Pengetahuan Informan tentang HIV AIDS Matriks 4.1. Jawaban Informan tentang HIV AIDS

sex hubungan intim selain dengan suaminya. Pada tanggal 5 Februari tahun 2014, Rani positif terinfeksi HIV dari Rumah Sakit Graha Mandala, awalnya keluarga tidak ada yang percaya akan hasil tesebut, sehingga Rani mengalami tes HIV 3 kali, pertamakali di Rumah Sakit Graha Mandala, Rumah Sakit Umum Kabanjahe dan Rumah Sakit Adam Malik Medan. Pada pemeriksaan yang ke 3 lah, keluarga Rani akhirnya bisa menerima hasil tersebut. Suami Rani sudah meninggal sekitar 4 tahun yang lalu dan setelah mengetahui Rani terinfeksi HIV pada bulan Februari, besar dugaan keluarga kalau suami juga meninggal akibat terinfeksi HIV. Rani pun yakin kalau dia tertular dari suami. Menurut Rani, suaminya pada masa lajangnya suka ke Bandar baru, mungkin suami juga terifeksi saat mealakukan hubungan sex di Bandar baru.

4.3. Pengetahuan Informan

4.3.1. Pengetahuan Informan tentang HIV AIDS Matriks 4.1. Jawaban Informan tentang HIV AIDS

Informan Jawaban Aldo “Penyakit yang menyerang daya tahan tubuh hingga penyakit penyakit lain dapat menyerang bagian-bagian tubuh hingga tak ada lagi daya tahan tubuh, kalau AIDS udah komplikasi ibaratnya udah penyakit-penyakit lain yang udah masuk gitu, itulah setahu aku” Ijul ”Penyakit yang berasal dari sex bebas, jarum narkoba suntik, dari tato atau dari transfusi darah, kurang tahu saya kalau tentang AIDS taunya cuma itu aja, mana duluan pun kurang tahu aku, AIDS atau HIV gitu.” Universitas Sumatera Utara Matriks 4.1. Lanjutan Cika “Nggak tahu, yang saya tahu itu penyakit mematikan, AIDS katanya penyakit yang mematikan gitu aja.” Ucok Dina Budi Rani ”Penyakit HIV penyakit yang ditularkan kepada sesama manusia, anak, dan istri ketika berhubungan AIDS yang pernah kudengar hanya cuman, penyakitnya udah parah, terus udah daya tahan tubuhnya udah lemah, hanya itu saja AIDS ya, kemungkinan besarnya susah tertolong, membuat semua badannya, daging badannya tidak kelihatan, semua badannya menjadi tulang semua” “Dalam tubuh AIDS itu kan udah apa, kek mana bilangnya ya,kayak IO, itu semua penyakit dalam tubuh itu termasuk AIDS, yang udah kenak virus gitu kan” “Human Immunition Virus itu aja. Kemudian dia bisa ya, hanya nyampe ke kawin dia menyerang ke sistem kekebalan tubuh, dan HIV ini bukan istilahnya penyakit yang disitu kita lakukan disitu istilahnya dia langsung mengetahui, bahkan bisa sampai bertahun- tahun baru kelihatan. Kalau AIDS dia diatasan HIV juga, tapi masih golongan HIV juga gitulah” “Yang saya tahu tentan HIV ya, bisa menular. Menularnya dari mana kak? Melalui darah, terus hubungan sexsual. Kalau AIDS? Apa nggak sama itu? Oh menurut kakak sama ya? ya” Masih banyak orang yang tidak mengetahui apa itu HIV AIDS, dan ODHA di Rumah Singgah Moderamen GBKP juga belum sepenuhnya mengetahuinya dan memiliki jawaban yang berbeda beda terhadap pertanyaan peneliti tentang apa pengertian HIV AIDS, padahal mereka sendiri sudah terinfeksi HIV. Universitas Sumatera Utara 4.3.2. Pengetahuan Informan tentang Gejala Terinfeksi HIV Matriks 4.2. Jawaban Informan tentang Gejala Terinfeksi HIV Informan Jawaban Aldo “Karena demam demam aja, mual, gak selera makan, mencret terus, minum obat, habis obat minum obat, sempat dikira gejala tipus katanya. Makan gak selera jadi, eh