Pembelajaran Sistem Peredaran Darah pada Manusia dengan Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) didukung Multimedia Interaktif di SMP N 1 Sumowono

(1)

PEMBELAJARAN SISTEM PEREDARAN DARAH PADA

MANUSIA DENGAN MODEL ARCS (ATTENTION,

RELEVANCE, CONFIDENCE, SATISFACTION) DIDUKUNG

MULTIMEDIA INTERAKTIF DI SMP N 1 SUMOWONO

skripsi

disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi

Oleh

Rani Apriliyanasari 4401406595

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


(2)

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang berjudul ”Pembelajaran Sistem Peredaran Darah pada Manusia dengan Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) didukung Multimedia Interaktif di SMP N 1 Sumowono” disusun berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam program sejenis di perguruan tinggi manapun.

Semarang, 17 Februari 2011

Rani Apriliyanasari 4401406595


(3)

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul:

Pembelajaran Sistem Peredaran Darah pada Manusia dengan Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) didukung Multimedia Interaktif di SMP N 1 Sumowono

disusun oleh:

nama : Rani Apriliyanasari NIM : 4401406595

telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada tanggal 17 Februari 2011.

Panitia,

Ketua Sekretaris

Drs. Kasmadi Imam S. MS Dra. Aditya Marianti, M.Si NIP. 195111151979031001 NIP. 196712171993032001 Penguji Utama

drh. Wulan Christijanti, M.Si NIP. 196809111996032001

Anggota Penguji/ Anggota Penguji/

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dr. drh. R. Susanti, M.P Ir. Tyas Agung Pribadi, M.Sc.St.

NIP. 196903231997032001 NIP. 196203081990021001


(4)

ABSTRAK

Apriliyanasari, Rani. 2010. Pembelajaran Sistem Peredaran Darah Pada Manusia dengan Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) didukung Multimedia Interaktif Di SMP N 1 Sumowono. Skripsi, Jurusan Biologi, FMIPA dan Universitas Negeri Semarang. Dr. drh R. Susanti, M.P dan Ir. Tyas Agung Pribadi, S.T, M.St.

Sebagian besar siswa menganggap materi sistem peredaran darah manusia sulit dipelajari. Hal ini berarti bahwa guru harus mampu menarik minat dan hasrat ingin tahu siswa terhadap materi. Model pembelajaran ARCS (Attention, Relevance,

Confidence, Satisfaction) mampu membangkitkan motivasi siswa yang rendah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model ARCS (Attention,

Relevance, Confidence, Satisfaction) didukung multimedia interaktif dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi sistem peredaran darah manusia di SMP N 1 Sumowono.

Penelitian dilakukan dengan Pre test - Post test Control Group Design.

Populasinya siswa kelas VIII semester gasal SMP N 1 Sumowono diambil dua kelas sampel secara random sampling yaitu VIII-A sebagai kelas eksperimen dan VIII-C sebagai kelas kontrol. Data penelitian berupa motivasi belajar siswa, aktivitas siswa, hasil belajar, tanggapan siswa dan guru terhadap proses pembelajaran.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah perlakuan, motivasi belajar siswa kelas eksperimen (2,88) lebih baik dibanding kelas kontrol (2,48), sedangkan keaktifan siswa di kelas eksperimen (82%) lebih tinggi dari pada kelas kontrol (64%), dan rata-rata nilai post test kelas eksperimen 7,5 sedangkan kelas kontrol 6,1. Hasil analisis uji t test menunjukkan bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi secara sangat signifikan dibanding kelas kontrol. Guru telah melaksanakan proses pembelajaran dengan baik sesuai dengan RPP. Siswa menyatakan pernyataan sangat setuju sebanyak 33 siswa (100%) dengan pembelajaran yang dilakukan pada kelas eksperimen. Guru menyatakan terkesan dan tertarik dengan pembelajaran menggunakan model ARCS didukung multimedia interaktif.

Simpulan dari penelitian yaitu pembelajaran sistem peredaran darah pada manusia dengan model ARCS didukung multimedia interaktif dapat meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII di SMP N 1 Sumowono.

Kata Kunci: Model ARCS, Multimedia Interaktif, dan Sistem Peredaran Darah pada Manusia


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Pembelajaran Sistem Peredaran Darah pada Manusia dengan Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) didukung Multimedia Interaktif di SMP N 1 Sumowono”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi di Universitas Negeri Semarang. 2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang atas izin yang diberikan kepada

penulis untuk melakukan penelitian.

3. Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang atas kemudahan administrasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Dr. drh. R. Susanti, M.P, selaku dosen pembimbing I yang telah berjasa dalam memberikan bimbingan, petunjuk, saran-saran dengan penuh bijaksana dan tanggung jawab sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Ir. Tyas Agung Pribadi, M.Sc.St., selaku dosen pembimbing II yang telah berjasa dalam memberikan bimbingan, petunjuk, saran-saran dengan penuh bijaksana dan tanggung jawab sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.

6. drh. Wulan Christijanti, M.Si selaku dosen penguji yang dengan sabar telah memberikan saran dan masukan yang sangat berguna untuk penyempurnaan skripsi ini.

7. Seluruh dosen FMIPA Universitas Negeri Semarang khususnya Jurusan Biologi yang telah memberikan kuliah sebagai bekal pengetahuan yang berguna dalam penyusunan skripsi.

8. Dra. Sri Pujiatun selaku Kepala SMP N 1 Sumowono dan V. Eni Noorlina, S.Pd selaku Wakil Kepala SMP N 1 Sumowono yang telah memberi izin dan kerjasama selama pelaksanaan penelitian.


(6)

9. Suradi Ignatius, A.Md, Pd. dan Drs. Sugiyarto, M.Pd selaku guru Biologi SMP N 1 Sumowono yang telah berkenan membantu, memberi masukan dan bekerjasama dengan penulis dalam melaksanakan penelitian.

10.Guru, staf karyawan, dan seluruh siswa kelas VIII SMP N 1 Sumowono yang telah membantu peneliti selama penelitian.

11.Seluruh keluargaku tercinta, Yokie Hanggaria Enggar, S.Si dan keluarga besarnya yang telah banyak memberikan bantuan, doa, dukungan, dorongan semangat dan kesabaran.

12.Teman-teman Bio angkatan 2006 dan sahabat-sahabatku yang telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung.

13.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan pengumpulan data serta memperlancar penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan perkembangan dunia pendidikan Indonesia.

Semarang, 17 Februari 2011

Penulis


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... ... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN ... ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Penegasan Istilah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 6

B. Hipotesis ... 20

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21

B. Populasi dan Sampel ... 21

C. Faktor yang diteliti ... 21

D. Rancangan Penelitian ... 22

E. Prosedur Penelitian ... 23

F. Metode Pengumpulan Data ... 33

G. Analisis Hasil Penelitian ... 33 vii


(8)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 39

B. Pembahasan ... 45

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 57

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 60


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Format naskah multimedia ... 21

2 Analisis validitas butir soal ... 26

3 Analisis reliabilitas soal ... 27

4 Analisis taraf kesukaran butir soal ... 28

5 Analisis daya pembeda soal ... 28

6 Analisis uji perbedaan dua rata-rata selisih motivasi belajar setelah perlakuan – sebelum perlakuan kelas eksperimen dan kelas kontrol... 39

7 Aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran... 40

8 Rekapitulasi hasil belajar siswa ... 41

9 Analisis uji perbedaan rata-rata selisih nilai posttest - pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 42

10 Hasil analisis kinerja guru pada saat proses pembelajaran ... 43

11 Analisis hasil tanggapan siswa dalam proses pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 43


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Kerangka Berfikir Penelitian ... 19 2 Rancangan Penelitian ... 32


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Silabus ... 61

2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 65

3 Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 82

4 Rubrik penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 85

5 Lembar Diskusi Siswa (LDS) ... 87

6 Rubrik penilaian Lembar Diskusi Siswa (LDS) ... 89

7 Analisis soal uji coba ... 93

8 Perhitungan validitas butir soal ... 95

9 Perhitungan reliabilitas soal ... 97

10 Perhitungan tingkat kesukaran soal... 98

11 Perhitungan daya pembeda soal ... 99

12 Soal pre test dan post test ... 100

13 Kunci jawaban dan norma penilaian ... 105

14 Lembar jawab soal pre test dan post test kelas eksperimen ... 106

15 Lembar jawab soal pre test dan post test kelas kontrol... 107

16 Angket motivasi belajar ... 108

17 Perhitungan angket motivasi belajar ... 111

18 Hasil analisis motivasi belajar sebelum perlakuan kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 112

19 Hasil analisis motivasi belajar setelah perlakuan kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 114

20 Rekap hasil motivasi belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 116

21 Uji perbedaan dua rata-rata hasil motivasi belajar setelah perlakuan – sebelum perlakuan kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 118

22 Lembar observasi aktivitas siswa ... 119

23 Perhitungan check list aktivitas belajar ... 124

24 Hasil analisis aktivitas siswa kelas eksperimen ... 125

25 Hasil analisis aktivitas siswa kelas kontrol ... 126


(12)

26 Data hasil belajar pre test dan pos test antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol ... 127

27 Uji homogenitas nilai pre test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol .... 128

28 Uji normalitas nilai pre test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 129

29 Uji kesamaan dua varians data hasil belajar post test – pre test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 131

30 Uji perbedaan dua rata-rata hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 132

31 Angket tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 133

32 Perhitungan angket tanggapan siswa ... 135

33 Hasil analisis tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran (kelas eksperimen) ... 136

34 Hasil analisis tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran (kelas kontrol) ... 137

35 Lembar observasi kinerja guru ... 138

36 Rubrik penilaian kinerja guru ... 140

37 Perhitungan kinerja guru ... 144

38 Hasil analisis kinerja guru ... 145

39 Angket tanggapan guru terhadap proses pembelajaran... 146

40 Uji homogenitas seluruh populasi untuk pengambilan sampel ... 148

41 Uji normalitas seluruh populasi untuk pengambilan sampel ... 149

42 Dokumentasi penelitian ... 154

43 Kelengkapan surat-surat ... 156


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan pembelajaran akan tercapai apabila siswa dapat memahami pengetahuan yang disampaikan oleh guru. Karena itu proses pembelajaran dikatakan baik, jika hasil pembelajaran siswa juga baik. Hal ini dapat terpenuhi bila guru mampu memberikan fasilitas belajar yang baik sehingga terjadi proses belajar yang berlangsung secara efektif dan kondusif. Termasuk dalam hal ini adalah pengetahuan dan pengalaman guru tentang model pembelajaran yang tepat. Hal ini berarti bahwa guru harus mampu menarik minat dan hasrat ingin tahu siswa terhadap materi. Keller (1983) menyatakan bahwa model pembelajaran ARCS (Attention, Relevance,

Confidence, Satisfaction) mampu membangkitkan motivasi siswa yang rendah.

