Hipotesis Penelitian Metode Penentuan Daerah Penelitian 1140,93

Jam Kerja Pasca Panen, Biaya Pupuk, Pengalaman Usaha Tani, Luas Lahan, Umur Petani, dan Umur Tanman antara Kopi Robusta dan Kopi Arabika. Dari hal tersebut perlu adanya usaha pemilihan jenis kopi yang mempunyai nilai ekonomis dan rasa yang relatif baik serta yang tahan terhadap penyakit karat daun. Usaha untuk merebut peluang pasar kopi antara lain dengan pengembangan tanaman Kopi Arabika melalui kegiatan peremajaan, peluasan dan rehabilitasi tanaman kopi dari Kopi Robusta menjadi Kopi Arabika.

2.4. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah dan kerangka pemikiran maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan umur panen 1, intensitas panen, perbedaan harga jual, jam kerja usaha tani, perbedaan produktivitas, waktu pengeringan, jam kerja pasca panen, biaya pupuk, pengalaman usaha tani, luas lahan, umur petani dan umur tanaman pada usaha tani Kopi Robusta dan Kopi Arabika. Universitas Sumatera Utara BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian dilakukan di Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun. Penentuan ini dilakukan secara purposive, dengan alasan Kecamatan Raya merupakan Kecamatan yang menghasilkan Kopi Arabika dalam luasan nomor dua yang paling besar di Kabupaten Simalungun dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Di daerah Kecamatan Raya banyak terdapat petani yang mengalihfungsikan usahanya dari Kopi Robusta ke Kopi Arabika. Pada tahun 2011 luas tanaman Kopi Arabika di Kecamatan Raya adalah 1140,93 Ha. Tabel 6. Luas Lahan Tanaman Kopi Arabika di Kabupaten Simalungun Tahun 2011 No KecamatanKot a Luas Areal Produksi TBM TM TRTT M Jumlah Ton Rata-Rata KgHa 1 Silimakuta 48.5 449.29 23.18 520.97 697.78 1,553.07 2 Pematang Silimakuta 152.58 763.69 36.17 952.36 1,188.43 1,556.17 3 Purba 164.96 1,012.88 43.05 1,220.89 1,545.06 1,525,41 4 DolokPardamea n 83.64 713.57 29.42 826.63 1,131.46 1,585.63 5 Sidamanik 185.63 357.42 12.5 555.55 517.2 1,447.04 6 Girsang Sip.Bolon 35.94 288.76 15.16 339.86 417.68 1,446.46 7 Tanah Jawa - 9.15 - 9.15 12.94 1,414.21 8 Dolok Panribuan 11.31 113.71 - 125.02 171.71 1,510.07 9 Jorlang Hataran 11.51 71.70 - 83.21 96.38 1,344.21 10 Panei 66.19 92.26 - 158.45 143.85 1,559.18 Universitas Sumatera Utara 11 Raya 226.75 894.92

19.26 1140,93

1,356.47 1,515.74 12 Dolok Silau 141.48 522.43 21.61 685.52 690.95 1,322.57 13 Silau Kahean 10.63 - - 10.63 - - 14 Raya Kahean - 18.64 - 18.64 22.94 1,230.69 15 Dolok Batu Nanggar - - - - - - 16 Tapian Dolok - 53 - 53 69.22 1,306.04 17 Siantar 0.63 - - 0.63 - - 18 Panombean Pane 8 39.88 - 47.88 58.31 1,462.14 19 Hatonduhan - 15.25 - 15.25 21.59 1,415.74 20 Pem. Sidamanik 63.57 239.09 - 302.66 345.48 1,444.98 JUMLAH 1,211.24 5,655.64 200.35 7.067.23 8,487.45 1,500.71 Sumber: Dinas Perkebunan Simalungun, 2012. Adapun perubahan luas lahan Kopi Robusta dan Kopi Arabika di Kecamatan Raya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 7. Perubahan Luas Lahan Kopi Robusta dan Arabika di Kecamatan Raya Tahun Luas Lahan Perubahan Luas Lahan Kopi Robusta Perubahan Luas Lahan Kopi Arabika Robusta Ha Arabika Ha 2007 630,11 885,18 2008 605,11 1.016,62 -3,96 14,85 2009 578,11 1.088,93 -4,46 7,11 2010 551,11 1.090,93 -4,67 0,18 2011 532,11 1.140,93 -3,45 4,58 Sumber: Dinas Perkebunan Simalungun, 2012 Universitas Sumatera Utara Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa terjadi perluasan lahan Kopi Arabika setiap tahunnya sedangkan pada Kopi Robusta di Kecamatan Raya menurun setiap tahunnya. Pertumbuhan luas lahan Kopi Arabika tertingi yaitu pada tahun 2008 18,85 sedangkan penurunan luas lahan Kopi Robusta tertinggi berada pada tahun 2010 -4,67.

3.2. Metode Penarikan Sampel