Persamaan dan Perbedaan Alih Kode dan Campur Kode

f. Faktor Penyebab Terjadinya Alih Kode dan Campur Kode

Berikut akan dipaparkan beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya alih kode dan campur kode menurut beberapa ahli. 1 Faktor Penyebab Terjadinya Alih Kode Pendapat pertama dikutip dari Aslinda dan Leni 2007: 86 yang menyebutkan bahwa terdapat lima faktor umum penyebab terjadinya alih kode, yaitru 1 pembicarapenutur, 2 pendengarlawan tutur, 3 perubahan situasi dengan hadirnya orang ke-3, 4 perubahan dari formal ke informalsebaliknya, dan 5 perubahan topik pembicaraan. Lebih lanjut, Chaer dan Leonie 2010: 108-111 menjelaskan uraian dari pendapat di atas. Faktor pertama, pembicara atau penutur seringkali melakukan alih kode untuk mendapatkan “keuntungan” atau “manfaat” dari tindakan itu. Faktor kedua, lawan bicara atau lawan tutur dapat menyebabkan terjadinya alih kode, misalnya karena si penutur ingin mengimbangi kemampuan berbahasa si lawan tutur itu. Faktor ketiga, hadirnya orang ketiga atau orang lain yang tidak berlatarbelakang bahasa yang sama dengan bahasa yang digunakan oleh penutur dan lawan tutur. Faktor keempat, perubahan situasi bicara dapat menyebabkan terjadinya alih kode, misalnya dari situasi yang formal kemudian beralih ke dalam situasi nonformal. Faktor kelima, berubahnya topik pembicaraan, dapat juga menyebabkan terjadinya alih kode. Senada dengan kedua pendapat di atas, Suwito 1983: 73 menyebutkan enam faktor penyebab terjadinya alih kode, yaitu penutur, lawan tutur, hadirnya penutur ketiga, pokok pembicaraan, untuk membangkitkan rasa humor, dan untuk sekedar bergengsi. Poedjosoedarmo 1976: 15 juga memiliki pendapat yang sama bahwa alih kode disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu penutur, mitra tutur, pengaruh orang ketiga, topik pembicaraan, dan situasi tutur. Selain itu, Poedjosoedarmo menambahkan beberapa faktor lain di antaranya yaitu, pengaruh maksud-maksud tertentu, pengaruh keinginan mendidik lawan tutur, dan praktek belajar berbahasa tertentu. Sejalan dengan uraian di atas, Suandi 2014: 136-139 juga berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang menjadi penyebab alih kode, yaitu sebagai berikut. a Penutur dan pribadi penutur. Seorang penutur kadang sengaja beralih kode terhadap mitra tutur karena suatu tujuan. Misalnya mengubah situasi dari resmi menjadi tidak resmi atau sebaliknya. b Perubahan situasi tutur. Perubahan situasi tutur dapat terjadi dari situasi formal ke nonformal. c Kehadiran orang ketiga. Sebuah peristiwa tutur antara P1 dan P2, kemudian muncul kehadiran P3 dapat memunculkan alih kode. d Peralihan pokok pembicaraan. Pokok pembicaraan merupakan salah satu faktor pada seorang penutur dalam menentukan kode bahasa yang dipilih. Peralihan pokok pembicaraan ini dapat berupa kode bahasa Indonesia ke bahasa Jawa dan bahasa Jawa ke bahasa Indonesia. 2 Faktor Penyebab Terjadinya Campur Kode Latar belakang terjadinya campur kode menurut Suwito 1983: 77 pada dasarnya dapat dikategorikan menjadi dua tipe, yaitu tipe berlatar belakang pada sikap attitudinal type dan tipe yang berlatar belakang kebahasaan linguistic type. Kedua tipe itu saling bergantung dan tidak jarang bertumpang tindih overlap. Atas dasar latar belakang tersebut, dapat diidentifikasikan beberapa alasan atau penyebab yang mendorong terjadinya campur kode. Alasan-alasan itu ialah sebagai berikut. a Identifikasi peranan b Identifikasi ragam c Keinginan untuk menjelaskan atau menafsirkan Dalam hal ini pun ketiganya saling bergantung dan tidak jarang bertumpang tindih. Ukuran untuk identifikasi peranan adalah sosial, registral, dan edukasional. Identifikasi ragam ditentukan oleh bahasa di mana seorang penutur melakukan campur kode yang akan menempatkan dia dalam hierarkhi status sosialnya. Keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan nampak karena campur kode juga menandai sikap dan hubungannya terhadap orang lain, dan sikap dan hubungan orang lain terhadapnya. Demikianlah maka campur kode itu terjadi karena adanya hubungan timbal balik antara peranan penutur, bentuk bahasa, dan fungsi bahasa. Dalam pendapat yang lain, Poedjosoedarmo 1976: 15 menyampaikan bahwa faktor-faktor penyebab terjadinya campur kode di antaranya ialah disebabkan oleh mitra tutur, hardirnya orang ketiga, bergengsi, dan adanya