Selama proses pembelajaran guru diharuskan memenuhi keempat komponen ARCS yaitu Attention (perhatian), Relevance (relevansi), Confidence (kepercayaan diri), dan

Satisfaction (kepuasan).

Model pembelajaran ARCS memiliki beberapa kelebihan antara lain: a) dapat diterapkan dalam pembelajaran bidang studi apapun karena bersifat fleksibel. b) dapat meningkatkan minat dan perhatian siswa, meningkatkan rasa percaya diri serta memberikan rasa kepuasan siswa memperoleh hasil belajarnya, c) dalam kegiatan pembelajaran dapat menggunakan media apa saja untuk menarik minat siswa (Wulandari 2008).

Saat ini media dan teknologi menjadi salah satu ciri yang ditonjolkan dalam dunia pendidikan. Teknologi komputer dapat digunakan sebagai media yang memungkinkan seseorang belajar mandiri dalam memahami suatu konsep (Warsita 2008). Penggunaan multimedia merupakan cara untuk menyampaikan bahan belajar dengan beberapa jenis media yang dikendalikan komputer. Pembuatan multimedia menggunakan Software Macromedia Flash karena dapat menggabungkan teks, grafik, suara, gambar, menghasilkan animasi, simulasi, presentasi, game, dan bahkan film (Suciadi 2003). Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang melibatkan siswa secara aktif, sehingga proses belajar mengajar lebih bersifat student centered

karena dilengkapi alat pengontrol yang dioperasikan oleh siswa, sehingga siswa 1


(14)

dapat memilih apa yang dikehendaki. Keistimewaan yang ditampilkan adalah pembelajaran akan menjadi lebih menarik dan interaktif, kualitas pembelajaran akan lebih meningkat dan sikap positif siswa terhadap apa yang diajarkan menjadi meningkat(Warsita 2008).

Penggunaan komputer dalam proses belajar mengajar khususnya mata pelajaran biologi masih belum optimal untuk mata pelajaran IPA, padahal di SMP N 1 Sumowono sudah terdapat ruang multimedia dan siswa mempunyai potensi yang memadai dalam menggunakan komputer untuk tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran IPA di SMP khususnya Biologi konsep sistem peredaran darah manusia adalah materi yang sulit dipelajari secara langsung sehingga memerlukan suatu alat yang dapat membantu proses pembelajaran, alat inilah yang disebut media (Sanjaya 2006). Siswa membutuhkan media dalam mempelajari materi terutama pengkajian konsep yang membutuhkan visualisasi misalnya alat peredaran darah meliputi jantung dan pembuluh darah yang mengedarkan darah, cara kerja jantung, dan proses peredaran darah. Dengan kelebihan multimedia interaktif diatas, maka hal tersebut akan diterapkan di SMP N 1 Sumowono.

Hasil observasi di SMP N 1 Sumowono, ditemukan beberapa masalah dalam proses pembelajaran biologi. Hasil wawancara memberikan gambaran bahwa pembelajaran yang dilaksanakan masih bersifat teacher oriented bahkan sebagian besar masih menggunakan metode ceramah, yang mengakibatkan siswa jenuh dalam belajar. Aktivitas yang dilakukan siswa adalah mendengarkan dan menerima materi yang diberikan guru. Proses belajar mengajar yang terjadi kurang adanya komunikasi timbal balik yang berlangsung secara edukatif antara guru dengan siswa sehingga interaksi pembelajaran di kelas relatif rendah. Apabila guru mengajukan pertanyaan dalam rangka mendapatkan umpan balik, siswa cenderung tidak merespon. Aktivitas siswa yang rendah itu disebabkan karena penggunaan media pembelajaran kurang bervariasi sehingga kurang menarik perhatian siswa, guru tidak menjelaskan manfaat mempelajari materi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, siswa tidak yakin dengan kemampuan yang dimiliki dan guru tidak pernah memberikan reward

terhadap siswa.

Hal tersebut menyebabkan motivasi siswa untuk belajar rendah, sehingga hasil belajar juga rendah yaitu nilai rata-rata 62 dengan ketuntasan klasikal 60%. Dari


(15)

perolehan hasil belajar tersebut dapat dikatakan sebagian besar siswa tidak mencapai ketuntasan belajar. Guru sebagai seorang pendidik mempunyai kewajiban untuk memberikan pembelajaran yang terbaik bagi siswa sehingga memotivasi siswa lebih semangat belajar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, muncul permasalahan yaitu: apakah model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) didukung multimedia interaktif dapat meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi sistem peredaran darah pada manusia di SMP N 1 Sumowono?

C. Penegasan Istilah

Untuk mewujudkan suatu kesatuan berpikir dan menghindari salah tafsir maka perlu dijelaskan istilah-istilah yang berkaitan dengan judul penelitian. Istilah yang perlu dijelaskan yaitu:

1. Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction)

Model ARCS meliputi empat komponen pembelajaran yaitu Attention

(perhatian), Relevance (relevansi), Confidence (kepercayaan diri), dan Satisfaction

(kepuasan) (Keller 1983). Model ARCS yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam proses pembelajaran harus meliputi keseluruhan komponen ARCS yaitu berusaha menarik dan memelihara minat/perhatian siswa, kegiatan pembelajaran ada relevansinya dengan kehidupan siswa, menanamkan rasa yakin/percaya pada siswa, kemudian menumbuhkan rasa bangga pada siswa dengan memberikan penguatan (reinforcement).

2. Multimedia Interaktif

Menurut Arsyad (2004), multimedia merupakan media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi. Multimedia interaktif dalam penelitian ini adalah suatu program yang dirancang dengan memanfaatkan program Macromedia Flash 8 yang dipadu dengan metode tutorial dan disertai pemberian latihan soal, kemudian program tersebut disimpan pada masing-masing komputer yang digunakan


(16)

siswa dalam pembelajaran secara individual dimana terjadi interaksi antara siswa dengan seluruh program materi sehingga secara sengaja proses belajar terjadi karena siswa tidak hanya dapat melihat, mendengar gambar dan suara, tetapi juga memberi respon aktif.

3. Sistem Peredaran Darah pada Manusia

Materi Sistem Peredaran Darah Pada Manusia merupakan salah satu materi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan pada kelas VIII semester 1 di SMP N 1 Sumowono. Sub pokok bahasan yang diajarkan terdiri dari alat peredaran darah, proses peredaran darah, dan kelainan pada sistem peredaran darah (Puspita dan Rohima 2009). Berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), standar kompetensi adalah memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia sedangkan kompetensi dasar pada materi sistem peredaran darah pada manusia adalah mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.

4. Motivasi Belajar

Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Motivasi belajar dalam penelitian ini adalah kemampuan atau kekuatan untuk melakukan proses belajar dalam bidang IPA biologi. Dengan motivasi belajar yang tinggi, diharapkan siswa akan meraih prestasi belajar yang memuaskan. Dalam kegiatan belajar mengajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.

5. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai hasil belajar. Aktivitas siswa yang dimaksud disini yaitu segala kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang meliputi keterampilan bekerja sama, bertanya, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat dan membuat kesimpulan.

6. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah melakukan aktivitas belajar (Anni 2006). Pada penelitian ini hasil belajar yang


(17)

dimaksud yaitu kemampuan siswa dalam memahami materi sistem peredaran darah manusia dan hasil belajarnya berupa nilai hasil tes.

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan permasalahan yang ada, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) didukung multimedia interaktif dapat meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi sistem peredaran darah manusia di SMP N 1 Sumowono.

E. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : a. Bagi siswa:

1. Siswa lebih tertarik untuk melakukan aktivitas dan proses belajar mengajar.

2. Memberikan suasana belajar yang berbeda, nyaman dan menyenangkan serta menumbuhkan kemandirian belajar dengan multimedia interaktif sehingga siswa termotivasi untuk belajar biologi.

b. Bagi guru

1. Memberikan alternatif media pembelajaran bagi guru biologi. 2. Memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas.

