Pengobatan HIVAIDS dan ODHA 1. Pengertian HIV dan AIDS

2.3.7. Pengobatan

Hasil laporan Ditjen PPM PL Kemenkes RI 2013 menyatakan jumlah ODHA yang sedang mendapatkan pengobatan ARV sampai dengan bulan sepetember 2013 sebanyak 36.483 orang. Pemberian anti retroviral ARV telah menyebabkan kondisi kesehatan para penderita menjadi jauh lebih baik. Infeksi penyakit oportunistik lain yang berat dapat disembuhkan. Penekanan terhadap replikasi virus menyebabkan penurunan produksi sitokin dan protein virus yang dapat menstimulasi pertumbuhan. Obat ARV terdiri dari beberapa golongan seperti nucleoside reverse transcriptase inhibitor, nucleotide reverse transcriptase inhibitor, non nucleotide reverse transcriptase inhibitor dan inhibitor protease. Obat-obat ini hanya berperan dalam menghambat replikasi virus tetapi tidak bisa menghilangkan virus yang telah berkembang Djoerban,2000. ODHA menyambut gembira obat antiretroviral jenis Efavirenz yang diproduksi oleh PT. Kimia Farma. Kehadiran obat ini diharapkan bisa memutus Vaksin terhadap HIV dapat diberikan pada individu yang tidak terinfeksi untuk mencegah baik infeksi maupun penyakit. Dipertimbangkan pula kemungkinan pemberian vaksin HIV terapeutik, dimana seseorang yang terinfeksi HIV akan diberi pengobatan untuk mendorong respon imun anti HIV, menurunkan jumlah sel-sel yang terinfeksi virus, atau menunda onset AIDS. Namun perkembangan vaksin sulit karena HIV cepat bermutasi, tidak diekspresi pada semua sel yang terinfeksi dan tidak tersingkirkan secara sempurna oleh respon imun inang setelah infeksi primer Brooks, 2005. Universitas Sumatera Utara ketergantungan obat ARV yang selama ini diimpor. Obat Efavirenz tersebut juga sudah mulai didistribusikan ke Rumah Sakit. Obat Efavirenz ini adalah obat ARV jenis keempat yang bisa diproduksi oleh Kimia Farma. Dua lainnya adalah jenis lamivudine, zidovudine dan nevirapine. Untuk jenis lainnya dan juga obat ARV golongan lini 2 masih import. Selama ini, mayoritas obat ARV yang dibutuhkan ODHA di Indonesia adalah obat import dari India. Kerap kali dalam proses pembelian obat import ini mengalami keterlambatan yang menyebabkan obat terlambat didistribusikan di rumah sakit Kompas, 2014.

2.4. Stigma dan Diskriminasi ODHA