Uji Asumsi Klasik Pengujian Substruktur II

73

4.2.4 Pengujian Substruktur II

Substruktur II ini adalah menganalisis mengenai pengaruh faktor psikologis terhadap sikap konsumen air minum isi ulang pada Anugrah Water Medan. Adapun yang diteliti pada substruktur II ini adalah motivasi , persepsi , sikap konsumen dan keputusan pembelian .

4.2.4.1 Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat diperkirakan yang tidak bias dan efesiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yang pertama adalah uji normalitas. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau idak, yaitu dengan pendekatan grafik dan pendekatan kolmogrov-smirnov. 1. Pendekatan Grafik Salah satu cara melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara dua observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Sumber: Hasil Pengolahan SPSS April 2015 Gambar 4.5 Grafik Histogram Uji Normalitas 74 Berdasarkan Gambar 4.5 dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan sebaliknya jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi data normal yang tidak melenceng kanan maupun melennceng kiri. Jadi, berarti data residual berdistibusi normal. Terbukti bahwa data maupun model yang digunakan memenuhi asumsi normalitas. Sumber: Hasil Pengolahan SPSS April 2015 Gambar 4.6 Grafik Normal P-P Plot Uji Normalitas Berdasarkan Gambar 4.6 dapat diketahui bahwa Pada P-P plot terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan cenderung mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian maka model regresi hipotesis pertama tersebut memenuhi asumsi normalitas. 2. Pendekatan Kolmogrov-Smirnov Uji normalitas dengan grafik bisa saja terlihat berdistribusi normal, padahal secara statistik tidak berdistribusi normal. Berikut ini pengujian normalitas yang berdasarkan dengan uji statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov K-S untuk memastikan apakah data benar berdistribusi normal. 75 Tabel 4.17 One-Sample Kolmogrov Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 81 Normal Parameters a,b Mean ,0000000 Std. Deviation ,80288597 Most Extreme Differences Absolute ,077 Positive ,039 Negative -,077 Kolmogorov-Smirnov Z ,695 Asymp. Sig. 2-tailed ,720 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Hasil Pengolahan SPSS April 2015 Berdasarkan Tabel 4.17 terlihat bahwa nilai Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,720, dan diatas nilai signifikan 0,05, dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal. Nilai Kolmogrov-Smirnov Z adalah 0,695 lebih kecil dari 1,97 berarti tidak ada perbedaan antara distribusi teoritik dan distribusi empirik atau dengan kata lain data dikatakan normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu: 76 1. Metode Grafik Dasar analisis adalah tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Sumber: Hasil Pengolahan SPSS April 2015 Gambar 4.7 Grafik ScatterPlot Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan Gambar 4.7 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi sederhana hipotesis pertama terbebas dari asumsi heteroskedastisitas. 2. Uji Glejser Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya, jika nlai signifikansi antar variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. 77 Tabel 4.18 Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant ,703 ,685 1,026 ,308 MOTIVASI -,005 ,044 -,016 -,123 ,902 PERSEPSI ,054 ,062 ,111 ,869 ,387 SIKAP_KONSUMEN -,055 ,049 -,160 -1,137 ,259 a. Dependent Variable: ABSUT Sumber: Hasil Pengolahan SPSS April 2015 Berdasarkan Tabel 4.18 terlihat jelas menunjukkan tidak satupun variabel independen yang signifikan mempengaruhi variabel dependen absolut Ut asbUt. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5, jadi model regresi tidak mempengaruhi heteroskedastisitas.

c. Uji Multikolinearitas

Gejala multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor, kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya, Tolerance adalah mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan variabel bebas lainnya. Nilai yang dipakai untuk Tolerance 0,1, dan VIF 10, maka tidak terjadi multikolinieritas. Tabel 4.19 Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF Constant MOTIVASI ,712 1,405 PERSEPSI ,782 1,278 SIKAP_KONSUMEN ,640 1,563 Sumber: Hasil Pengolahan April 2015 78 Berdasarkan pada Tabel 4.19 di atas diketahui bahwa nilai Variance Inflation Factor untuk variabel motivasi dan persepsi lebih kecil dari 10 VIF 10, dan nilai Tolerance 0,1. Dengan demikian persamaan regresi linear hipotesis pertama terbebas dari asumsi multikolinieritas.

