Azas Kewarganegaraan Masyarakat Pribumi dan Non-Pribumi

langsung potongan pidato Soepomo tersebut telah didukung oleh Undang-Undang Republik Indonesia. Hal ini semakin menguatkan dimana bentuk negara yasng ditawarkan oleh Soepomo sendiri sesuai dengan negara ketimuran seperti negara Indonesia yang pluralis yang membutuhkan bentuk negara yang mampu mengakomodir aspirasi setiap kelompok masyarakat yang ada di Indonesia.

3.2.1. Azas Kewarganegaraan

Dalam sistem demokrasi yang dianut oleh negara Indonesia, azas kewarganegaraan menjadi salah satu bagian penting karena hal tersebut terkait langsung pada warganegara yang menjadi salah satu komponen penting dari negara yang tidak bisa terpisahkan. Dalam pidato Soepomo sendiri pada paragraf tiga dan paragraf empat menyimpulkan bahwa syarat kedua untuk berdirinya suatu negara adalah warganegara atau masyarakat dan Soepomo telah mengkonsep bagaimana pengaturan masyarakat dalam suatu negara. Tentang syarat mutlak kedua, hal rakyat sebagai warga Negara. Pada dasarnya ialah sebagai warga Negara yang mempunyai kebangsaan Indonesia, dengan sendirinya bangsa Indonesia asli. Bangsa peranakan, Tionghoa, India, Arab yang telah berturun-temurun tinggal di Indonesia dan baru saja diuraikan oleh anggota yang terhormat Dahler, mempunyai kehendak yang sungguh-sungguh untuk turut bersatu dengan bangsa Indonesia yang asli; harus diterima sebagai warga-negara dengan diberi kebangsaan Indonesia nasionaliteit Indonesia. Yang penting juga kita harus menjaga supaya tidak ada ”dubbele onderdaanscap” dan menjaga jangan ada “staatloosheid”. Hal yang sebagian tergantung juga dari sistem undang-undang dari Negara lain- lain. Sebagai pokok dasar kewarganegaraan Indonesia ialah ius sanguinis prinsip keturunan dan ius soli prinsip teritorial. Universitas Sumatera Utara Peraturan Undang-Undang Republik Indonesia telah mengatur tentang kewarganegaraan setiap individu yang ada. Azas kewaranegaraan menjadi pokoknya, azas-azas yang dianut dalam Undang-Undang tersebut adalah sebagai berikut: 1. Azas Ius Sanguinis law of the blood, merupakan azas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran. Hal ini dapat dilihat contohnya pada etnis Tionghoa yang ada di Indonesia, etnis Arab, etnis India dan etnis lainnya. 2. Azas Ius Soli law of the soil secara terbatas adalah azas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang. 3. Azas kewarganegaraan tunggal adalah azas yang menetukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang. 4. Azas kewarganegaraan ganda terbatas adalah azas yang menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang. Universitas Sumatera Utara Azas kewarganegaraan yang dianut Undang-Undang Republik Indonesia menjelaskan siapa yang menjadi warga negara Indonesia seutuhnya, syarat mendapatkan kewarganegaraan Republik Indonesia, kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia, syarat mendapatnya kembali, ketentuan pidana dan mengenai pelaksanaannya diatur dalam Undang-Undang No.12 tahun 2006 yang baru, sehingga dengan tegas diungkapkan secara tidak tersirat bahwa tidak ada lagi istilah siapa warga pribumi dan non-pribumi dalam negara kesatuan Republik Indonesia. Selain daripada pengaturan diatas mengenai kewarganegaraan, dalam Undang-Undang Republik Indonesia juga ada azas khusus yang diatur, diantaranya adalah sebagai berikut: 69 1. Azas kepentingan nasional adalah azas menetukan bahwa peraturan kewarganegaraan mengutamakan kepentingan nasional Indonesia, yang bertekad mempertahankan kedaulatannya sebagai negara kesatuan yang memiliki cita-cita dan tujuannya sendiri. 2. Azas perlindungan maksimum adalah azas yang menentukan bahwa pemerintah wajib memberikan perlindungan penuh kepada setiap Warga Negara Indonesia dalam keadaan apapun baik di dalam maupun di luar negeri. 3. Azas persamaan di dalam hukum dan pemerintahan adalah azas yang menentukan bahwa setiap Warga Negara Indonesia mendapatkan perlakuan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan. 69 Lihat http:agus.ngeblogs.comKewarganegaraan Republik Indonesia Didasarkan Atas Perundang-Undangan, diakses pada tanggal 02 Maret 2009. Universitas Sumatera Utara 4. Azas kebenaran substantif adalah prosedur pewarganegaraan seseorang tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga disertai substansi dan syarat-syarat permohonan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. 5. Azas nondiskriminatif adalah azas yang tidak membedakan perlakuan dalam segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara atas dasar suku, ras, agama, golongan, jenis kelamin dan gender. 6. Azas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia adalah asas yang dalam segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara herus menjamin, melindungi, dan memuliakan hak asasi manusia pada umumnya dan hak warga negara pada khususnya. 7. Azas keterbukaan adalah azas yang menentukan bahwa dalam segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara harus dilakukan secara terbuka. 8. Azas publisitas adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang memperoleh atau kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia diumumkan dalam berita Negara Republik Indonesia agar masyarakat mengetahuinya. Universitas Sumatera Utara

3.2.2. Musyawarah Mufakat