Tahap Persiapan Prosedur Penelitian

E. Prosedur Penelitian

Instrumen penelitian merupakan fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan memperoleh hasil yang lebih baik dalam arti lebih lengkap, cermat dan sistematis sehingga memudahkan mengolah data Arikunto 2006.

1. Tahap Persiapan

a. Pembuatan multimedia interaktif Langkah pembuatan media dimulai dengan penulisan naskah media dan yang terlebih dahulu dilakukan adalah dengan membuat sinopsis dan treatment. Sinopsis adalah gambaran secara ringkas pokok materi yang akan disampaikan yaitu materi sistem peredaran darah pada manusia. Langkah kedua adalah treatment yaitu membuat uraian ringkas secara deskriptif tentang sistem peredaran darah pada manusia dengan menampilkan bagian-bagian disertai keterangan gambarnya. Langkah selanjutnya yaitu menyusun naskah program dalam halaman berkolom dua sebelah kiri untuk visualisasi dan sebelah kanan untuk keterangan audio, dan efek animasi. Langkah terakhir yaitu menyusun multimedia menggunakan program flash. Dalam penyusunan multimedia dikenal penyusunan naskah, berikut ini langkah-langkah yang digunakan untuk menyusun naskah multimedia Sadiman et al 2007: 1 Sinopsis Merupakan proses penyusunan secara ringkas dan padat tentang tema atau pokok tema yang digarap. 2 Treatment Treatment merupakan uraian ringkas secara deskriptif bukan tematis tentang bagian mana dari suatu rangkaian peristiwa akan digarap sebagai illustrator. 3 Naskah program Format naskah dalam bentuk skontro atau halaman berkolom dua, sebelah kiri untuk menampilkan bentuk visualisasinya dan sebelah kanan untuk segala sesuatu yang berhubungan dengan suara. Tujuannya sebagai peta atau bahan pedoman bagi sutradara dalam mengendalikan penggarapan substansi materi ke dalam suatu program. Format naskah terlihat pada Tabel 1. Tabel 1 Format naskah multimedia Menu : Sub menu : No Halaman : No frame : Tampilan Audio dan Teks Audio b. Validasi Multimedia Interaktif Penyusunan instrument multimedia interaktif yang akan digunakan oleh pakar untuk melakukan penilaian terhadap multimedia interaktif. c. Silabus Silabus disusun untuk materi sistem peredaran darah pada manusia berdasarkan Kurikulum Tingkat satuan pendidikan KTSP untuk Standar Kompetensinya adalah memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia sedangkan Kompetensi Dasarnya adalah mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Penyusunan RPP dilaksanakan atas kerjasama antara peneliti, dosen kolaborasi dan guru Biologi dengan mempertimbangkan hal-hal yang penting untuk mendukung pelaksanaan proses belajar mengajar Biologi. Penyusunan RPP dimaksudkan agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan dan kompetensi dapat tercapai. e. Lembar Kegiatan Siswa LKS dan LDS Lembar Diskusi Siswa LKS dan LDS disusun untuk melengkapi RPP yang disesuaikan dengan materi sistem peredaran darah pada manusia. Adanya LKS dan LDS ini diharapkan mendorong munculnya keaktifan siswa. f. Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk mengobservasi aktivitas siswa dan kinerja guru selama berlangsungnya proses pembelajaran. g. Lembar Kuesioner angket Lembar kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran model ARCS yang didukung oleh multimedia interaktif pada konsep sistem peredaran darah pada manusia. Melalui lembar kuesioner ini akan menggambarkan tanggapan guru dan siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung. h. Alat Evaluasi Alat evaluasi yang disusun berupa tes objektif sebanyak 50 soal pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban. Tes tersebut digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa. Sebelum soal tersebut digunakan, dilakukan uji coba terlebih dahulu yang bertujuan untuk mengetahui kelayakan tes tersebut untuk mengambil. Tahap- tahapnya adalah sebagai berikut: 1 Membuat instrumen soal evaluasi yang akan digunakan sebagai alat ukur disertai kisi-kisi soal. 2 Melakukan uji coba instrumen yang akan digunakan sebagai alat ukur hasil belajar siswa. 