4.2.4.2 Pengujian Koefisien Determinan

Pengujian koefisien determinasi digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien determinan berkisar antara nol sampai satu 0 1. Jika semakin besar mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independen X terhadap variabel dependen Y adalah besar. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan demikian sebaliknya. Tabel 4.20 Pengujian Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 ,560 a ,314 ,287 ,818 2,065 a. Predictors: Constant, SIKAP_KONSUMEN, PERSEPSI, MOTIVASI b. Dependent Variable: KEPUTUSAN_PEMBELIAN Sumber: Pengolahan SPSS April 2015 Berdasarkan Tabel 4.20 dapat dilihat bahwa: a. R=0,560 berarti hubungan variabel motivasi, persepsi, dan sikap konsumen terhadap variabel dependen keputusan pembelian sebesar 56 berarti hubungannya cukup erat. b. Koefisien Determinasi R Square sebesar 0,314 berarti 31,4 besarnya pengaruh variabel motivasi, persepsi dan sikap konsumen terhadap keputusan 79 pembelian. Sedangkan sisanya sebesar 68,6 dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. c. Standart Error of Estimate Standar Deviasi artinya menilai ukuran variasi dari nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya adalah 0,818 yang mana semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.

4.2.4.3 Pengujian Autokorelasi

Untuk menguji apakah terdapat autokorelasi atau tidak dalam model regresi bisa membandingkan nilai Durbin-Watson DW. Jika nilai DW berada pada 1 DW 3, maka tidak terjadi autokorelasi pada model regresi berganda. Tabel 4.21 Autokorelasi Model Durbin-Watson 1 2,065 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015 Pada Tabel 4.21 terlihat bahwa nilai DW sebesar 2,065. Berarti nilai DW berada pada 1 DW 2,065 3 maka tidak terjadi autokorelasi pada model regresi berganda. 4.2.4.4 Pengujian Signifikansi Simultan Uji-F Uji F dilakukan untuk melihat apakah variabel bebas yang terdiri dari motivasi, persepsi, dan sikap konsumen yang dimasukkan dalam model yang mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap intervening yakni keputusan pembelian. Model hipotesis yang digunakan adalah : : = 0, artinya variabel bebas yang terdiri dari motivasi, persepsi, dan sikap konsumen secara serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. 80 : 0, artinya variabel bebas yang terdiri dari motivasi, persepsi dan sikap konsumen secara serentak tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. dapat dilihat pada = 0,5 Dengan derajat pembilang = k-l = 4-1= 3 Derajat penyebut= n-k = 81-3= 78, 0,05 3, 78 = 2,72 Tabel 4.22 Hasil Uji-F Substruktur II ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 23,566 3 7,855 11,729 ,000 a Residual 51,570 77 ,670 Total 75,136 80 a. Predictors: Constant, SIKAP_KONSUMEN, PERSEPSI, MOTIVASI b. Dependent Variable: KEPUTUSAN_PEMBELIAN Sumber: Hasil Pengolahan SPSS April 2015 Berdasarkan Tabel 4.22 di atas diperoleh bahwa nilai F hitung 11,729 lebih besar dibandingkan dengan nilai F tabel 2,72, dan sig. 0,000 lebih kecil dari alpha 5 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa hasil penelitian menolak H dan menerima Ha. Dengan demikian secara serempak motivasi, persepsi, dan sikap konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Air minum isi ulang Anugrah Water Padang Bulan Medan.

