atau data yang dikumpulkan belum cukup memadai, maka akan dilakukan perpanjangan waktu penelitian. Dalam hal ini disebut dengan perpanjangan keikutsertaan. Kedua, pemeriksaan sejawat. Pemeriksaan sejawat dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir penelitian yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat Moleong, 2005: 327-332. Rekan sejawat yang dipilih, diusahakan yang sebaya, dan tidak lebih muda atau pun jauh lebih tua. Hal tersebut sebagai upaya untuk menghadirkan suasana diskusi yang kondusif. Selain itu, rekan sejawat yang dipilih, diharuskan memiliki pengetahuan yang cukup mumpuni mengenai penelitian yang bersangkutan agar hasilnya tidak menyimpang. Dalam hal ini, rekan sejawat yang menjadi pemeriksa keabsahan data untuk penelitian ini adalah Ayu Kurniasih, mahasiswa Sastra Indonesia UNY 2012. Alasan dipilihnya rekan Ayu sebagai pemeriksa data dalam penelitian ini adalah sesuai dengan anjuran Moleong di atas, bahwa rekan sejawat yang memeriksa keabsahan data penelitian diusahakan memiliki usia yang sebaya dengan penulis dan memiliki pengetahuan yang cukup mumpuni dalam bidang sosiolinguistik khususnya alih kode dan campur kode. Selain itu, alasan lainnya yaitu karena bidang konsentrasi yang rekan Ayu ambil adalah linguistik, sehingga penulis yakin bahwa ia dapat mempertanggungjawabkan kecakapan ilmunya khususnya dalam memeriksa dan menilai keabsahan data dari penelitian ini. Ketiga, triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Denzin via Moleong, 2005: 330 membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. Dalam penelitian ini, digunakan triangulasi sumber. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif Patton via Moleong, 2005: 330. Hal itu dapat dicapai salah satunya dengan cara membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. Dalam hal ini, wawancara yang digunakan sebagai perbandingan adalah wawancara secara langsung dengan penyiar di radio-radio yang menjadi objek penelitian. Wawancara dilakukan sebelum dan sesudah pengambilan data penelitian. Wawancara sebelum penelitian digunakan sebagai bahan observasi dan persiapan penelitian, sedangkan wawancara sesudah penelitian digunakan untuk perbandingan antara hasil dan situasi yang benar-benar ada di lapangan, apakah sesuai ataukah tidak.