3. Memberikan motivasi kepada guru agar dapat memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan, bermakna dan tidak membosankan sehingga siswa termotivasi dalam kegiatan pembelajaran.

c. Bagi Sekolah

1. Sekolah dapat mengembangkan media pembelajaran dan melakukan inovasi pembelajaran untuk mata pelajaran yang lain.

2. Memberikan landasan dan argumentasi bagi kebijaksanaan yang akan diambil untuk peningkatan hasil belajar.

3. Memberikan kontribusi dalam peningkatan pembelajaran untuk semua pelajaran.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka 1. Motivasi Belajar

Motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk bergerak, baik disadari maupun tidak disadari. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi belajar merupakan jantung kegiatan belajar, suatu pendorong yang membuat seseorang belajar. Menurut Sutikno (2005), ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu kebutuhan, dorongan dan tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada keseimbangan antara apa yang dimiliki dan diharapankan. Sebagai contoh, siswa merasa bahwa hasil belajarnya rendah padahal memiliki buku yang lengkap dan memiliki cukup waktu, tetapi kurang baik mengatur waktu belajar. Waktu belajar yang digunakannya tidak memadai untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Siswa membutuhkan hasil belajar yang baik, oleh karena itu siswa mengubah cara-cara belajarnya. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Dorongan yang berorientasi pada tujuan tersebut inti dari motivasi.

Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil, mendorong kebutuhan belajar dan harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Uno (2007) menyatakan bahwa indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan dengan adanya: a) hasrat dan keinginan berhasil, b) dorongan dan kebutuhan dalam belajar, harapan dan cita-cita masa depan, c) penghargaan dalam belajar, d) kegiatan yang menarik dalam belajar, e) lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik.


(19)

Sardiman (2007) menyatakan bahwa terdapat beberapa fungsi motivasi yaitu: (1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang

melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

(2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah yang hendak dicapai dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

(3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Darsono (2000) menyatakan bahwa terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu:

(1) Mengoptimalkan penerapan prinsip-prinsip belajar.

(2) Mengoptimalkan unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran.

(3) Mengoptimalkan pemanfaatan pengalaman atau kemampuan yang telah dimiliki siswa.

(4) Mengembangkan cita-cita atau aspirasi siswa.

2. Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar

Menurut Yuniati (2007), hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari siswa. Oleh karena itu apabila siswa mempelajari tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah penguasaan konsep. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh siswa setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran (Anni et al. 2006).

Secara garis besar klasifikasi hasil belajar terbagi menjadi tiga ranah (Bloom yang dikutip oleh Sudjana N 1999), yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan, ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah


(20)

psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan psikomotoris, dan kemampuan refleks, ketrampilan bertindak. Ada enam aspek ranah yakni gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Dalam penelitian ini hasil belajar biologi yang akan diukur meliputi dua ranah yaitu : ranah kognitif dan ranah afektif .

Slameto (2003) menyebutkan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh dua kelompok faktor, yaitu :

a. Faktor yang berasal dari individu yang sedang belajar.

Faktor yang terdapat di dalam diri individu dikelompokkan menjadi:

1) Faktor psikis, antara lain kognitif, afektif, psikomotor, campuran, dan kepribadian.

2) Faktor fisik, antara lain indera, anggota badan, tubuh, kelenjar, syaraf, dan organ-organ dalam tubuh.

Faktor psikis dan fisik ini, keadaannya ada yang ditentukan oleh faktor keturunan, ada yang oleh faktor lingkungan, dan ada pula yang ditentukan oleh faktor keturunan maupun lingkungan.

b. Faktor yang berasal dari luar diri individu

Dengan demikian, guru harus memperhatikan perbedaan individu dalam memberi pelajaran kepada mereka, supaya dapat menangani sesuai dengan kondisi peserta didiknya untuk menunjang keberhasilan belajar, karena faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik, satu dengan yang lainnya sangat berbeda. Contoh faktor yang berasal dari luar diri individu yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah adanya penggunaan model dan media pembelajaran.

Aktivitas belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa pada saat proses pembelajaran untuk mencapai hasil belajar. Proses pembelajaran yang dilakukan di kelas merupakan aktivitas mentransformasikan pengetahuan, sikap dan keterampilan (Yamin 2007). Siswa selalu menampakkan keaktifan pada setiap proses pembelajaran. Keaktifan tersebut beranekaragam bentuknya, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik seperti membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan. Kegiatan psikis misalnya pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep


(21)

dengan konsep yang lain, menyimpulkan hasil percobaan (Dimyati dan Mujiono 2002). Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, berpikir kritis dan dapat memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari (Yamin 2007).

Paul D. Dierich dalam Yamin (2007) mengemukakan 8 aspek kegiatan yang mencerminkan aktivitas belajar, yaitu: 1.) Visual activities, seperti membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, dan sebagainya. 2.) Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi, dan sebagainya. 3.) Listening activities, seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato, dan sebagainya. 4.) Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, tes, angket, menyalin, dan sebagainya. 5.) Drawing activities, seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola, dan sebagainya. 6.) Motor activities, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya. 7.) Mental activities, seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebaginya. 8.) Emotional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup, dan sebagainya.

Keterlibatan siswa dalam belajar dengan berbagai aktivitas seperti diuraikan di atas akan menciptakan suasana belajar yang tidak membosankan dan kegiatan belajar mengajar berjalan maksimal (Sardiman 2007). Dalam penelitian ini, aktivitas siswa yang diamati pada proses pembelajaran adalah aktivitas visual, lisan, mendengarkan, gerak, menulis, mental, dan emosional. Dengan aktivitas tersebut diharapkan hasil belajar siswa akan meningkat.

3. Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction)

Keller (1983) menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, yaitu model ARCS. Model ARCS berasal dari banyak teori dan konsep motivasi. ARCS merupakan model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan teori nilai harapan (expectancy value theory) yaitu nilai (value) dari tujuan yang akan dicapai dan harapan (expectancy) untuk berhasil mencapai tujuan tersebut. Dari dua komponen tersebut oleh Keller dikembangkan


(22)

menjadi empat komponen pembelajaran yaitu Attention (perhatian), Relevance

(relevansi), Confidence (kepercayaan diri), dan Satisfaction (kepuasan) atau disingkat dengan ARCS.

a. Perhatian (Attention) = A

Menurut Chairani (2005), perhatian merupakan sikap seseorang yang umumnya didorong oleh rasa keingintahuan. Rasa ingin tahu tersebut merupakan motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang. Bila seorang siswa mengalami peristiwa belajar, dapat di asumsikan akibat ada dorongan dari dalam dirinya untuk mengatur aktivitas, minat, sikap dan kehendaknya. Guru harus menyadari bahwa sangat penting artinya untuk dapat menimbulkan rasa ingin tahu siswa terhadap apa yang dipelajarinya. Oleh karena itu guru harus memiliki kreativitas untuk mendorong munculnya rasa ingin tahu siswa sehingga meningkatkan minat dan perhatian siswa terhadap materi yang dipelajari (Warsita 2008).

Beberapa strategi untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa, merangsang minat dan perhatian siswa, antara lain:

1) Menggunakan metode penyampaian yang bervariasi (kuis, diskusi kelompok, bermain peran, simulasi, curah pendapat, demontrasi, studi kasus).

2) Penggunakan media (transparasi, gambar, film, video tape) untuk melengkapi penyampaian pembelajaran.

3) Bila dirasa tepat gunakan humor selama kegiatan, sehingga pembelajaran terasa lebih menyenangkan.

4) Menggunakan teknik bertanya untuk melibatkan siswa.

5) Memberikan tebakan atau teka–teki yang memberikan kesempatan siswa untuk berpikir secara cepat dan singkat dalam menemukan jawabannya.

6) Menggunakan peristiwa nyata dan contoh-contoh untuk memperjelas konsep yang digunakan (Abidin 2003).

b. Relevansi (Relevance)= R

Pengertian relevansi menurut Warsita (2008) adalah adanya hubungan antara materi pembelajaran dengan kebutuhan dan kondisi siswa. Seperti halnya proses belajar umumnya jika seseorang tidak memiliki motivasi yang kuat dalam belajar, maka mustahil mereka akan mampu menangkap pelajaran dengan baik (Abidin 2003). Tugas fasilitator yakni membangkitkan dan menciptakan cara-cara kreatif


(23)

untuk memotivasi partisipan (Wulandari 2008). Siswa akan termotivasi bila mereka merasa bahwa apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegang. Prinsip relevansi menurut Chairani (2005) dalam pembelajaran dapat dimunculkan guru dengan berbagai strategi antara lain:

1) Memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang dicapai setelah pembelajaran berlangsung.

2) Menjelaskan manfaat materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. 3) Menjelaskan peranan materi yang dipelajari dengan mata pelajaran lain. 4) Memberikan contoh, latihan, atau tes yang sesuai dengan kondisi siswa.

c. Kepercayaan Diri (Confidence) = C

Pribadi yang memiliki keyakinan bahwa dirinya memiliki kemampuan akan melakukan tugasnya untuk mencapai keberhasilan. Merasa diri mampu merupakan potensi untuk berinteraksi secara positif dengan lingkungan (Warsita 2008). Motivasi akan meningkat sejalan dengan meningkatnya harapan untuk berhasil. Dalam hal ini motivasi akan menghasilkan ketekunan yang membawa keberhasilan, dan selanjutnya pengalaman berhasil ini akan memotivasi untuk mengejar tantangan selanjutnya. Menurut Abidin (2003), strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri antara lain:

1) Memberikan materi secara sistematis, dari yang mudah ke yang sukar dan dari yang konkret ke abstrak, sehingga kemampuan siswa mengikuti pelajaran termotivasi sejak awal kegiatan.

2) Menyusun kegiatan pembelajaran ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil, sehingga siswa tidak dituntut untuk menguasai konsep yang banyak sekaligus. 3) Menyampaikan tujuan/kompetensi yang ingin dicapai dari pembelajaran,

sehingga arah dan tujuan kegiatan jelas bagi siswa.