4.2.4.5 Pengujian Signifikansi Parsial Uji-t

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh suatu variabel independen bebas secara parsial masing-masing terhadap variabel intervening, dan mengetahui variabel bebas mana yang berpengaruh paling dominan. 81 Dengan kriteria pengambilan keputusan: ditolak jika pada = 5 diterima jika pada = 5 Nilai dapat dilihat pada = 5 yang diperoleh dari n-k n = jumlah sampel yaitu 81 responden k = jumlah variabel yang digunakan yaitu 4 maka nilai 5 77 adalah 1,991 Hasil pengujian hipotesis secara parsial dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 4.23 Hasil Uji-t Substruktur II Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 5,726 1,135 5,044 ,000 MOTIVASI ,154 ,073 ,238 2,125 ,037 PERSEPSI ,105 ,102 ,109 1,023 ,310 SIKAP_KONSUMEN ,228 ,080 ,334 2,828 ,006 a. Dependent Variable: KEPUTUSAN_PEMBELIAN Sumber: Hasil Pengolahan SPSS April 2015 Berdasarkan Tabel 4.23 maka model persamaan substrukturnya sebagai berikut: = + + Keputusan Pembelian = 0,238 Motivasi + 0,109 Persepsi + 0,334 Sikap Konsumen + 0,686 ɛ Dengan demikian pengaruh setiap variabel secara parsial sebagai berikut: a. Variabel motivasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk air minum isi ulang Anugrah Water Padang bulan Medan. Hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,037 0,05 dan nilai 82 2,125 1,991 artinya apabila variabel motivasi ditingkatkan sebesar satu satuan, maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,238 satuan. Dalam hal ini, ditolak dan diterima. b. Variabel persepsi berpengaruh secara positif tetapi tidak signifikan terhadap keputusan pembelian produk air minum isi ulang Anugrah Water Padang bulan Medan. Hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,310 0,05 dan nilai 1,023 1,991 artinya apabila variabel persepsi ditingkatkan sebesar satu satuan, maka keputusan pembelian tidak akan meningkat sebesar 0,109 satuan. Dalam hal ini, diterima dan ditolak. c. Variabel sikap konsumen berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk air minum isi ulang Anugrah Water Padang bulan Medan. Hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,006 0,05 dan nilai 2,828 1,991 artinya apabila variabel motivasi ditingkatkan sebesar satu satuan, maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,334 satuan. Dalam hal ini, ditolak dan diterima.