jadi jamuran mulutku...pergi ke dokter spesialis penyakit dalam. Diperiksanya, ditengoknya mulutku berjamur, kata dokter aku kena HIV” Ijul Cika “Gejalanya demam tinggi, diare berkepanjangan, tenggorokan sakit seperti influenza, walau minum obat tidak sembuh-sembuh; walau udah minum obat diare tidak juga berhenti sampai berak darah” “Memang aku udah mencret, makan jamu sembuh, jamur itu yang tidak sembuh-sembuh, udah 2 minggu” Ucok Dina Budi Rani “Pertama-tama pusing, lemah, terus buang air besar sehari bisa sampai 20 kalitidak sembuh sembuh udah 3 bulan” “Awal-awalnya diare, batuk, berat badan berkurang, gak selera makan, tumbuh jamur dilidah” “Lama kelamaan badan saya makin kurus, tidak ada lagi, imun tubuh pun udah tidak lagi fit. Orang pun mengatakan kok badan kamu berbeda sekali dari badan sebelumnya. Memang saya batuk gitu, batuk ya saya cek gitu kan, di cek positif memang paru-paru, TB, pas itu udah 4 hari saya minum obat yang OAC itu yang merah itu, akhirnya langsung diopname gitu. Karena kulit saya ini udah pada gosong, kayak ular yang bersisik gitu, akhirnya saya diopname, akhirnya lama-lama 2 minggu saya diopname itu mencret demam, itupun saya udah berapa kali kalau saya hitung- hitung ada saya 8 kali berobat ke penyakit dalam, setiap makan mual demam” ”Yang saya rasakan kemaren, sering keringat ditengah malam terus mencret, gatal-gatal. Terus keringat dingin, siang-siang gitu suka menggigil kedinginan gitu, terus sebentar-sebentar lagi udah keringat” Universitas Sumatera Utara Semua informan menjawab tentang gejala terinfeksi HIV berdasarkan apa yang mereka alami. Dari seluruh jawaban informan, memiliki kemiripan jawaban dimana mereka mengalami demam, mecret dan diare terus menerus, influenza dan tumbuhnya jamur di mulut serta berat badan yang berkurang. 4.3.3. Pengetahuan Informan tentang Penularan HIV AIDS Matriks 4.3. Jawaban Informan tentang Penularan HIV AIDS Informan Jawaban Aldo “Gak tau lah, dari tahun 2001 aku dah mulai hidup sex bebas, narkoba, tato” Ijul “Penyakit yang berasal dari sex bebas, jarum narkoba suntik, dari tato atau dari transfusi darah” Cika “Dari darah, dari transfusi, air susu ibu. udah itu aja” Ucok Dina Budi Rani “Ditularkan kepada sesama manusia, anak, dan istri ketika berhubungan, bila saya luka saya sangat menjaga diri saya agar mereka jangan sampai terkena. Bila luka saya terkena besi, segera saya bersihkan dan saya buang bekas elapnya. Saya sangat menjaga jangan sampai orang lain tertular berhubungan sex…bisa kena lalu dari jarum suntik” “Dari jarum suntik, pergaulan bebas ganti ganti pasangan hubungan sex, ibu menyusui sama anaknya, transfusi darah” “Itu dari jarum suntik, dari berhubungan sex bebas, dari darah, baru dari ibu menyusui, terus transfusi” “Melalui darah, terus hubungan seksual” Awalnya sebelum ODHA terinfeksi HIV, mereka tidak tahu cara penularannya, tetapi setelah mereka tertular dan sebagian lagi menularkan kepada keluarganya barulah mereka tahu bagaimana penularan HIV tersebut. Aldo tidak Universitas Sumatera Utara mengetahui pasti dari mana dia bisa tertular apakah dari sex bebas yang dilakukannya atau dari narkoba suntik dan tato. Ijul tidak menggunakan tato dan narkoba suntik, jadi dia yakin kalau dia tertular dari sex bebas. Cika tertular dari suami, hal ini diketahui setelah