Pengertian Moderamen GBKP Gereja Batak Karo Protestan Sejarah Terbentuknya Komisi HIVAIDS dan Napza GBKP

3. Positive Peer Pressure, adalah saling bertukar pikiran dalam satu kelompok agar saling menilai dan memotivasi diri, contohnya tidak kembali kepada ketergantungan terhadap narkotika. 4. Theurapeutic Session, yaitu konsultasi, penyuluhan dan terapi . 5. Moral and Religius Session, yaitu mensyukuri anugerah Tuhan yang masih menyayangi dengan memberikan ujian yang berat, agar lebih bisa mendekatkan diri dengan-Nya. Dengan memberikan perhatian terhadap ODHA, jangan pernah mengucilkan ODHA dan ikut menyertakan mereka dalam kegiatan-kegiatan masyarakat, dengan begitu akan menambah semangat mereka untuk hidup dengan lebih baik. Contoh- contoh kegiatan yang dapat dilakukan yaitu penyuluhan-penyuluhan kesehatan dalam kesempatan tersebut, ODHA diharapkan dapat menceritakan kisah mereka di masa lalu dan mengingatkan bahaya AIDS supaya masyarakat tidak mengikuti jejak yang telah mereka tempuh Mariani, 2013.

2.5. Moderamen GBKP

2.5.1. Pengertian Moderamen

Moderamen adalah Kepengurusan Pusat GBKP Gereja Batak Karo Protestan, atau yang lebih familiar sebagai Sinode.Sekertariat berada di Jalan kapten Pala Bangun No 66 Kabanjahe Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

2.5.2. GBKP Gereja Batak Karo Protestan

GBKP Gereja Batak Karo Protestan adalah sebuah kelompok gereja Protestan di Indonesia yang berdiri di Tanah Karo, Sumatera Utara dan melayani masyarakat Karo. Bidang pelayanan yang ada di GBKP yaitu bidang Marturia, Koinonia, Diakonia, PersonaliaSumber Daya Manusia dan Dana dan Usaha. Dalam hai ini pelayanan yang manangani masalah HIVAIDS ada dalam bidang diakonia dengan membentuk komisi pelayanan HIVAIDS dan Napza.

