bahwa kualitas kopi yang sedang dipanen sudah menurun misalnya dengan melihat buah kopi banyak yang terserang lalat buah. Demikian halnya pada saat
petani melakukan pengolahan pasca panen, maka setiap kualitas perlakuan yang dilakukan petani pada setiap tahapan pengolahan akan mempengaruhi kualitas
kopi yang akan dipasarkan.
5.1.4. Waktu Kerja Usaha Tani
Waktu kerja usaha tani yang dimaksud yaitu waktu yang digunakan dalam setiap tahapan mulai dari pemeliharaan sampai panen. Dimana tahapan pemeliharaan
mulai dari penyiangan pemupukan, penunasan dan pemberantasan hama penyakit. Dimana di daerah penelitian para petani pada umumnya bekerja selama 5 jam.
Waktu kerja usaha tani Kopi Arabika di daerah penelitian lebih tinggi dikarenakan setiap tahapan pemeliharaan hingga panen dilaksanakan dengan baik.
Rata- rata Waktu Kerja usaha Tani Kopi Arabika 3.506. Sedangkan untuk tanaman Kopi Robusta sekitar 1114,69.Perbedaan rata-rata waktu kerja usaha tani
antara Kopi Arabika dan Kopi Robusta adalah sebesar 2391,31 Jam. Terlihat juga nilai tingkat signifikansi Sig. 2 –tailed rata-rata waktu kerja usaha tani adalah
0,000. Karena nilai Signifikansinya 0,000 0,05, dan nilai t tabel 5,77 t hitung 2,001717 maka H
tolak dan H
1
terima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat nyata pada waktu kerja usaha tani antara
Kopi Arabika dan Kopi Robusta. Panen untuk Kopi Arabika lebih rumit dibandingkan dengan Kopi Robusta karena buah yang dipetik hanya buah yang
benar- benar merah sehingga harus benar-benar diperhatikan dalam pemanenan sehingga membutuhkan waktu yang lebih banyak dibanding memanen kopi
Universitas Sumatera Utara
Robusta . Sedangkan untuk Kopi Robusta tahapan pemeliharaan tidak serumit pada Kopi Arabika dan pemanenan juga lebih mudah. Namun tahapan penunasan
tanaman Kopi Arabika lebih mudah dikarenakan batang tanaman lebih pendek sehingga petani tidak kesulitan dalam penunasan sebagaimana pada tanaman Kopi
Robusta yang berbatang tinggi sehingga membutuhkan alat bantu dalam melakukan penunasan.
Waktu kerja pada usaha tani Kopi Robusta lebih rendah dibandingkan Kopi
Arabika dikarenakan tahapan pemeliharaan pada Kopi Arabika lebih rumit dan butuh waktu yang lebih banyak, disamping itu tanaman Kopi Robusta di daerah
penelitian sudah melewati umur ekonomis sehingga petani tidak melakukan pemeliharaan secara teratur dan semestinya dalam artian petani sudah tidak terlalu
merawat tanaman Kopi Robusta nya lagi. Dengan adanya waktu kerja yang lebih banyak ini akan memberikan peluang bagi
masyarakat di sekitar daerah usaha tani untuk dapat bekerja sebagai tenaga upahan. Karena ada saatnya para petani tidak mampu jika hanya mengerjakan
usaha taninya dengan tenaga kerja dalam keluarga. Misalnya pada saat musim panen yang bertepatan dengan musim hujan. Jika buah tidak segera dipetik maka
akan berjatuhan dan akan lebih sulit dalam pemanenan, sehingga pada kondisi seperti ini akan dibutuhkan tenaga kerja dari luar keluarga.