4) Menumbuhkembangkan rasa percaya diri pada siswa, dengan tidak mengatakan “kamu bodoh”, atau “kamu salah”, akan tetapi guru dapat menggunakan kata lain jika jawaban siswa salah dengan “ mungkin masih ada jawaban lain” atau “jawaban kamu sudah hampir tepat” dsb.

5) Memberikan umpan balik yang membangun selama pembelajaran, agar siswa mengetahui pemahaman dan prestasi belajarnya.


(24)

d. Kepuasan (Satisfaction)= S

Menurut Warsita (2008), kepuasan adalah perasaan gembira yang timbul dari dalam seseorang jika mendapatkan penghargaan terhadap dirinya dalam upaya melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan minat, karakteristik, dan kebutuhan siswa. Keberhasilan mencapai suatu tujuan akan memberikan kepuasan bagi siswa, dan siswa akan berupaya untuk berhasil mencapai tujuan lainnya. Kepuasan sangat dipengaruhi oleh konsekuensi yang akan diterima siswa, seperti penghargaan atau reward atas keberhasilan yang diperoleh siswa. Siswa yang berhasil menyelesaikan sebuah soal, diberi pujian atau sentuhan lembut atau meminta siswa di kelas untuk memberikan applause, agar rasa puas dari siswa menjadi motivasi belajar selanjutnya.

Menurut Chairani (2005), alternatif strategi untuk meningkatkan kepuasan antara lain:

1) Memberikan penguatan (reinforcement) berupa pujian secara verbal dan umpan balik yang informatif, bukan cacian atau ancaman.

2) Mengucapkan baik, bagus, dan memberikan senyum bila siswa menjawab atau mengajukan pertanyaan.

3) Menunjukkan sikap non verbal positif pada saat menanggapi pertanyaan atau jawaban siswa misal acung jempol atau angguk kepala.

4) Siswa yang telah berhasil di sarankan untuk membantu teman-temannya yang belum berhasil.

5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan pengetahuan yang dipelajarinya.

6) Memuji dan memberi dorongan, dengan senyuman, anggukan dan pandangan yang simpatik atas partisipasi siswa.

7) Membandingkan prestasi siswa dengan prestasinya sendiri di masa lalu dengan standar tertentu.

8) Memberi tuntunan pada siswa agar dapat menjawab benar.

Pembelajaran dengan model ARCS, motivasi belajar siswa diharapkan meningkat sehingga hasil belajar yang tercapai optimal. Model pembelajaran ARCS terdapat beberapa kekurangan dan kelebihan. Adapun kelebihan dari model ARCS adalah a) dapat diterapkan dalam pembelajaran bidang studi apapun karena bersifat


(25)

fleksibel. b) Model ARCS dalam kegiatan pembelajaran dapat menggunakan media apa saja untuk menarik minat siswa. c) Model ARCS dapat meningkatkan minat dan perhatian siswa, meningkatkan rasa percaya diri serta memberikan rasa kepuasan siswa memperoleh hasil belajarnya. Selain mempunyai kelebihan, model pembelajaran ARCS juga mempunyai kekurangan. Kekurangan model pembelajaran ARCS ini yaitu: a) hasil afektif siswa sulit dinilai secara kuantitatif. b) perkembangan secara berkesinambungan melalui model ARCS, sulit dijadikan penilaian.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2008) pembelajaran dengan model ARCS pada pembelajaran kimia dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dengan kriteria sesuai indikator keberhasilan penelitian. Hal ini dikarenakan model ARCS adalah desain pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi siswa untuk berprestasi dengan baik sehingga mencapai taraf prestasi belajar yang tinggi. Hal ini juga diperkuat oleh penelitian Chairani (2005) yang menunjukkan bahwa penerapan ARCS pada pembelajaran matematika dapat meningkatkan minat dan perhatian siswa, meningkatkan rasa percaya diri serta memberikan rasa kepuasan siswa memperoleh hasil belajarnya.

Hasil penelitian Feng dan Tuan (2005) menunjukkan bahwa motivasi yang timbul dari dalam diri siswa akan meningkatkan prestasi belajar. Selama pembelajaran dengan model ARCS telah meningkat secara signifikan dari sebelumnya pada materi kimia konsep asam dan basa. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model ARCS dalam pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar karena adanya motivasi yang timbul dari dalam diri siswa (Chairani 2005).

4. Multimedia Interaktif Sistem Peredaran Darah Manusia

Multimedia dapat diartikan sebagai lebih dari satu media. Multimedia bisa berupa kombinasi antara teks, grafik, animasi, suara, gambar, dan video. Namun perpaduan dua atau lebih jenis media ditekankan kepada kendali komputer sebagai penggerak keseluruhan gabungan media. Penggabungan ini merupakan suatu kesatuan yang secara bersama-sama menampilkan informasi, pesan atau isi pelajaran (Arsyad 2002). Menurut Setiawan (2007), multimedia dapat digunakan untuk


(26)

menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar.

Interaktif berarti tindakan atau hubungan aktif antara satu sama lain dan tindakan tersebut biasanya segera mendapatkan respon. Contoh interaktif adalah menggunakan tombol navigasi pada presentasi bahan ajar. Ciri-ciri interaktif menurut Warsita (2008) adalah : (a) Pengguna dapat mengakses informasi seperti video, teks, animasi, dengan hanya mengklik. (b) Waktu munculnya respon tidak terlalu lama. (c) Informasi dapat diakses oleh pengguna mengikuti kehendak dan tidak perlu diatur. (d) Terdapat respon pesan.

Kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media, antara lain (Arsyad 2002): (1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. (2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. (3) Praktis, luwes, bertahan. (4) Guru terampil menggunakannya. (5) Penggelompokan sasaran. (6) Mutu teknis.

Selain itu terdapat enam kriteria lain untuk menilai multimedia (Setiawan 2007), yaitu: (1) Kemudahan navigasi. Sebuah media interaktif harus dirancang sesederhana mungkin sehingga siswa dapat mempelajarinya tanpa harus dengan pengetahuan yang kompleks tentang media. (2) Kandungan kognisi. Dalam arti adanya kandungan pengetahuan yang jelas. (3) Presentasi informasi, yang digunakan untuk menilai isi dan program media interaktif itu sendiri. (4) Integrasi media, dimana media harus mengintegrasikan aspek pengetahuan dan ketrampilan. (5) Artistik dan estetika. Untuk menarik minat belajar, maka program harus mempunyai nilai tampilan yang menarik dan estetika yang baik. (6) Fungsi secara keseluruhan, dengan kata lain program yang dikembangkan harus memberi pembelajaran yang diinginkan oleh peserta belajar.

Secara umum manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan dan proses belajar mengajar dapat dilakukan di mana dan kapan saja, serta sikap belajar siswa dapat ditingkatkan. Manfaat di atas akan diperoleh mengingat terdapat keunggulan dari sebuah multimedia pembelajaran (Sadiman et al. 2006), yaitu:


(27)

1) Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata. 2) Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan

ke sekolah.

3) Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan berlangsung cepat atau lambat, seperti sistem tubuh manusia.

4) Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh. 5) Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya. 6) Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.

Multimedia bersifat interaktif dan fleksibel, memberikan umpan balik pada siswa dan kemudahan mengontrol karena kontrol ada pada pengguna. Kelemahannya hanya akan berfungsi untuk hal-hal sebagaimana yang telah diprogramkan, memerlukan peralatan (komputer) multimedia, memerlukan peralatan khusus (komputer) dalam penyajiannya, memerlukan tenaga listrik, memerlukan keterampilan dan kerja tim dalam pembuatannya.

Berdasarkan hasil penelitian Ariani (2008) bahwa pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran biologi secara efektif dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan Faizin (2009) bahwa pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif dapat meningkatkan penguasaan konsep dan memperbaiki sikap belajar siswa. Multimedia berguna untuk membantu siswa memahami materi memvisualisasikan konsep-konsep yang bersifat abstrak menjadi lebih konkret sehingga hasil belajar tercapai secara maksimal.

Pembelajaran supaya menarik perhatian siswa adalah dengan media yang menarik pula yakni dengan penggunaan multimedia interaktif. Pembelajaran menggunakan multimedia interaktif dimana penyampaian materi, diskusi, dan kegiatan pembelajaran lain dilakukan melalui media komputer. Adanya multimedia interaktif dapat memilih apa yang dikerjakan selanjutnya, bertanya, dan mendapat jawaban yang mempengaruhi komputer untuk mengerjakan fungsi selanjutnya. Adapun isi dari multimedia interaktif ini adalah menampilkan hal-hal yang menarik dalam bentuk gambar animasi yang menyerupai obyek nyata seperti gambaran alat peredaran darah, bagian-bagian jantung, proses peredaran darah, dan video yang berisikan tentang sistem peredaran darah. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran


(28)

dan menyampaikan materi pelajaran, agar ada relevansinya dengan kehidupan maka akan dijelaskan tentang konsep beserta manfaatnya supaya dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menumbuhkan percaya diri siswa, maka multimedia interaktif ini dirancang khusus untuk pembelajaran secara individual, dimana terjadi interaksi antara pengguna dengan seluruh materi yang terangkum dalam program. Multimedia interaktif juga berisikan latihan soal dan siswa yang berhasil mengerjakan dengan baik akan menimbulkan rasa kepuasan yang terjadi dalam diri siswa dan untuk menghargai hal tersebut biasanya guru memberikan reward dan mengumumkan perolehan yang dicapai. Pemanfaatan multimedia interaktif ini diharapkan dapat lebih memotivasi belajar siswa dan mempermudah dalam memahami konsep yang dipelajari.