2.5.3. Sejarah Terbentuknya Komisi HIVAIDS dan Napza GBKP

Kepedulian GBKP terhadap masalah HIV-AIDS sudah ada sejak lama, bahkan sejak data resmi kasus HIV AIDS belum ada. Namun, pelayanan yang dilakukan dalam menunjukkan kepedulian tersebut masih berkisar pada sosialisasi yang dilakukan secara terpisah, artinya di setiap persekutuan Kategorial tingkat Pusat seperti MORIA Lembaga kaum Ibu, Permata Lembaga Pemuda, KA-KR lembaga anak dan remaja terdapat program tentang pelayanan terhadap masalah HIV-AIDS khususnya dalam bentuk sosialisasi HIV-AIDS. Oleh karena setiap lembaga bekerja sendiri-sendiri, maka muncullah ide untuk menyatukan pelayanan tersebut. Dengan bersatunya dana dan program, maka diharapkan pelayanan ini akan lebih maksimal. Berdasarkan pemikiran inilah maka dibentuk satu unit pelayanan di GBKP yang dinamakan Komisi HIV-AIDS GBKP Moderamen GBKP, 2014. Pada awalnya Komisi ini bekerja dengan baik.Kegiatan yang masih berpusat pada sosialisasi berjalan dengan lancar. Namun, oleh karena kurangnya dana, maka kegiatan berhenti, bahkan Komisi HIVAIDS tidak aktif lagi dalam beberapa tahun. Universitas Sumatera Utara Namun, berdasarkan undangan dari UEM United Evangelical Mission tentang pelatihan HIVAIDS, maka GBKP dituntut untuk segera mengaktifkan kembali Komisi HIVAIDS GBKP. Maka GBKP memutuskan kembali menunjukkan kepedulian terhadap masalah HIV-AIDS dengan membentuk Komisi Pelayanan HIVAIDS dan NAPZA GBKP pada tahun 2006 yang diketuai oleh alm. dr. Petrus Tarigan dan beranggotakan 7 orang. Dalam hal pendanaan, seluruh biaya kegiatan Komisi ini diberikan oleh UEM sejumlah Rp. 60.000.000, akan tetapii 2 tahun kemudian, dana ini dikurangi menjadi Rp. 30.000.000 karena program kerja Komisi ini masih berkisar pada sosialisasi HIVAIDS. Kegiatan Komisi terus berjalan walaupun dengan dana yang terbatas. Komitmen yang ada di setiap pengurus Komisi membuat dana bukanlah menjadi hambatan untuk tetap melakukan pelayanan ini. Selain dari UEM, Komisi HIVAIDS berusaha mencari sumber dana yang lain. Tanpa henti, Komisi mendesak Moderamen GBKP untuk menyediakan subsidi bagi Komisi yang berasal dari kas umum GBKP dan mencari dana melalui donatur-donatur yang peduli akan pelayanan terhadap masalah HIVAIDS. Pada akhirnya, Komisi mulai melakukan pendampingan kepada ODHA pada tahun 2009. Namun pendampingan ini dilakukan masih sebatas mengunjungi ke rumah ODHA. Pada tahun 2010, kerjasama Komisi HIVAIDS dengan Rumah Sakit Adam Malik semakin meningkat, dan banyak jemaat GBKP yang sudah mengetahui keberadaan Komisi HIVAIDS.Oleh karena itu, semakin banyak ODHA yang Universitas Sumatera Utara menghubungi Komisi HIVAIDS untuk mencari informasi tentang HIVAIDS dan mencari bantuandukungan. Pernah terdapat satu pengalaman dimana ada seorang anak yang berumur 2 tahun ternyata sudah terinfeksi HIV. Ayahnya sudah meninggal karena HIV, dan ibunya pergi meninggalkan anak tersebut. Akhirnya anak itu di asuh oleh neneknya. Kondisi anak tersebut sangat memprihatinkan. Seorang tetangga nenek tersebut yang memberitahukan keadaan itu kepada Komisi HIV GBKP. Keesokannya Komisi HIV langsung mengunjungi dan mengurus segala surat-surat yang dibutuhkan supaya anak tersebut segera mendapatkan pertolongan di Rumah Sakit Adam Malik. Tanpa mengalami hampatan yang berarti, anak tersebutpun langsung di rawat di Rumah Sakit Adam Malik. Namun, 3 hari kemudian, anak tersebut dan neneknya keluar dari rumah sakit tanpa sepengetahuan siapapun. Mereka kembali ke desanya. Setelah Komisi HIV mencari informasi, ternyata nenek dan anak tersebut melarikan diri dari Rumah sakit Adam Malik karena mereka tidak mampu membeli makanan sehari-hari walaupun biaya pengobatan dan opname anak tersebut gratis. Dua hari setelah kembali dari rumah sakit, anak tersebut pun akhirnya meninggal dunia. Pengalaman ini sangat berarti bagi Komisi HIVAIDS GBKP. Berdasarkan pengalaman ini, maka pada bulan November 2011, Komisi HIVAIDS memberanikan diri mengontrak satu rumah di belakang Rumah Sakit Adam Malik Jalan Petunia Raya No 36 Medan untuk dijadikan sebagai rumah singgah. Adapun tujuan awal dari rumah singgah ini adalah untuk membantu ODHA dan keluarganya agar tidak perlu khawatir akan tempat tinggal sementara setelah opname di rumah sakit. Karena pada umumnya Universitas Sumatera Utara mereka yang baru menerima obat ARV Antiretroviral akan banyak mengalami efek samping. Oleh karena itu, mereka harus tetap tinggal di sekitar Rumah Sakit Adam Malik untuk dapat berkonsultasi dengan dokter kapan saja Moderamen GBKP, 2014.

2.5.4. Visi Misi Komisi HIVAIDS dan Napza GBKP