4.2.4.6 Pengujian Koefisien Korelasi

Korelasi ditujukan untuk pasangan pengamatan data rasio yang menunjukkan hubungan yang linear. Koefisien korelasi adalah suatu angka indeks yang melukiskan hubungan antara dua rangkaian data yang dihubungkan. Dengan kata lain, koefisien korelasi adalah ukuran atau indeks dari hubungan antara dua variabel. Koefisien korelasi besarnya antara -1 sampai +1. Tanda positif dan negatif menunjukkan arti atau arah dari hubungan korelasi tersebut. 83 Korelasi positif nilainya berada antara 0 sampai +1, nilai tersebut menjelaskan bahwa apabila suatu variabel naik maka akan menyebabkan kenaikan pada variabel yang lainnya. Korelasi negatif nilainya antara -1 sampai 0, nilai tersebut menjelaskan bahwa apabila suatu variabel naik maka yang lainnya akan turun dan sebaliknya. Tabel 4.24 Korelasi Correlations MOTIVASI PERSEPSI SIKAP_KONSUMEN MOTIVASI Pearson Correlation 1 ,338 ,525 Sig. 2-tailed ,002 ,000 N 81 81 81 PERSEPSI Pearson Correlation ,338 1 ,451 Sig. 2-tailed ,002 ,000 N 81 81 81 SIKAP_KONSUMEN Pearson Correlation ,525 ,451 1 Sig. 2-tailed ,000 ,000 N 81 81 81 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Berdasarkan Tabel 4.24 dapat dilihat bahwa: 1. Motivasi memiliki hubungan dan signifikan terhadap persepsi dengan nilai 0,338. 2. Motivasi memiliki hubungan yang erat dan signifikan terhadap sikap konsumen dengan nilai 0,525. 3. Persepsi memiliki hubungan dan signifikan terhadap sikap konsumen dengan nilai 0,451. 84 Koefisien Jalur Substruktur II Gambar 4.8 Koefisien Jalur Substruktur II Berdasarkan Gambar 4.8, maka dapat disimpulkan hasil rangkuman koefisien jalur substruktur II, sebagai berikut: Dari Ke Standard Coeficient Beta t Hitung F hitung Hasil Pengujian e 0,238 2,125 ditolak 0,109 1,023 11,729 diterima 0,314 0,686 0,334 2,828 ditolak Sumber: Hasil Pengolahan SPSS April 2015 Analisis Jalur Pengaruh Faktor Motivasi dan Persepsi terhadap Sikap Konsumen dan Keputusan Pembelian Produk Air minum Isi Ulang Depot Anugrah Water Medan. Motivasi Persepsi Sikap Konsumen Keputusan Pembelian 0,525 0,238 0,109 0,334 R= 0,560; = 0,314; = 11,729 e = 0,686 0,338 0,451 85 Gambar 4.9 Pengaruh Motivasi dan Persepsi terhadap Sikap Konsumen serta Keputusan Pembelian 4.2.5 Model Trimming Model Trimming adalah model yang digunakan untuk memperbaiki struktur analisis jalur dengan cara mengeluarkan variabel eksogen yang tidak signifikan dari model yang ada Situmorang dan Lufti, 2015:238. Cara menggunakan model trimming yakni menghitung ulang koefisien jalur tanpa menyertakan variabel eksogen yang jalurnya tidak signifikan. Tabel 4.25 Hasil Trimming Regresi Variabel Motivasi Melalui Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Variables EnteredRemoved b Model Variables Entered Variables Removed Method 1 SIKAP_KONSUMEN, MOTIVASI a . Enter a. All requested variables entered. Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,552 a ,304 ,286 ,819 a. Predictors: Constant, SIKAP_KONSUMEN, MOTIVASI Sikap Konsumen Motivasi Persepsi ,338 0,420 0,310 R =0,600; =0,360; = 21,968 Keputusan Pembelian 0,238 ,109 0,334 R= 0,492; =0,242; = 12,475 e = 0,640 e = 0,758 86 ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 22,865 2 11,432 17,060 ,000 a Residual 52,271 78 ,670 Total 75,136 80 a. Predictors: Constant, SIKAP_KONSUMEN, MOTIVASI b. Dependent Variable: KEPUTUSAN_PEMBELIAN Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 6,502 ,845 7,693 ,000 MOTIVASI ,164 ,072 ,253 2,280 ,025 SIKAP_KONSUMEN ,256 ,076 ,375 3,382 ,001 a. Dependent Variable: KEPUTUSAN_PEMBELIAN

