risiko utama yang dihadapi perusahaan dan mengevaluasi struktur pengendalian.
8 Auditor Eksternal Auditor Eksternal bertanggung jawab memberikan opini atau pendapat
terhadap laporan keuangan perusahaan. Laporan auditor independen adalah ekspresi dari opini profesional mereka mengenai laporan
keuangan. Meskipun laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen, auditor eksternal bertanggung jawab untuk menilai
kewajaran pernyataan manajemen dalam laporan keuangan perusahaan. 9 Stakeholders lainnya
Pemerintah terlibat dalam corporate governance melalui hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku terutama mengenai
kewajiban perusahaan dalam hal perpajakan. Kreditor yang memberikan pinjaman memungkinkan juga mempengaruhi kebijakan perusahaan.
D. Peran Komite Audit dalam Mewujudkan Good Corporate Governance
Upaya mewujudkan Good Corporate Governance salah satunya antara lain dilakukan melalui pembentukan Komite Audit yang tugasnya adalah membantu
Dewan Komisaris dalam mengawasi manajemen perusahaan Utama, 2004. Dewan Komisaris harus menganggap dirinya sebagai Wakil Pemegang Saham di
perusahaan sehingga kepentingan utama mereka adalah kepentingan Pemegang Saham secara keseluruhan bukan kepentingan individu. Tugas Dewan Komisaris
adalah mengawasi jalannya perusahaan secara keseluruhan, selanjutnya kendala daya serap Dewan Komisaris terhadap informasi teknis pengendalian manajemen,
laporan keuangan, serta auditing, dapat diatasi dengan kehadiran Komite Audit. Kompetensi yang dimiliki anggota Komite Audit dapat menjembatani
kebutuhan Dewan Komisaris akan peran auditing dan pengendalian internal yang efektif dengan kendala daya serap terhadap masalah-masalah yang unik dan
teknis dalam akuntansi, auditing dan pengendalian intern. Komite Audit secara khusus juga mengawasi mutu dan hasil audit, baik yang dilakukan oleh auditor
eksternal maupun auditor internal. Disamping itu Komite Audit juga mencermati dan membahas isu-isu atau temuan yang signifikan oleh auditor.
Karena Komite Audit adalah satuan yang membantu Dewan Komisaris yang independen dari perusahaaan, maka selain kompetensi, prasyarat lain yang
dimiliki adalah independensi. Independensi diperlukan agar Komite Audit tidak dapat diganggu gugat oleh manajemen dan tidak mengurangi kemandiriannya
dalam menyatakan sikap dan pendapat. Menurut Sanjaya 2005, untuk menjaga agar Komite Audit diakui sebagai
pihak independen, maka anggota Komite Audit harus bebas dari setiap kewajiban kepada perusahaan tercatat dan tidak memiliki suatu kepentingan tertentu
terhadap perusahaan tercatat atau direksi atau komisaris perusahaan tercatat dan bebas dari keadaan yang dapat menyebabkan pihak lain meragukan
independensinya.
Maka dari itu, untuk mewujudkan sebuah perusahaan yang memiliki budaya Good Corporate Governance,
unsur Komite Audit sangat diperlukan untuk menjalankan fungsinya agar pengawasan terhadap manajemen dapat lebih efektif.
Komite Audit sebagai salah satu organ yang diharapkan menjadi pilar penegakan GCG di perusahaan yang mempunyai kecakupan tugas yang sangat strategis yaitu
melakukan pemeriksaan atau penelitian yang dianggap perlu terhadap pelaksanaan fungsi Direksi dalam melaksanakan pengelolaan perusahaan dan
melaksanakan tugas penting pada sistem pelaporan keuangan melalui pengawasan terhadap proses pelaporan keuangan yang dilakukan oleh manajemen dan auditor
independen. Dalam praktiknya, Komite Audit dapat melakukan hal-hal yang sesuai
dengan wewenangnya, seperti: 1 Menyusun kerangka kerja untuk manajemen risiko Risk Management
Framework. 2 Mengembangkan Internal Audit Charter.
3 Memantapkan pengendalian intern. 4 Meningkatkan kesadaran akan tata kelola perusahaan yang baik dan
penerapannya. 5 Meminta Dewan Komisaris untuk mengadopsi Audit Committee Charter.
6 Meminta Dewan Komisaris untuk mengadakan pertemuan rutin dengan Komite Audit untuk memastikan pendekatan yang sama dalam
menangani permasalahan yang ada dalam proses penelaahan.
E. Penelitian Terdahulu