Media yang dimaksud dalam penelitian ini adalah multimedia interaktif yang didalamnya terdapat informasi materi sistem peredaran darah manusia yang dibuat dengan program Flash. Macromedia Flash adalah software yang dipakai luas oleh para programmer karena kemampuannya yang mengagumkan dalam menampilkan multimedia (Suciadi 2003). Softwere ini berbasis animasi grafik vector yang dapat digunakan untuk menghasilkan animasi, simulasi, presentasi, game, dan bahkan film. Untuk dapat menjalankan program aplikasi macromedia flash professional 8, minimal konfigurasi sistem yang dimiliki oleh komputer adalah professor intel Pentium 3 atau 4, RAM disarankan 256 MB, sistem operasi Microsoft windows 2000

service pack 3 atau windows XP. Macromedia Flash Professional 8 adalah salah satu versi terbaru dari Macromedia Flash.

Beberapa alasan memilih flash sebagai media pembelajaran, yaitu karena Flash memiliki kelebihan-kelebihan sebagai berikut (Pramono 2006): (1) Hasil akhir file flash memiliki ukuran yang lebih kecil (setelah di publish). (2) Flash mampu mengimpor hampir semua file gambar dan file-file audio sehingga presentasi dengan flash dapat lebih hidup. (3) Animasi dapat dibentuk, dijalankan, dan dikontrol. (4) Flash mampu membuat file executable (*.exe) sehingga dapat dijalankan pada PC manapun tanpa harus menginstal terlebih dahulu program flash. (5) Gambar flash merupakan gambar vektor sehingga tidak akan pernah pecah meskipun di zoom. Alasan penggunaan media tersebut karena mempunyai beberapa kelebihan yang menguntungkan disamping dapat mengintegrasikan teks, grafik, animasi, suara,


(29)

gambar, dan video yang dapat menghidupkan suasana dan cenderung tidak monoton dalam pembelajaran karena siswa terlibat aktif (Pramono 2006).

Materi Sistem Peredaran Darah Pada Manusia merupakan salah satu materi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan pada kelas VIII semester 1. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Standar Kompetensi pada konsep sistem peredaran darah pada manusia adalah memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Untuk Kompetensi Dasarnya adalah mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan (Depdiknas 2006). Sub pokok bahasan yang diajarkan terdiri dari alat peredaran darah, darah, proses peredaran darah, dan kelainan pada sistem peredaran darah (Puspita & Rohima 2009). Sistem peredaran darah mencakup beberapa sub materi pokok, yaitu (1) Alat-alat Peredaran Darah terdiri dari (a) Jantung, dalam jantung akan dibahas Kedudukan Jantung, Struktur Jantung, Cara Kerja Jantung, Denyut jantung dan Tekanan Darah. (b) Pembuluh Darah membahas Pembuluh Arteri, Pembuluh Vena, dan Pembuluh Kapiler. (2) Proses Peredaran Darah, meliputi Peredaran Darah Kecil, Peredaran Darah Besar, dan Peredaran Getah Bening. (3) Darah membahas Komponen Darah, Penggolongan Darah dan Tranfusi. (4) Gangguan dan Kelainan Sistem Peredaran Darah.

Sistem peredaran darah pada manusia terdiri dari tiga bagian utama, yaitu: jantung, pembuluh darah, dan darah. Jantung termasuk salah satu organ tubuh yang bekerja terus-menerus sepanjang hidup tanpa istirahat. Kedudukan jantung berada dalam rongga torak antara kedua paru-paru dan di belakang sternum. Struktur jantung manusia terdiri dari empat ruangan, yaitu serambi kiri, serambi kanan, bilik kiri, dan bilik kanan. Dinding bilik jantung lebih tebal jika dibandingkan dinding serambi. Selain itu, bilik kiri juga lebih tebal bila dibandingkan dengan bilik kanan. Antara serambi dan bilik dalam jantung tersebut dipisahkan oleh suatu sekat. Katup-katup yang menghubungkan serambi dan bilik kanan disebut Katup-katup trikuspidalis, sedangkan katup yang menghubungkan serambi kiri dan bilik kiri disebut katup bikuspidalis. Katup-katup ini mencegah darah balik lagi dari bilik ke serambi.

Cara kerja jantung adalah sebagai berikut: (1) Darah dari paru-paru banyak mengandung oksigen (O2) masuk kedalam serambi kiri. Dari serambi kiri, darah diteruskan ke bilik kiri melalui katup bikuspidalis. Selanjutnya, darah di bilik kiri


(30)

dipompa keluar dari jantung menuju ke seluruh tubuh membawa oksigen. (2) Setelah oksigen digunakan untuk proses pembakaran didalam sel-sel tubuh, darah kembali ke jantung dengan membawa karbondioksida (CO2) dan air (H2O). (3) Darah dari seluruh tubuh masuk kedalam serambi kanan. Dari serambi kanan, darah masuk ke bilik kanan melalui katup trikuspidalis. Selanjutnya, dari bilik kanan, darah dipompa keluar dari jantung menuju ke paru-paru untuk melepas CO2 dan mengambil O2.

Materi yang diajarkan pada berbagai sistem dalam kehidupan sehari-hari harus dikaitkan hubungannya dengan kesehatan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Sistem peredaran darah berjalan lancar, jika semua alat peredaran darah dalam keadaan sehat, tetapi terkadang alat-alat tersebut mengalami gangguan. Beberapa penyakit yang umumnya terjadi pada sistem peredaran darah antara lain Anemia, Talasemia, Leukimia, Hemofilia, Stroke, serangan jantung, dll.


(31)

Kerangka Berfikir:

Gambar 1 Kerangka berfikir penelitian Ketuntasan belajar materi sistem

peredaran darah pada manusia rendah

Latar belakang

Guru menerapkan pembelajaran dengan metode ceramah dan peran guru dominan

Materi sulit karena sistem peredaran darah pada manusia tidak bisa diamati secara langsung Belum memanfaatkan teknologi multimedia

Pemahaman rendah

Siswa kurang termotivasi/ pasif Aktivitas siswa di kelas rendah

Penggunaan model ARCS didukung multimedia interaktif Melibatkan siswa secara aktif

Mengurangi keabstrakan materi

Menarik perhatian siswa dengan menggunakan multimedia interaktif. (Attention)

Pembelajaran dilaksanakan dengan dilengkapi kasus yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. (Relevance) Meningkatkan rasa percaya diri siswa. (Confidence) Pemberian penghargaan atas keberhasilan siswa dalam menyelesaikan soal. (Satisfaction)

Peningkatan kualitas pembelajaran (Motivasi, aktivitas, dan hasil belajar)

menyebabkan

akibat

pemecahan masalah


(32)

B. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah: “Pembelajaran sistem peredaran darah pada manusia dengan model ARCS didukung multimedia interaktif dapat meningkatkan motivasi, aktivitas, dan hasil belajar siswa di SMP N 1 Sumowono”.


(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Sumowono yang beralamat di Jl. Palagan 25 Sumowono 50662 Kabupaten Semarang. Waktu penelitian ini pada semester gasal kelas VIII tahun ajaran 2010/2011.

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Arikunto 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP N 1 Sumowono tahun ajaran 2010/2011 semester gasal sebanyak 5 kelas. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik random sampling. Pengambilan sampel dilakukan dengan menganalisis data populasi hasil belajar materi sebelumnya kemudian di uji homogenitas dan uji normalitas populasi (dapat dilihat di Lampiran 34 dan 35). Hasil analisis menunjukkan bahwa semua data populasi homogen dan berdistribusi normal. Berdasarkan hasil random diperoleh 2 kelas yang digunakan yaitu kelas VIII-A sebagai kelas eksperimen dan VIII-C sebagai kelas kontrol.

C. Faktor yang Diteliti

Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiono 2008). Variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Variabel bebas

Variabel bebas (independen variable) adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat (dependen variable) (Sugiono 2008). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model ARCS yang didukung multimedia interaktif pada proses pembelajaran.

2. Variabel terikat

Variabel terikat (dependen variable) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independen variable) (Sugiono


(34)

2008). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi, aktivitas dan hasil belajar siswa.

D. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan true experimential design yang diawali dengan menentukan sampel dari populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik

random sampling diambil sebanyak 2 kelas sampel yang digunakan sebagai kelas perlakuan dan kelas kontrol, untuk mengetahui bahwa kelas tersebut berangkat dari keadaan yang sama, normal memiliki varians yang homogen maka dilakukan uji homogenitas dan uji normalitas dengan data nilai hasil ulangan materi sebelumnya.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah “Control Group Pretest-Postest Design” (Arikunto 2006).

Keterangan:

E = Kelas eksperimen K = Kelas kontrol

O1 = Pretest kelas eksperimen O3 = Pretest kelas kontrol

X = Perlakuan (model ARCS didukung multimedia interaktif) O2 = Posttest kelas eksperimen

O4 = Posttest kelas kontrol

Desain ini terdapat dua kelompok (O1 dan O3) yang dipilih secara random (R), kemudian kedua kelompok diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen (O1) diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak diberi perlakuan (O3) disebut kelompok kontrol. Setelah proses pembelajaran dilakukan kedua kelompok diberi posttest kemudian hasilnya dilakukan uji homogenitas dan normalitas, setelah semua data terkumpul selanjutnya menguji hipotesis menggunakan uji perbedaan dua rata-rata. Pengaruh adanya perlakuan (O2 dan O4) dianalisis dengan uji beda memakai statistik t-test, jika terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan dan pembanding maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan (Sugiono 2008).

E O1 X O2 K O3 O4


(35)

E. Prosedur Penelitian

Instrumen penelitian merupakan fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan memperoleh hasil yang lebih baik dalam arti lebih lengkap, cermat dan sistematis sehingga memudahkan mengolah data (Arikunto 2006).