4.2.6.1 Analisis Regresi Trimming

Tabel 4.26 Hasil Regresi Variabel Motivasi Serta Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 22,865 2 11,432 17,060 ,000 a Residual 52,271 78 ,670 Total 75,136 80 a. Predictors: Constant, SIKAP_KONSUMEN, MOTIVASI b. Dependent Variable: KEPUTUSAN_PEMBELIAN Sumber: Hasil Pengolahan SPSS April 2015 Berdasarkan Tabel 4.26 dapat dilihat bahwa: 1. Jika , maka model regresi layak. Pada Tabel Anova diatas terlihat nilai 17,060 lebih besar dari 3,11 maka model regresi dapat dikatakan layak. 87 2. Jika nilai signifikan 0,05, maka model regresi layak. Pada Tabel Anova di atas terlihat nilai signifikan 0,000 0,05 maka model regresi dinyatakan layak. 4.2.6.2 Uji Signifikansi Parsial Uji-t Trimming Tabel 4.27 Uji Signifikan Parsial Uji-t Trimming Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 6,502 ,845 7,693 ,000 MOTIVASI ,164 ,072 ,253 2,280 ,025 SIKAP_KONSUMEN ,256 ,076 ,375 3,382 ,001 a. Dependent Variable: KEPUTUSAN_PEMBELIAN Sumber: Hasil Pengolahan SPSS April 2015 Berdasarkan Tabel 4.27 Uji Parsial terlihat bahwa: 1. Nilai variabel eksogen dari motivasi sebesar 2,280 dengan nilai signifikan 0,025 berarti variabel eksogen signifikan terhadap keputusan pembelian. 2. Nilai variabel eksogen dari sikap konsumen sebesar 3,382 dengan nilai signifikan 0,001 Berarti variable eksogen signifikan terhadap keputusan pembelian. 88

4.2.6.3 Uji Signifikansi Simultan Uji-F Trimming

Tabel 4.28 Uji Signifikan Simultan Uji-F Trimming ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 22,865 2 11,432 17,060 ,000 a Residual 52,271 78 ,670 Total 75,136 80 a. Predictors: Constant, SIKAP_KONSUMEN, MOTIVASI b. Dependent Variable: KEPUTUSAN_PEMBELIAN Sumber: Hasil Pengolahan SPSS April 2015 Berdasarkan Tabel 4.28 di atas diperoleh bahwa nilai F hitung 17,060 lebih besar dibandingkan dengan nilai F tabel 3,11, dan sig. 0,000 lebih kecil dari alpha 5 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa hasil penelitian menolak H dan menerima Ha. Dengan demikian secara serempak motivasi dan sikap konsumen berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Air minum isi ulang Anugrah Water Padang bulan Medan.

4.2.6.4 Koefisien Determinasi R

2 Tabel 4.29 Koefisien Determinasi R 2 Model Trimming Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,552 a ,304 ,286 ,819 a. Predictors: Constant, SIKAP_KONSUMEN, MOTIVASI Sumber: Hasil Pengolahan SPSS April 2015 Berdasarkan Tabel 4.29 diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,304. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan Nilai Pelanggan menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel keputusan pembelian air minum isi ulang Anugrah Water adalah sebesar 30,4. Sedangkan sisanya sebesar 69,6 merupakan pengaruh dari Variabel bebas lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 89 Tabel 4.30 Nilai Koefisien Korelasi Correlations MOTIVASI SIKAP_KONSU MEN KEPUTUSAN_ PEMBELIAN MOTIVASI Pearson Correlation 1 ,525 ,450 Sig. 2-tailed ,000 ,000 N 81 81 81 SIKAP_KONSUMEN Pearson Correlation ,525 1 ,508 Sig. 2-tailed ,000 ,000 N 81 81 81 KEPUTUSAN_PEMBELIAN Pearson Correlation ,450 ,508 1 Sig. 2-tailed ,000 ,000 N 81 81 81 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Dengan begitu dapat disusun model Koefisien Jalur sebagai berikut: Sumber: Hasil Pengolahan SPSS April 2015 Gambar 4.10 Model Koefisien Jalur Kemudian, Model di Konversikan sehingga membentuk Model Trimming: Gambar 4.11 Model Analisis Jalur Setelah Trimming Sumber: Hasil Pengolahan SPSS April 2015 Sikap Konsumen Keputusan Pembelian Motivasi Persepsi 0,338 0,420 0,310 e= 0,640 0,253 0,375 e= 0,696 e= 0,696 Motivasi Sikap Konsumen Keputusan Pembelian R= 0,552; R 2 = 0,304; F hitung = 17,060 0,253 0,375 0,525 90 Tabel 4.31 Koefisien Jalur Untuk Persamaan Setelah Trimming Dari Ke Standart Coefficient Beta T hitung F hitung Hasil Pengujian R 2 e 0,420 4,368 21,968 ditolak 0,360 0,640 0,310 3,218 ditolak 0,253 2,280 17,060 ditolak 0,304 0,696 0,375 3,382 ditolak Sumber: Hasil Pengolahan SPSS April 2015 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Variabel Pengaruh Pengaruh Langsung Tidak Langsung Melalui Total Bersama terhadap 0,420 - 0,420 - terhadap 0,310 - 0,310 - terhadap 0,253 - 0,253 - terhadap 0,375 - 0,375 - terhadap - 0,157 0.157 - terhadap - - - 21,968 terhadap - - - 11,729 terhadap - - - 17,060 4.3 Pembahasan 4.3.1 Pembahasan Substruktur I Hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa motivasi dan persepsi berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap konsumen dengan tingkat signifikansi sebesar 0,0000,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor motivasi berupa kebutuhan dan keinginan terhadap air minum isi ulang Anugrah Water serta persepsi positif konsumen terhadap Anugrah Water secara bersama-sama berpengaruh meningkatkan sikap konsumen dengan koefisien 91 determinasi sebesar 0,360 atau sebesar 36 sikap konsumen dapat dijelaskan oleh motivasi dan persepsi sedangkan sisanya sebesar 64 dijelaskan oleh faktor- faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Sedangkan hasil pengujian secara parsial dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengaruh Motivasi Terhadap Sikap Konsumen