3 Menganalisis hasil uji coba soal. Soal tes diujicobakan pada kelas lain yang tidak digunakan untuk penelitian ini, yaitu kepada siswa diluar kelas sampel. Analisis hasil uji coba instrumen digunakan untuk mengetahui kualitas perangkat tes yang dibuat, soal-soal yang telah dibuat peneliti diuji cobakan terlebih dahulu kepada siswa di luar kelas sampel. Hasil uji coba dianalisis dan siap digunakan untuk mengukur pemahaman siswa dengan syarat-syarat yang telah ditentukan Arikunto 2006. Analisis soal dalam penelitian ini meliputi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. a Validitas butir soal Sebuah soal dikatakan valid jika hasilnya sesuai dengan dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes dengan kriteria. Rumus yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran yaitu rumus r pbis Arikunto 2006 sebagai berikut. r pbis = St Mt Mp q p Keterangan: r pbis = analisis validitas. Mp = rata-rata skor dari subjek yang menjawab benar. Mt = rata-rata skor total St = standar deviasi dari skor total p = proporsi siswa yang menjawab benar q = proporsi siswa yang menjawab salah. Kriteria validitas soal: apabila t hitung t tabel maka butir soal valid Jika t hitung ≥ t 1- dk n-2 dengan taraf signifikan 95 maka butir soal adalah valid.Hasil perhitungan validitas butir soal dapat disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Analisis validitas butir soal Jenis Instrumen Valid Tidak Valid Soal pilihan ganda 1-50 1, 2, 3, 4, 6, 7, 9, 13, 14, 17, 18, 19, 22, 23, 24, 25, 29, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 39, 40, 42, 43, 45, 47, 50. 5, 8, 10, 11, 12, 15, 16, 20, 21, 26, 27, 28, 30, 34, 38, 41, 44, 46, 48, 49. Keterangan: Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9 b Reliabilitas soal Reliabilitas menunjukkan bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah cukup baik Arikunto 2006. Tes dikatakan reabilitas apabila tes memilki keajegan atau tes mendapatkan hasil yang sama sesuai dengan kenyataan jika tes tersebut digunakan pada kesempatan yang lain. Untuk menentukan reabilitas digunakan rumus K-R 21, sebagai berikut: r 11 = kVt M k M k k 1 1 Keterangan : r 11 = reliabilitas tes M = rata-rata skor total k = banyaknya butir soal Vt = varians total Reliabilitas r 11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga r tabel product moment, bila r 11 r tabel maka tes bersifat reliabel Arikunto 2006. Kriteria reliabilitas: 0,00 r ≤ 0,20 = sangat rendah 0,20 r ≤ 0,40 = rendah 0,40 r ≤ 0,60 = cukup 0,60 r ≤ 0,80 = tinggi 0,80 r ≤ 1,00 = sangat tinggi 2 hit ung 1 2 t r n r pbis Soal yang digunakan yaitu soal yang memiliki reliabilitas cukup, tinggi, dan sangat tinggi. Hasil perhitungan reliabilitas instrumen tes dapat disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Analisis reliabilitas soal Jenis Instrumen N r 11 r tabel Keterangan Soal pilihan ganda 1-50 50 0.830 0.330 Reliabel Keterangan: Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 10 c Tingkat kesukaran butir soal Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang mudah tidak membuat siswa untuk termotivasi mengerjakannya karena soal cenderung mudah dikerjakan. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa putus asa dalam mengerjaknnya karena soal tersebut diluar kemampuannya. Untuk mengetahui besarnya indeks kesukaran difficulty index digunakan rumus sebagai berikut: IK = B A B A JS JS JB JB Keterangan : IK = indeks kesukaran JB A = jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas JB B = jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah JS A = banyaknya siswa pada kelompok atas JS B = banyaknya siswa pada kelompok bawah Kriteria tingkat kesukaran soal yaitu: 0,00 IK ≤ 0,30 = kategori sukar 0,31 IK ≤ 0,70 = kategori sedang 0,71 IK ≤ 1,00 = kategori mudah Arikunto 2006. Soal yang akan digunakan adalah soal yang tingkat kesukarannya berkategori sukar, sedang, dan mudah. Dari keseluruhan kriteria tingkat kesukaran soal dipakai semua karena untuk membangun kepercayaan diri siswa bahwa siswa mampu untuk menjawab dan untuk merangsang kemampuan berpikir siswa. Hasil perhitungan taraf kesukaran instrumen disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Analisis taraf kesukaran butir soal Jenis Instrumen Taraf Kesukaran Mudah Sedang Sukar Soal pilihan ganda 1-50 1, 4, 5, 9, 14, 20, 23, 26, 30, 37, 40, 42, 45. 2, 3, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 24, 25, 28, 29, 31, 32, 34, 35, 36, 38, 41, 43, 44, 46, 47, 48, 50. 27, 33, 39, 49. Keterangan: Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 11 d Daya pembeda soal Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah Arikunto 2006. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah sebagai berikut: DP = A B A JS JB JB Keterangan : DP = daya pembeda JB A = jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas JB B = jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah JS A = banyaknya siswa pada kelompok atas Kriteria daya pembeda: D negatif atau 0 , sangat jelek D : 0,1 – 0,2 = jelek D : 0,21 – 0,4 = sedang D : 0,41 – 0,7 = baik D 0,7 = sangat baik Soal yang digunakan yaitu soal yang memiliki daya pembeda soal dengan kategori baik, sedang, dan sangat baik, sedangkan soal yang memiliki daya pembeda soal dengan kategori jelek dan sangat jelek tidak digunakan Arikunto 2006. Hasil perhitungan daya pembeda instrumen tes dapat disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Analisis daya pembeda soal Jenis Instrumen Baik SedangCukup Jelek Sangat jelek Soal pilihan ganda 1-50 3, 6, 15, 17, 31, 50. 1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 28, 29, 32, 33, 35, 36, 37, 39, 40, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 49. 11, 16, 21, 26, 30, 34, 38, 41, 48. 27 Keterangan: Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12 Berdasarkan hasil analisis soal yang dipakai yaitu: 1, 2, 3, 4, 6, 7, 9, 13, 14, 17, 18, 19, 22, 23, 24, 25, 29, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 39, 40, 42, 43, 45, 47, 50. data selengkapnya pada Lampiran 11 pada halaman 99-101. i. Uji pengambilan sampel Analisis yang digunakan adalah dengan menganalisis data populasi. Analisis tahap awal dilakukan sebelum peneliti mengambil sampel dari populasi. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui apakah populasi yang ada mempunyai keadaan awal yang sama yaitu bersifat homogen. Apabila data yang diperoleh mempunyai homogenitas yang sama maka teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah random sampling. Data yang digunakan pada analisis data populasi ini adalah nilai ulangan harian biologi sebelumnya pada siswa kelas VIII. Hal-hal yang dianalisis pada tahap ini adalah sebagai berikut: 1 Uji normalitas populasi Uji normalitas digunakan untuk mengetahui sampel pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak. Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut. a Hipotesis yang diajukan: Ho = sampel berasal dari populasi berdistribusi normal Ha = sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal b Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas data adalah rumus Chi kuadrat. k i Ei Ei oi x 1 2 2 Keterangan : x² : Chi kuadrat Oi : Frekuensi observasi Ei : Frekuensi yang diharapkan k : Banyaknya kelas interval c Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: 1 Ho diterima jika χ 2 hitung χ 2 1- α k-3 dimana χ 2 1- α k-3 didapat dari daftar distribusi chi kuadrat. 2 Ha diterima jika χ 2 hitung χ 2 1- α k-3 dimana χ 2 1- α k-3 didapat dari daftar ditribusi chi kuadrat Sudjana 2002. Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas populasi kelas VIII, diperoleh χ 2 hitung Kelas VIII-A; 5,65, VIII-B; 3,89, VIII-C; 6,28, VIII-D; 7,17, VIII-E; 6,95 χ 2 tabel untuk dk = 3 dengan taraf signifikansi 95 adalah 7,81. Harga χ 2 hitung χ 2 tabel maka hipotesis Ho diterima, artinya seluruh populasi kelas VIII berdistribusi normal Lampiran 35. 2 Uji homogenitas populasi Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui varians diantara kedua kelompok sama atau tidak, jika kedua kelompok mempunyai varians yang sama maka kedua kelompok tersebut dikatakan homogen Sudjana 2002. Uji homogenitas ini populasi bertujuan untuk mengetahui apakah pengambilan sampel dari populasi yang ada dapat dilakukan dengan teknik random sampling atau tidak. Untuk menguji homogenitas populasi digunakan uji Bartlett. Hipotesis yang digunakan adalah: Ho = populasi mempunyai varians yang tidak berbeda σ 1 2 = σ 2 2 = ......................... = σ n 2 Ha = populasi mempunyai varians yang berbeda σ 1 2 ≠ σ 2 2 Langkah – langkah perhitungan uji homogenitas populasi: 1 Menghitung varians S 2 dari masing-masing kelas. 2 Menghitung varians gabungan semua kelas dengan rumus: S 2 = 1 1 2 1 i i n S n 3 Menghitung harga satuan B dengan rumus: B = log S 2 1 i n 4 Menghitung nilai statistik chi kuadrat χ 2 dengan rumus: χ 2 = ln 10 {B - 1 i n log 2 1 S } Keterangan: n i = jumlah siswa 2 1 S = simpangan baku kuadrat Kriteria pengujian hipotesis: a Ho diterima jika χ 2 hitung χ 2 1- α k-1 , dimana χ 2 1- α k-1 dengan taraf signifikasi 95 yang didapat dari daftar ditribusi chi kuadrat b Ha diterima jika χ 2 hitung χ 2 1- α k-1 , dimana χ 2 1- α k-1 dengan taraf signifikasi 95 yang didapat dari daftar ditribusi chi kuadrat. Sudjana 2002. Berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas populasi kelas VIII, diperoleh F hitung sebesar 2,11 F tabel untuk taraf signifikansi 95 adalah 2,34.. Harga χ 2 hitung χ 2 tabel menyebabkan hipotesis Ho diterima, artinya seluruh populasi kelas VIII homogen Lampiran 34.