1. Tahap Persiapan

a. Pembuatan multimedia interaktif

Langkah pembuatan media dimulai dengan penulisan naskah media dan yang terlebih dahulu dilakukan adalah dengan membuat sinopsis dan treatment. Sinopsis adalah gambaran secara ringkas pokok materi yang akan disampaikan yaitu materi sistem peredaran darah pada manusia. Langkah kedua adalah treatment yaitu membuat uraian ringkas secara deskriptif tentang sistem peredaran darah pada manusia dengan menampilkan bagian-bagian disertai keterangan gambarnya. Langkah selanjutnya yaitu menyusun naskah program dalam halaman berkolom dua sebelah kiri untuk visualisasi dan sebelah kanan untuk keterangan audio, dan efek animasi. Langkah terakhir yaitu menyusun multimedia menggunakan program flash.

Dalam penyusunan multimedia dikenal penyusunan naskah, berikut ini langkah-langkah yang digunakan untuk menyusun naskah multimedia (Sadiman et al

2007):

1) Sinopsis

Merupakan proses penyusunan secara ringkas dan padat tentang tema atau pokok tema yang digarap.

2) Treatment

Treatment merupakan uraian ringkas secara deskriptif (bukan tematis) tentang bagian mana dari suatu rangkaian peristiwa akan digarap sebagai illustrator.

3) Naskah program

Format naskah dalam bentuk skontro atau halaman berkolom dua, sebelah kiri untuk menampilkan bentuk visualisasinya dan sebelah kanan untuk segala sesuatu yang berhubungan dengan suara. Tujuannya sebagai peta atau bahan pedoman bagi sutradara dalam mengendalikan penggarapan


(36)

substansi materi ke dalam suatu program. Format naskah terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Format naskah multimedia Menu :

Sub menu :

No Halaman : No frame :

Tampilan Audio dan Teks Audio

b. Validasi Multimedia Interaktif

Penyusunan instrument multimedia interaktif yang akan digunakan oleh pakar untuk melakukan penilaian terhadap multimedia interaktif.

c. Silabus

Silabus disusun untuk materi sistem peredaran darah pada manusia berdasarkan Kurikulum Tingkat satuan pendidikan (KTSP) untuk Standar Kompetensinya adalah memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia sedangkan Kompetensi Dasarnya adalah mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.

d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Penyusunan RPP dilaksanakan atas kerjasama antara peneliti, dosen kolaborasi dan guru Biologi dengan mempertimbangkan hal-hal yang penting untuk mendukung pelaksanaan proses belajar mengajar Biologi. Penyusunan RPP dimaksudkan agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan dan kompetensi dapat tercapai.

e. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan LDS (Lembar Diskusi Siswa)

LKS dan LDS disusun untuk melengkapi RPP yang disesuaikan dengan materi sistem peredaran darah pada manusia. Adanya LKS dan LDS ini diharapkan mendorong munculnya keaktifan siswa.

f. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengobservasi aktivitas siswa dan kinerja guru selama berlangsungnya proses pembelajaran.

g. Lembar Kuesioner (angket)

Lembar kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran model ARCS yang didukung oleh multimedia interaktif


(37)

pada konsep sistem peredaran darah pada manusia. Melalui lembar kuesioner ini akan menggambarkan tanggapan guru dan siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung.

h. Alat Evaluasi

Alat evaluasi yang disusun berupa tes objektif sebanyak 50 soal pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban. Tes tersebut digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa. Sebelum soal tersebut digunakan, dilakukan uji coba terlebih dahulu yang bertujuan untuk mengetahui kelayakan tes tersebut untuk mengambil. Tahap-tahapnya adalah sebagai berikut:

1) Membuat instrumen (soal evaluasi) yang akan digunakan sebagai alat ukur disertai kisi-kisi soal.

2) Melakukan uji coba instrumen yang akan digunakan sebagai alat ukur hasil belajar siswa.

3) Menganalisis hasil uji coba soal.

Soal tes diujicobakan pada kelas lain yang tidak digunakan untuk penelitian ini, yaitu kepada siswa diluar kelas sampel. Analisis hasil uji coba instrumen digunakan untuk mengetahui kualitas perangkat tes yang dibuat, soal-soal yang telah dibuat peneliti diuji cobakan terlebih dahulu kepada siswa di luar kelas sampel. Hasil uji coba dianalisis dan siap digunakan untuk mengukur pemahaman siswa dengan syarat-syarat yang telah ditentukan (Arikunto 2006). Analisis soal dalam penelitian ini meliputi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.

a) Validitas butir soal

Sebuah soal dikatakan valid jika hasilnya sesuai dengan dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes dengan kriteria. Rumus yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran yaitu rumus rpbis (Arikunto 2006) sebagai berikut.

rpbis =

St Mt Mp

q p

Keterangan:

rpbis = analisis validitas.

Mp = rata-rata skor dari subjek yang menjawab benar. Mt = rata-rata skor total

St = standar deviasi dari skor total


(38)

q = proporsi siswa yang menjawab salah.

Kriteria validitas soal: apabila t hitung > t tabel maka butir soal valid

Jika thitung ≥ t (1- ) dk (n-2) dengan taraf signifikan 95% maka butir soal adalah valid.Hasil perhitungan validitas butir soal dapat disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Analisis validitas butir soal

Jenis Instrumen Valid Tidak Valid

Soal pilihan ganda 1-50 1, 2, 3, 4, 6, 7, 9, 13, 14, 17, 18, 19, 22, 23, 24, 25, 29, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 39, 40, 42, 43, 45, 47, 50.

5, 8, 10, 11, 12, 15, 16, 20, 21, 26, 27, 28, 30, 34, 38, 41, 44, 46, 48, 49.

Keterangan: Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9

b) Reliabilitas soal

Reliabilitas menunjukkan bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah cukup baik (Arikunto 2006). Tes dikatakan reabilitas apabila tes memilki keajegan atau tes mendapatkan hasil yang sama sesuai dengan kenyataan jika tes tersebut digunakan pada kesempatan yang lain. Untuk menentukan reabilitas digunakan rumus K-R 21, sebagai berikut: r11 = kVt M k M k k 1 1 Keterangan :

r11 = reliabilitas tes M = rata-rata skor total k = banyaknya butir soal Vt = varians total

Reliabilitas r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga r tabel product moment, bila r11> r tabel maka tes bersifat reliabel (Arikunto 2006).

Kriteria reliabilitas:

0,00 < r ≤ 0,20 = sangat rendah 0,20 < r ≤ 0,40 = rendah

0,40 < r ≤ 0,60 = cukup 0,60 < r ≤ 0,80 = tinggi 0,80 < r ≤ 1,00 = sangat tinggi

2 hit ung 1 2 t r n rpbis


(39)

Soal yang digunakan yaitu soal yang memiliki reliabilitas cukup, tinggi, dan sangat tinggi. Hasil perhitungan reliabilitas instrumen tes dapat disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Analisis reliabilitas soal

Jenis Instrumen N r11 rtabel Keterangan

Soal pilihan ganda 1-50

50 0.830 0.330 Reliabel

Keterangan: Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 10 c) Tingkat kesukaran butir soal

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang mudah tidak membuat siswa untuk termotivasi mengerjakannya karena soal cenderung mudah dikerjakan. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa putus asa dalam mengerjaknnya karena soal tersebut diluar kemampuannya. Untuk mengetahui besarnya indeks kesukaran (difficulty index) digunakan rumus sebagai berikut:

IK =

B A

B A

JS JS

JB JB

Keterangan :

IK = indeks kesukaran

JBA = jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas JBB = jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah JSA = banyaknya siswa pada kelompok atas

JSB = banyaknya siswa pada kelompok bawah Kriteria tingkat kesukaran soal yaitu:

0,00 < IK ≤ 0,30 = kategori sukar 0,31 < IK ≤ 0,70 = kategori sedang 0,71 < IK ≤ 1,00 = kategori mudah (Arikunto 2006).

Soal yang akan digunakan adalah soal yang tingkat kesukarannya berkategori sukar, sedang, dan mudah. Dari keseluruhan kriteria tingkat kesukaran soal dipakai semua karena untuk membangun kepercayaan diri siswa bahwa siswa mampu untuk menjawab dan untuk merangsang kemampuan berpikir siswa. Hasil perhitungan taraf kesukaran instrumen disajikan pada Tabel 4.


(40)

Tabel 4 Analisis taraf kesukaran butir soal Jenis Instrumen

Taraf Kesukaran

Mudah Sedang Sukar

Soal pilihan ganda

1-50

1, 4, 5, 9, 14, 20, 23, 26, 30, 37, 40, 42, 45.

2, 3, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 24, 25, 28, 29, 31, 32, 34, 35, 36, 38, 41, 43, 44, 46, 47, 48, 50.

27, 33, 39, 49.

Keterangan: Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 11

d) Daya pembeda soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto 2006). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah sebagai berikut: DP = A B A JS JB JB Keterangan :

DP = daya pembeda

JBA = jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas JBB = jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah JSA = banyaknya siswa pada kelompok atas

Kriteria daya pembeda: D negatif atau 0 , sangat jelek D : 0,1 – 0,2 = jelek

D : 0,21 – 0,4 = sedang D : 0,41 – 0,7 = baik

D > 0,7 = sangat baik

Soal yang digunakan yaitu soal yang memiliki daya pembeda soal dengan kategori baik, sedang, dan sangat baik, sedangkan soal yang memiliki daya pembeda soal dengan kategori jelek dan sangat jelek tidak digunakan (Arikunto 2006). Hasil perhitungan daya pembeda instrumen tes dapat disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5 Analisis daya pembeda soal

Jenis Instrumen Baik Sedang/Cukup Jelek Sangat jelek Soal pilihan

ganda 1-50

3, 6, 15, 17, 31, 50.