suami meninggal 2 bulan sebelum dia diperiksa dan dinyatakan positif HIV. Ucok sendiri mengetahui kalau dia tertular HIV dari hubungan sex bebas yang sering dilakukannya di cafe cafe. Ucok juga suka bercerita kepada teman temannya agar tidak berhubungan sex di cafe cafe supaya tidak tertular HIV, tetapi Ucok tidak pernak menceritakan kalau dirinya sudah terinfeksi HIV. Dina tertular HIV melalui transfusi darah yang pernah dilakukannya pada tahun 2008, karena belum tahu kalau dia terifeksi HIV, dia tetap melakukan hubungan intim dengan suami dan akhirnya pada tahun 2013 setelah Dina diketahui positif HIV, suami juga tertular dan dinyatakan positif HIV tidak lama setelah Dina diketahui positif HIV. Setelah diperiksa dan dinyatakan positif HIV, suami Dina mengikuti terapi ARV, akan tetapi hanya dalam 2 minggu, suami pun meninggal dunia. Budi tertular HIV dari sex bebas yang sering dilakukannya. Rani tertular dari suaminya, dia tidak pernah tahu sebelumnya kalau suaminya terinfeksi HIV, dan diketahui setelah suami informan meningal dunia. Universitas Sumatera Utara 4.4. Sikap Informan Ketika Dinyatakan Positif HIV Matriks 4.4. Jawaban Informan Ketika Dinyatakan Positif HIV Informan Jawaban Aldo ”Aku pun tak bisa…saling diam lah kami, saling gak tahu lagi mau ngomomg apa, cuma kubilang kuhabiskan ajalah hidupku ini apa kata orang tua? jangan, jangan percayalah sama Tuhan apakah mereka menolak abang setelah tahu abang positif HIV? gak,.” Ijul “Pada waktu itulah kakak saya memberitahukan bahwa saya positif HIV. Ketika saya mengetahui hal itu, lima hari kemudian saya meminta agar saya dibawa ke RS Adam Malik agar saya bisa meninggal dengan tenang, sampai-sampai saya ingin gantung diri..” Cika Ucok Dina Budi Rani “Apalagi waktu setelah ada hasil dari klinik Anugerah, haduh. senyumku pun udah senyum membawa luka. Yah udah ngga kayak orang gila, pengen bunuh diri…” “Saya sadar saya yang berbuat dosa. Penyesalan pasti ada tapi sudah tidak saya pikirkan lagi…tidak merasa minder” “kalau udah kena penyakit itu ga usah lagi aku berobat, pasti aku mati pulang kampung ajalah… pasti tidak ada yang selamat kupikir. Jadi Ibu langsung putus asa Iyalah udah mati aja aku, ga usah aku dibawa ke Adam Malik, biar mati dikampung aja” “Tapi saya menolak surat rujukannya itu, akibat apa, karena disitu saya semua kawan gitu dibilang, bahkan direkturnya itupun bekas bos abang ipar saya waktu dinkes di propinsi, jadi hanya bikin mempermalukan, udahlah saya balik ke kampung aja pak berobat di Medan aja saya bilang. Ya saya berpikir, karena saya orang pendatang, kedua saya udah memalukan keluarga abang ipar saya kan, ketiga penyakit ini belum semua rata-rata diterima masyarakat, jadi saya balik ke medan” “Pusing saya, kok bisa kena penyakit ini pikir saya. Saya lemaslah, ya karena itukan penyakit itu seumur hidup itu, belum ada obatnya sampai sekarang, kok bisa kena penyakit ini pikir saya, anak pun udah kasihan nggak sekolah lagi gara-gara saya sakit, padahal kemaren udahnya dia sekolah…” Universitas Sumatera Utara Setiap orang ketika mengetahui dalam tubuhnya ada penyakit pastilah merasa sedih apalagi ketika mengetahui bahwa penyakit itu dapat mematikan karena belum ada obat nya. Hal yang sama dialami oleh ODHA yang ada di Rumah Singgah Moderamen GBKP Berastagi, ketika mereka