2. Langkah-langkah Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh penggunaan cd ineraktif dalam model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar IPA: kuasi eksperimen di SMP Negeri 5 Tangerang.

0 3 252

Penggunaan Media Komik Berbasis ARCS ( Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) Pada Materi Saling Hubungan Dalam Ekosistem Di SMP Negeri 1 Siwalan

0 14 126

Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) dalam Pembelajaran Fisika

0 4 8

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA ATTENTION RELEVANCE CONFIDENCE Implementasi Model Pembelajaran Matematika Attention Relevance Confidence Satisfaction (ARCS) Dengan Memanfaatkan Barang Bekas Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemamp

0 1 16

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA ATTENTION RELEVANCE CONFIDENCE Implementasi Model Pembelajaran Matematika Attention Relevance Confidence Satisfaction (ARCS) Dengan Memanfaatkan Barang Bekas Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemamp

0 0 13

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF GAME BERBASIS MODEL ARCS (ATTENTION, RELEVANCE, CONVIDENCE, SATISFACTION) UNTUK PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI.

4 13 52

Pemahaman siswa dan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) pada topik bahasan operasi bilangan bulat di kelas VII Erlan

0 2 373

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN ARCS (ATTENTION, RELEVANCE, CONFIDENCE, SATISFACTION) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA - repository UPI T PSI 1302906 Title

0 0 3

PENERAPAN MODEL ARCS-V (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction, dan Volition) DALAM PEMBELAJARAN HURUF KANA - repository UPI T JEP 1207134 Title

0 0 3

PICTORIAL RIDDLE MELALUI PEMBELAJARAN ATTENTION, RELEVANCE, CONFIDENCE, SATISFACTION (ARCS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

1 1 7