Usia Jenis Kelamin Faktor Risiko Acne Vulgaris

dari mikrosatelit polimorfik yang tersusun atas pengulangan variabel cytosine adenosine CA yang terletak pada regio promoter 1-kb upstream dari tempat transkripsi IGF-1. Terdapat hubungan antara polimorfisme IGF-1 CA dengan IGF-1 yang berada di sirkulasi. Genotipe polimorfisme IGF-1 CA menghasilkan 3 kemungkinan genotipe, yaitu lebih rendah dari 192 bp, 192-194 bp, dan lebih tinggi dari 194 bp Tasli et al., 2013. Carrier alel 192bp danatau 194bp dari promoter IGF-1 mempunyai IGF-1 sirkulasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang non-carrier Kursunluoglu et al., 2009. IGF-1 meningkatkan lipogenesis di SEB-1 sebocyte Smith T. et al., 2008. Berdasarkan penelitian Tasli et al. 2013, didapatkan data bahwa carrier 192-194 lebih tinggi pada grup acne daripada grup kontrol, juga lebih tinggi frekuensinya pada penderita acne derajat berat daripada acne derajat ringan- sedang. Hal ini dapat disimpulkan bahwa polimorfisme IGF-1 berperan pada pembentukan acne dan derajat keparahan acne. Salah satu mediator inflamasi yang mencetuskan terjadinya acne adalah metalloproteinases MMPs. MMPs adalah zinc-dependent extracellular proteinases. MMPs terlibat dalam fungsi biologis normal, termasuk morfogenesis, penyembuhan luka, dan angiogenesis. Aktivitas MMPs diregulasi oleh tissue inhibitors of metalloproteinases TIMPs Yaykasli et al., 2013. MMPs dan TIMPs berperan penting dalam remodelling matriks ekstraseluler ECM dan penyakit inflamasi, misalnya acne, yang menunjukkan adanya ketidakseimbangan antara MMPs dan TIMPs Philips et al., 2011. Adanya riwayat keluarga yang mengalami acne meningkatkan resiko dua kali lipat Ghodsi et al., 2009. Acne dapat terjadi pada usia yang lebih muda dan lebih comedonal pada anak berkulit hitam daripada berkulit putih, kemungkinan karena onset pubertas yang lebih cepat Do et al., 2009.

2.3.2. Usia

Hampir semua usia pernah mengalami acne, khususnya pada usia 15-17 tahun, serta berderajat sedang-berat pada 15-20 populasi Williams et al., 2011. Dua belas persen perempuan dan 5 laki-laki pada usia 25 tahun pernah Universitas Sumatera Utara mengalami acne. Saat usia 45 tahun, hanya 5 perempuan dan laki-laki yang masih mengalami acne. Acne vulgaris dapat terjadi pada beberapa minggu dan bulan pertama kehidupan, karena neonatus masih dipengaruhi hormon maternal dan ketika androgen-producing portion terdapat secara disproporsional dalam jumlah besar di kelenjar adrenal Raza et al., 2012. Acne biasanya mulai terjadi pada awal pubertas dengan peningkatan produksi minyak di wajah dan comedones di pertengahan wajah, yang diikut i dengan lesi inflamasi. Onset awal acne, khususnya sebelum usia 12 tahun, biasanya lebih comedonal daripada inflamasi, mungkin karena pada usia tersebut belum terbentuk cukup sebum untuk mendukung P. acnes dalam jumlah besar Williams et al., 2011. Pada usia diatas 20 tahun, terdapat penurunan acne secara bertahap. Acne inflamasi derajat ringan menurun atau bahkan menghilang saat usia remaja. Cytokines yang menginduksi perubahan comedogenic di infundibulum folikular juga dapat berperan dalam inhibisi sekresi lipid pada kelenjar sebaceous, yang mengakibatkan remisi pada lesi acne Downie et al., 2002.

2.3.3. Jenis Kelamin

Acne vulgaris sering terjadi pada wanita usia dibawah 14 tahun dan laki- laki diatas 14 tahun. Pada wanita, keparahannya semakin meningkat seiring meningkatnya usia Wu et al., 2007 dalam Munawar et al., 2009. Pada wanita, menstruasi dapat mempengaruhi acne, sekitar 60-70 acne yang diderita menjadi lebih parah beberpa hari sebelum menstruasi dan menetap hingga seminggu setelah menstruasi Pindha, 2004. Pada usia remaja, acne lebih sering terjadi pada wanita terutama setelah onset pubertas dimulai. Sedangkan, pada usia diatas 20 tahun, acne pada wanita semakin berkurang. Gambaran klinis acne bervariasi tergantung pada umur dan jenis kelamin penderita E.Xhauflaire-Uhoda et al., 2006 dalam Munawar et al., 2009. Sedangkan, pada penelitian yang dilakukan oleh Hanisah et al. 2009, dikatakan bahwa acne lebih sering terjadi pada remaja laki-laki daripada perempuan. Hal ini mungkin dikarenakan peningkatan produksi sebum akibat Universitas Sumatera Utara hormon androgen yang meningkat selama masa pubertas. Pada penelitian yang dilakukan oleh Raza et al. 2012 juga dikatakan bahwa acne vulgaris lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan selama masa remaja dan saat dewasa lebih sering terjadi pada perempuan.

2.3.4. Diet