mengetahui hasil pemeriksaan yang menyatakan mereka positif HIV timbul perasaan sedih, putus asa, ingin bunuh dirimati dan merasa tidak ada harapan lagi. Pada saat perasaan sedih, putus asa, tidak punya harapan lagi dan keinginan bunuh diri muncul dalam diri ODHA, disaat inilah mereka membutuhkan dukungan keluarga dan orang orang terdekat mereka. Ketika mereka merasa didukung dan diterima keluarga maka para ODHA punya semangat dalam menjalani pengobatan ataupun terapi ARV. Aldo meceritakan pada peneliti bagaimana mama dan kakaknya memotivasinya selama pengobatan, membiayai kehidupannya karena Aldo tidak bisa bekerja lagi. Mama dan kakak nya mengirim uang untuk biaya hidup nya selama di Rumah Singgah dan sesekali datang menjenguk nya. Aldo selalu berpesan pada keluarganya agar tidak memberitahukan penyakitnya pada orang lain, hal ini diungkapkan Aldo sebagai berikut: “Kubilang jangan ada lagi yang tahu, kalian aja, malu nanti , keluarga jadi malu, sementara itu kesalahan awak sendiri, biarlah awak yang nanggung sendiri jadi ada lagi keluarga yang tahu? abang dan kakak ipar, kubilang jangan ada lagi yang tahu, nanti dikucilkan keluarga kita, nanti dikucilkan keluarga awak di pesta pesta adat, gara gara awak” Aldo malu dan takut kalau ada yang mengetahui status HIV nya, dia belum siap open status, karena menurutnya ketika dia buka status maka orang lain akan Universitas Sumatera Utara mengucilkannya, jadi lebih baik orang lain tidak tahu sehingga suatu saat dia bisa pulang kerumah tanpa penolakan. Aldo juga sudah pernah pulang kerumah dan tetangganya tidak menolaknya, menurut Aldo hal itu karena tetangganya tidak ada yang mengetahui kalau dia terinfeksi HIV. Peneliti melihat kalo Aldo sangat takut orang lain mengetahui statusnya, ketika peneliti mau mengambil fotonya, Aldo menolak padahal teman teman yang lain masih mau difoto asalkan jangan terlalu dekat dan kalo difoto harus beramai ramai dengan teman lain. Peneliti memahami perasaan Aldo sehingga peneliti juga tidak memaksa agar Aldo ikut berfoto. Lain hal nya dengan Ijul, awalnya dia tidak mengetahui kalau dia positif HIV, sebab keluarga merahasiakannya. Ketika melakukan pemeriksaan laboratorium di Kabanjahe, Ijul ditemanin kakaknya dan hasilnya tidak dibeitahukan pada Ijul. Setelah mendapatkan hasil pemriksaan yang pada saat itu sudah positif HIV, Ijul dibawa kekampung, padahal dokter saat itu menyuruh keluarga untuk membawanya ke RS Adam Malik Medan, hal itu dikarenakan keluarga Ijul tidak punya uang untuk berobat ke RS Adam Malik Medan. Melihat kondisi Ijul yang semakin parah dan mencoba bunuh diri, maka keluarga mengurus Jamkemas dan membawa Ijul ke RS Adam Malik Medan. Kondisi Ijul saat itu sudah lumpuh dan tidak berdaya lagi, apalagi ketika istrinya mengetahui Ijul positif HIV, istrinya pun meninggalkan nya, hal ini menambah kesedihan dan keputusasaan bagi Ijul. Ijul semakin putus asa dan ingin bunuh diri saat dirawat di RS Adam Malik ditambah Ijul juga sering menyaksikan ODHA pasien 1 ruangan yang meninggal, demikian diungkapkan Ijul: Universitas Sumatera Utara “Selama saya disana ada paling tidak 15 orang sudah meninggal orang dengan HIV. Orang tua saya, mama saya juga sampai heran kenapa saya tidak meninggal. Seluruh pasien dengan HIV yang dirawat hidup dalam tekanan dan putus asa, saya