1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 28, 29, 32, 33, 35, 36, 37, 39, 40, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 49.

11, 16, 21, 26, 30, 34, 38, 41, 48.

27


(41)

Berdasarkan hasil analisis soal yang dipakai yaitu: 1, 2, 3, 4, 6, 7, 9, 13, 14, 17, 18, 19, 22, 23, 24, 25, 29, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 39, 40, 42, 43, 45, 47, 50. (data selengkapnya pada Lampiran 11 pada halaman 99-101).

i. Uji pengambilan sampel

Analisis yang digunakan adalah dengan menganalisis data populasi. Analisis tahap awal dilakukan sebelum peneliti mengambil sampel dari populasi. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui apakah populasi yang ada mempunyai keadaan awal yang sama yaitu bersifat homogen. Apabila data yang diperoleh mempunyai homogenitas yang sama maka teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

random sampling. Data yang digunakan pada analisis data populasi ini adalah nilai ulangan harian biologi sebelumnya pada siswa kelas VIII. Hal-hal yang dianalisis pada tahap ini adalah sebagai berikut:

1) Uji normalitas populasi

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui sampel pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak. Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut.

a) Hipotesis yang diajukan:

Ho = sampel berasal dari populasi berdistribusi normal Ha = sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

b) Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas data adalah rumus Chi kuadrat.

k

i Ei

Ei oi x

1

2 2

Keterangan :

x² : Chi kuadrat

Oi : Frekuensi observasi

Ei : Frekuensi yang diharapkan k : Banyaknya kelas interval

c) Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

(1) Ho diterima jika χ2hitung < χ2(1-α) (k-3) dimana χ2(1-α) (k-3) didapat dari daftar distribusi chi kuadrat.


(42)

ditribusi chi kuadrat (Sudjana 2002).

Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas populasi kelas VIII, diperoleh χ2

hitung (Kelas VIII-A; 5,65, VIII-B; 3,89, VIII-C; 6,28, VIII-D; 7,17, VIII-E; 6,95) < χ2

tabel untuk dk = 3 dengan taraf signifikansi 95% adalah 7,81. Harga χ2hitung < χ2tabel maka hipotesis Ho diterima, artinya seluruh populasi kelas VIII berdistribusi normal (Lampiran 35).

2) Uji homogenitas populasi

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui varians diantara kedua kelompok sama atau tidak, jika kedua kelompok mempunyai varians yang sama maka kedua kelompok tersebut dikatakan homogen (Sudjana 2002). Uji homogenitas ini populasi bertujuan untuk mengetahui apakah pengambilan sampel dari populasi yang ada dapat dilakukan dengan teknik random sampling atau tidak. Untuk menguji homogenitas populasi digunakan uji Bartlett.

Hipotesis yang digunakan adalah:

Ho = populasi mempunyai varians yang tidak berbeda (σ12= σ22= ... = σn2)

Ha = populasi mempunyai varians yang berbeda (σ12≠ σ22)

Langkah– langkah perhitungan uji homogenitas populasi: 1) Menghitung varians (S2) dari masing-masing kelas.

2) Menghitung varians gabungan semua kelas dengan rumus: S2 =

) 1 (

) 1

( 12

i i

n S n

3) Menghitung harga satuan B dengan rumus: B = (log S2) (ni 1)

4) Menghitung nilai statistik chi kuadrat (χ2) dengan rumus: χ2 = (ln 10) {B - (ni 1)log S12}

Keterangan: ni = jumlah siswa


(43)

Kriteria pengujian hipotesis:

a) Ho diterima jika χ2hitung < χ2(1-α) (k-1), dimana χ2(1-α) (k-1) dengan taraf signifikasi 95% yang didapat dari daftar ditribusi chi kuadrat

b) Ha diterima jika χ2hitung > χ2(1-α) (k-1), dimana χ2(1-α) (k-1) dengan taraf signifikasi 95% yang didapat dari daftar ditribusi chi kuadrat. (Sudjana 2002).

Berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas populasi kelas VIII, diperoleh Fhitung sebesar 2,11 < Ftabel untuk taraf signifikansi 95% adalah 2,34.. Harga χ2hitung < χ2

tabel menyebabkan hipotesis Ho diterima, artinya seluruh populasi kelas VIII homogen (Lampiran 34).


(44)

2. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian dilaksanakan berdasarkan rancangan yang telah direncanakan melalui rancangan penelitian. Prosedur penelitian dapat dilihat pada skema di bawah ini:

Pengamatan aktivitas siswa dengan lembar observasi Dari hasil belajar ulangan harian materi sebelumnya

siswa kelas VIII di SMP N 1 Sumowono

Kelas kontrol Kelas eksperimen

Menganalisis hasil evaluasi Pretest

Postest

Pretest

PBM Model ARCS

didukung multimedia interaktif

Pembelajaran konvensional


(45)

F. Metode Pengumpulan Data 1. Sumber dan Jenis data

Jenis data yang diperoleh adalah:

a. Data utama : Angket motivasi belajar siswa, aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran.

b. Data tambahan : Kinerja guru, angket tanggapan siswa dan lembar wawancara guru.

2. Metode Pengambilan Data

a. Data tentang motivasi siswa diperoleh dengan mengisi angket motivasi siswa.

b. Data tentang aktivitas siswa menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. c. Data tentang hasil belajar siswa yang didapatkan dengan melaksanakan tes

tertulis pada siswa.

d. Data tentang kinerja guru menggunakan lembar observasi kinerja guru. e. Data tentang tanggapan siswa dengan menggunakan angket tanggapan

siswa.

f. Data tentang tanggapan guru dengan menggunakan lembar pedoman wawancara guru.

G. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis data hasil belajar

Analisis keadaan meliputi analisis nilai hasil belajar siswa, uji normalitas data, uji kesamaan dua varians, dan uji perbedaan rata-rata peningkatan hasil belajar. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah selisih antara nilai pre test dan post

test Biologi siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol SMP N 1 Sumowono.

a) Analisis nilai hasil belajar siswa

Hasil belajar diperoleh dari nilai evaluasi/tes berupa tes tertulis (pre test dan

post test). Tes yang digunakan adalah tes obyektif yang berupa pilihan ganda yang berjumlah 30 soal. Setiap butir soal berbobot (satu). Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai/hasil tes sebagai berikut:


(46)

Selanjutnya akan diperoleh selisih nilai post test – pre test. Berikut adalah cara menghitung nilai selisih post test – pre test.

Menghitung nilai rata-rata kelas, menurut Sudjana (2002) digunakan rumus:

N X X

Keterangan:

∑Х = jumlah nilai seluruh siswa = nilai rata-rata

N = jumlah siswa

Berdasarkan analisis nilai hasil belajar diperoleh rata-rata nilai pre test untuk kelas eksperimen (36,91) dan kelas kontrol (36,85) hampir sama. Sedangkan rata-rata nilai post test untuk kelas eksperimen (75,45) lebih tinggi daripada kelas kontrol (60,94). Selisih nilai post test – pre test untuk kelas eksperimen (39,27) juga lebih tinggi daripada kelas kontrol (24,09) (Lampiran 22).

b) Uji normalitas data

Uji ini berfungsi untuk mengetahui bahwa data hasil percobaan terdistribusi normal atau tidak. Data yang diuji kenormalannya meliputi data nilai pre test, post test, dan selisih nilai post test - pre test kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.

Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas data nilai pre test, diperoleh χ2

hitung = 5,29 (kelas eksperimen) dan χ2hitung = 7,69 (kelas kontrol). Data nilai post

test, diperoleh χ2hitung = 4,23 (kelas eksperimen) dan χ2hitung = 5,09 (kelas kontrol). Data selisih nilai post test- post test, diperoleh χ2hitung = 5,65 (kelas eksperimen) dan χ2

hitung = 2,67 (kelas kontrol). Sedangkan untuk χ2tabel dengan dk = 3 dan taraf signifikansi 95% adalah 7,81. Harga χ2hitung < χ2tabel maka hipotesis Ho diterima, artinya data nilai pre test, post test, dan selisih nilai post test - pre test kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal (Lampiran 24).


(47)

c) Uji Kesamaan Dua Varians

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varians data yang sama atau berbeda (Sudjana 2002).

Hipotesis yang diajukan:

Ho = Varians nilai hasil belajar kelas eksperimen tidak berbeda dengan varians nilai hasil belajar kelas kontrol (σ12 = σ22

).

Ha = Varians nilai hasil belajar kelas eksperimen berbeda dengan varians nilai hasil belajar kelas kontrol (σ12 ≠ σ22

).

Perhitungan uji F untuk menguji kesamaan dua varians ini menggunakan rumus: Fhitung = 2

2 2 1 S S

Keterangan:

2 1

S : varians yang lebih besar S22 : varians yang lebih kecil

Nilai F yang diperoleh dari perhitungan tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai F pada tabel distribusi F. Kriteria pengujian hipotesis adalah Ho diterima jika Fhitung < F1/2α(n1-1)(n2-1) dengan taraf nyata 95% yang berarti varians nilai hasil belajar kelas eksperimen tidak berbeda dengan varians nilai hasil belajar kelas kontrol.