5.1.5. Produktivitas Kopi Produktivitas kopi yaitu produksi kopi yang dihasilkan dalam satu tahun dalam
setiap hektar luas lahan. Produktivitas Kopi Arabika di daerah penelitian lebih
Universitas Sumatera Utara
tinggi dibanding Kopi Robusta dikarenakan umur Kopi Robusta sudah terlalu tua dan tidak terpelihara dengan baik oleh petani sebagaimana dalam pemeliharaan
Kopi Arabika. Produktivitas Kopi Arabika lebih tinggi dibanding Kopi Robusta. Hal ini
dikarenakan tanaman Kopi Robusta yang sudah tidak dirawat dengan baik dan umurnya sudah melewati umur ekonomis. Dengan umur tanaman yang sudah tua
dan waktu pemeliharaan yang sudah relatif lebih sedikit maka produktivitas Kopi Robusta di daerah penelitian lebih rendah.
Rata- rata Produktivitas Kopi Arabika 1449,87KgHatahun. Sedangkan untuk
tanaman Kopi Robusta sekitar 675,63KgHatahun. Perbedaan rata-rata produktivitas antara Kopi Arabika dan Kopi Robusta adalah sebesar
774,24KgHaTahun. Terlihat juga nilai tingkat signifikansi Sig. 2 –tailed rata- rata produktivitas adalah 0.000. Karena nilai Signifikansinya 0,000 0,05, dan t
hitung 14,42 t tabel 2,001717 maka H tolak dan H
1
terima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat nyata pada produktivitas
antara Kopi Arabika dan Kopi Robusta. Produktivitas Kopi Arabika yang lebih tinggi menjadi satu pertimbangan bagi
petani untuk mengalihkan usah perkebunan kopi Robusta ke Kopi Arabika karena produktivitas lah yang akan berpengaruh kepada penerimaan usaha tani petani.
Produktivitas yang tinggi mangakibatkan biaya Kg produksi semakin rendah sehingga keuntungan petani akan semakin tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Pada dasarnya produksi kopi tidak sama setiap panennya karena produksi juga dipengaruhi umur tanaman dan cuaca. Sehingga pada tanaman kopi ada masa
panen yang sangat banyak dan ada masa dimana buah kopi hanya sedikit. Namun dalam setiap kondisi tersebut petani tetap melakukan panen. Karena jika tidak
dipanen dapat merusak tanaman dan berpengaruh kepada panen selanjutnya. Dan bagi petani itu sendiri seberapa pun jumlah buah yang siap panen tetap akan
dipetik karena mereka sangat bergantung pada usaha tani nya. Jadi apa saja yang dapat memberikan penghasilan dari usaha tani nya akan tetap diberdayakan oleh
petani. Produktivitas yang tinggi juga dipengaruhi jumlah dan frekuensi pemupukan yang
dilakukan petani. Karena petani kadang kurang memperhatikan pemupukan dan kondisi tanaman dan hanya menunggu untuk dipanen saja. Hal ini jelas akan
menurunkan produktivitas kopi. Jam kerja pasca panen juga akan dipengaruhi oleh produktivitas kopi, karena
lamanya waktu yang dibutuhkan dalam pengolahan sangat dipengaruhi oleh jumlah produksi yang dihasilkan pleh petani. Semakin banyak hasil panen maka
waktu pengolahan yang dibutuhkan juga akan semakin banyak dan demikian sebaliknya.
Penggunaan pupuk juga akan dipengaruhi oleh produksi tanaman. Dalam arti jika
terjadi penurunan produksi pada tanaman kopi nya maka petani akan mencari tahu apa penyebab penurunan produksi. Dan pada umumnya usaha yang dilakukan
petani untuk merespon penurunan produksi yaitu dengan melakukan pemupukan dengan harapan produktivitas kopi akan segera meningkat.
Universitas Sumatera Utara
Dengan melihat perbedaan produktivitas Kopi Robusta dan Arabika di daerah
penelitian, maka hal ini akan menjadi faktor penarik bagi petani untuk melakukan alih fungsi usaha dari Kopi Robusta ke Kopi Arabika. Karena usaha tani juga
merupakan suatu usaha yang mengupayakan keuntungan yang lebih besar sehingga petani dihadapkan pada pilihan penentuan komoditi yang memberikan
keuntungan lebih besar dimana keuntungan yang lebih besar akan dipengaruhi oleh jumlah produksi dan harga serta biaya yang dikeluarkan dalam proses
produksi.
5.1.6. Waktu Pengeringan