juga sangat tertekan dan pernah berusaha menjatuhkan kepala kelantai agar meninggal, bahkan waktu itu karena sudah sangat tidak tahan ada pasien dengan HIV yang ingin memotong urat nadinya sendiri; untung waktu itu ada petugas dan pendamping yang lihat dan mencegahnya” Ijul merasa rendah diri dan tidak bisa percaya diri lagi. Hanya saja Bang Primus salah satu anggota komisi HIV AIDS dan Napza GBKP yang bertugas sebagai pendamping ODHA sering menasehati dan memotivasinya sehingga Ijul masih bersemangat dalam menjalani hidupnya. Ijul juga mendapat dukungan dari mama dan kakak tertuanya, mereka lah yang membiayai kehidupan Ijul, hanya saja Ijul hanya mendapat dukungan dari mama dan kakak tertuanya sementara saudaranya yang lain tidak ada yang menolong bahkan menanyakan kabar pun tidak ada. Sudah 4 bulan Ijul tidak lagi mendapat bantuan dana dari keluarga karena kakak nya juga mendapat musibah meletusnya Gunung Sinabung dan sedang mengungsi. Peneliti melihat kesedihan Ijul saat menceritakan hal ini, Ijul juga becerita kalau istrinya ingin kembali lagi saat ini setelah mengetahui kondisi Ijul membaik di Rumah Singgah, tetapi Ijul tidak mau lagi menerima istrinya, Ijul sudah menutup hatinya untuk istrinya. Cika juga merasa sedih dan putus asa ketika mengetahui dirinya terinfeksi HIV. Apalagi hal itu diketahui 2 bulan setelah kematian suaminya. Rasa ingin mati pun muncul dalam dirinya. Awalnya Cika tidak mau tinggal di Rumah Singgah Universitas Sumatera Utara karena rumah Cika hanya berjarak 2 km dari Rumah Singgah Moderamen GBKP, Cika takut dan malu kalau masyarakat jadi tahu kondisinya. Cika juga tidak bersemangat dalam menjalani pengobatan sampai akhirnya dia mendapatkan dukungan dari Ijul yang juga ODHA di Rumah Singgah tersebut. Ijul setiap hari memberi semangat pada Cika seperti memasakkan air panas, mengingatkan untuk mandi, makan dan minum obat. Cika pun mulai bersemangat dan mengalami pemulihan dari hari ke hari bahkan ketika peneliti bertemu Cika pada bulan Juni sangat berbeda dengan pada bulan Maret, Cika terlihat lebih segar, bersemangat dan lebih gemuk. Ucok lebih memilih berserah pada Tuhan ketika dia positif HIV, dia menyadari kalau itu adalah dosa nya dan hasil dari perbuatannya dan bertekad tidak mengulangi perbuatannya yang salah lagi. Budi juga menyampaikan hal yang sama, merasa menyesal dan tidak akan mengulangi sex bebas lagi. Budi merasa malu dan merasa telah mempermalukan keluarganya, dan merasa bersyukur juga karena masih diberi kesempatan hidup. Budi menceritakan pada peneliti kalau ia sempat megalami masa kritis dan tidak mengira masih bisa hidup sampai sekarang. “Makanya saya dibilang suatu mujijat jugalah gitukan, saya pikir pun saya pasti menghadap ke Tuhan gitu, karena diantara ruangan itu yang saya lihat pada meninggal semua gitu. Saya kalau dibilang cukup yang parah lah gitu, kakak bisa tanya ama bang Primus gimana waktu masa-masa kritis saya, saya pikirpun saya udah nggak ada harapan lagi” Rani tidak pernah menyangka akan terinfeksi HIV, karena dia merasa tidak pernah menggunakan narkoba jarum suntik dan transfusi darah. Rani menduga kalau dia Universitas Sumatera Utara tertular dari suami dan suami sudah meninggal pada bulan oktober tahun 2013 dan diduga juga meninggal akibat HIV.

4.5. Kepatuhan Informan Minum Obat ARV