Berdasarkan hasil perhitungan uji kesamaan dua varians data nilai pre test, diperoleh Fhitung = 1,21. Data nilai post test, diperoleh Fhitung = 1,96. Data selisih nilai

post test pre test, diperoleh Fhitung = 2,02. Sedangkan χ2tabel untuk dk pembilang = 32 dan dk penyebut = 32 adalah 1,82. Harga Fhitung < Ftabel maka hipotesis Ho diterima, artinya data nilai pre test, post test, dan selisih nilai post test pre test kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varians yang tidak berbeda (Lampiran 25). d) Uji perbedaan rata-rata peningkatan hasil belajar

Uji perbedaan rata-rata peningkatan hasil belajar bertujuan untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar siswa kelas perlakuan lebih tinggi dari pada peningkatan hasil belajar kelas pembanding. Berdasarkan hipotesis yang dikemukakan, maka dapat dirumuskan hipotesis statistik sebagai berikut:


(48)

Ho = Rata-rata peningkatan hasil belajar kelas eksperimen tidak lebih tinggi dari pada rata-rata peningkatan hasil belajar kelas kontrol (µ1 ≤ µ2).

Ha = Rata-rata peningkatan hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari pada rata-rata peningkatan hasil belajar kelas kontrol (µ1 ≥ µ2).

Rumus uji-t satu pihak adalah:

2 1 1 1 2 _ 1 _ n n s

t

x

x

dengan 2

) 1 ( ) 1 ( 2 1 2 2 2 2 1 1 2 n n s n s n s Keterangan: t = uji t

1

x = rata-rata skor nilai kelas eksperimen

2

x = rata-rata skor nilai kelas kontrol S2 = varians/simpangan baku

s

12 = varians kelas perlakuan

s

22 = varians kelas pembanding

n1 = jumlah subjek kelas perlakuan n2 = jumlah subjek kelas pembanding Kriteria pengujian hipotesis adalah:

Ha diterima jika t hitung ≥ t (1-α)(n1 + n2 – 2), dimana dk = n1 + n2 – 2 dengan taraf signifikansi 99% yang berarti rata-rata peningkatan hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari pada rata-rata peningkatan hasil belajar kelas kontrol.

Berdasarkan hasil perhitungan uji perbedaan rata-rata peningkatan hasil belajar data selisih nilai post test pre test kelas eksperimen dan kelas kontrol, diperoleh thitung = 6,56 < ttabel untuk dk = 64 dengan taraf signifikansi 99% adalah 2,65. Harga thitung < ttabel maka hipotesis Ha diterima, artinya rata-rata peningkatan hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari pada rata-rata peningkatan hasil belajar kelas kontrol (Lampiran 26).

2. Data Motivasi Belajar

Data hasil pengukuran motivasi siswa (Lampiran 16) diukur dengan rating

scale dengan interval 4-1 kemudian dipresentasikan dengan rumus:

% 100 x N n Dp Keterangan:


(49)

Dp = Skor yang diharapkan N = Jumlah skor maksimal n = Jumlah skor perolehan Kriteria skor:

a. Rentangan 3,26 - 4,00 termasuk motivasi sangat tinggi b. Rentangan 2,51 - 3,25 termasuk motivasi tinggi

c. Rentangan 1,76 - 2,50 termasuk motivasi sedang d. Rentangan 1,01 - 1,75 termasuk motivasi rendah e. Rentangan ≤ 1,00 termasuk motivasi sangat rendah

Peningkatan motivasi belajar siswa dapat dilihat dengan membandingkan hasil analisis angket motivasi sebelum pembelajaran dan angket motivasi setelah pembelajaran.

3. Data aktivitas siswa

Data aktivitas siswa dianalisis menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan membandingkan aktivitas siswa pada kelompok perlakuan dan kelompok pembanding selama proses pembelajaran materi sistem peredaran darah pada manusia. Analisis data aktivitas siswa menggunakan lembar observasi (Lampiran 19) yang dihitung dengan rumus:

% 100

X N

n Dp

Kriteria skor:

a. 0,80 < skor ≤ 1,00 termasuk kategori sangat aktif b. 0,60 < skor ≤ 0,80 termasuk kategori aktif c. 0,40 < skor ≤ 0,60 termasuk kategori cukup aktif d. 0,20 < skor ≤ 0,40 termasuk kategori kurang aktif e. ≤ 0,20 termasuk kategori pasif

4. Data tanggapan siswa

Data tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran menggunakan model ARCS didukung multimedia interaktif (Lampiran 27), diukur dengan rating scale

dengan interval 4-1 kemudian dipresentasikan dengan rumus: %

100

x N

n Dp


(50)

Keterangan:

Dp = Skor yang diharapkan N = Jumlah skor maksimal n = Jumlah skor perolehan Kriteria skor:

a. Rentangan 3,26 - 4,00 termasuk kategori sangat baik b. Rentangan 2,51 - 3,25 termasuk kategori baik

c. Rentangan 1,76 - 2,50 termasuk kategori cukup baik d. Rentangan 1,01 - 1,75 termasuk kategori kurang baik e. Rentangan ≤ 1,00 termasuk kategori jelek

5. Data kinerja guru

Lembar observasi untuk guru digunakan untuk menilai kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model ARCS didukung multimedia interaktif. Kinerja guru dalam dinilai dengan skala likert dengan rentang 5 sampai dengan 1. Aspek yang diukur terdiri dari 15 aspek. Skor minimumnya adalah 15 dan skor maksimumnya adalah 75 (Lampiran 30). Untuk penskoran kinerja guru diukur dengan rating scale dengan interval 5 - 1 kemudian dipresentasikan dengan rumus:

% 100

x N

n Dp

Keterangan:

Dp = Skor yang diharapkan N = Jumlah skor maksimal n = Jumlah skor perolehan Kriteria skor:

a. Rentangan 4,37 - 5,00 termasuk kategori sangat baik b. Rentangan 3,73 - 4,36 termasuk kategori baik

c. Rentangan 3,09 - 3,72 termasuk kategori sedang d. Rentangan 2,45 - 3,08 termasuk kategori rendah e. Rentangan ≤ 2,45 termasuk kategori sangat rendah

6. Analisis Data Tanggapan Guru

Data tanggapan guru dianalisis secara deskriptif, yang akan membantu dalam proses pembahasan hasil penelitian (Lampiran 33).


(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Sumowono Semarang pada tanggal 19 Oktober sampai 10 November 2010, dimaksudkan untuk mengetahui apakah model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) didukung multimedia interaktif dapat meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi sistem peredaran darah manusia di SMP N 1 Sumowono. Berdasarkan hasil random

diperoleh 2 kelas yang digunakan yaitu kelas VIII-A sebagai kelas eksperimen dan VIII-C sebagai kelas kontrol.

Data penelitian yang diambil adalah motivasi belajar siswa, aktivitas siswa, hasil belajar siswa, kinerja guru selama proses pembelajaran, tanggapan siswa dan guru terhadap pembelajaran sistem peredaran darah manusia menggunakan model ARCS didukung multimedia interaktif.

1. Motivasi Belajar

Motivasi belajar siswa diukur dengan angket motivasi belajar yang diberikan sebelum dan setelah perlakuan. Data motivasi belajar siswa dalam penelitian ini merupakan rata-rata skor hasil angket motivasi siswa. Analisis selanjutnya yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu uji perbedaan rata-rata yang dilakukan setelah proses perlakuan yang diberikan di dua kelas. Analisis ini menggunakan uji t dengan menggunakan data dari selisih peningkatan nilai rata-rata motivasi setelah perlakuan – sebelum perlakuan. Ringkasan hasil uji perbedaan dua rata-rata dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Analisis uji perbedaan rata-rata selisih motivasi belajar setelah perlakuan – sebelum perlakuankelas eksperimen dan kelas kontrol

Variasi Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Jumlah 7,46 1,28

N 20 20

Rata-rata 0,37 0,06

Varians 0,07 0,06

Standart Deviasi 0,27 0,24

Dk 38

t hitung 3,845 **

t tabel 2,71

*Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 18 dan Lampiran 19 ** Perbedaan secara sangat signifikan


(1)

(2)

Siswa menghitung jumlah denyut nadi Siswa mengerjakan soal pre test


(3)

Siswa aktif menjawab pertanyaan dari guru

Siswa menjawab pertanyaan di papan tulis

Kegiatan diskusi kelas

Siswa mengisi lembar tanggapan siswa di akhir pembelajaran


(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh penggunaan cd ineraktif dalam model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar IPA: kuasi eksperimen di SMP Negeri 5 Tangerang.

0 3 252

Penggunaan Media Komik Berbasis ARCS ( Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) Pada Materi Saling Hubungan Dalam Ekosistem Di SMP Negeri 1 Siwalan

0 14 126

Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) dalam Pembelajaran Fisika

0 4 8

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA ATTENTION RELEVANCE CONFIDENCE Implementasi Model Pembelajaran Matematika Attention Relevance Confidence Satisfaction (ARCS) Dengan Memanfaatkan Barang Bekas Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemamp

0 1 16

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA ATTENTION RELEVANCE CONFIDENCE Implementasi Model Pembelajaran Matematika Attention Relevance Confidence Satisfaction (ARCS) Dengan Memanfaatkan Barang Bekas Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemamp

0 0 13

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF GAME BERBASIS MODEL ARCS (ATTENTION, RELEVANCE, CONVIDENCE, SATISFACTION) UNTUK PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI.

4 13 52

Pemahaman siswa dan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) pada topik bahasan operasi bilangan bulat di kelas VII Erlan

0 2 373

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN ARCS (ATTENTION, RELEVANCE, CONFIDENCE, SATISFACTION) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA - repository UPI T PSI 1302906 Title

0 0 3

PENERAPAN MODEL ARCS-V (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction, dan Volition) DALAM PEMBELAJARAN HURUF KANA - repository UPI T JEP 1207134 Title

0 0 3

PICTORIAL RIDDLE MELALUI PEMBELAJARAN ATTENTION, RELEVANCE, CONFIDENCE, SATISFACTION (ARCS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

1 1 7