Motivasi sebagai dorongan akan kebutuhan dan keinginan yang muncul dari dalam diri untuk memperoleh kepuasan terhadap air minum memiliki peranan penting dalam membentuk sikap konsumen mengenai air minum isi ulang Anugrah Water. Hasil pengujian secara parsial Uji t menunjukkan bahwa motivasi memiliki pengaruh yang bernilai positif dan signifikan terhadap sikap konsumen. Dengan demikian hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa jika motivasi konsumen tinggi maka akan berdampak pada sikap konsumen terhadap Air Minum Anugerah Water. Penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi konsumen terhadap air minum isi ulang Anugerah Water cukup tinggi hal ini terlihat dari frekuensi jawaban respnden yang menunjukkan bahwa mayoritas responden memberikan jawaban “Setuju” untuk setiap item pernyataan dalam kuesioner berupa kebutuhan air minum yang bersih, kebutuhan akan manfaat air yang dikonsumsi, dan kebutuhan akan pelayanan yang memuaskan. Kebutuhan- kebutuhan tersebut menjadi pendorong bagi konsumen untuk mengkonsumsi air minum isi ulang Anugerah Water sehingga jika kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat terpenuhi, maka konsumen akan memiliki sikap yang positif dalam mengkonsumsi air minum isi ulang Anugerah Water demikian sebaliknya, jika kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak terpenuhi maka akan memberikan dampak 92 yang negatif terhadap sikap konsumen dalam mengkonsumsi air minum Anugrah Water yang tentunya akan merugikan pengusaha air minum isi ulang Anugrah Water. Dengan demikian, secara umum Air minum isi ulang Anugrah Water telah mampu memahami kebutuhan konsumen akan air minum yang bersih dan berkualitas serta pelayanan yang memuaskan dengan mengantar langsung ke tempat konsumen sehingga memberi kemudahan bagi konsumen tanpa harus datang langsung ke Anugrah water sehingga berdampak pada terbentuknya sikap yang positif dari para konsumen terhadap Anugrah Water. Meskipun masih ditemukan beberapa konsumen yang kurang termotivasi untuk mengkonsumsi air minum isi ulang Anugrah Water terutama karena merasa kurang yakin akan kebersihan serta manfaat yang diperoleh dengan mengkonsumsi air minum isi ulang Anugrah Water tersebut. Hal ini umumnya karena beberapa konsumen tidak berlangganan secara tetap dan kurang mengetahui bagaimana Depot Anugrah Water dalam menjalankan usahanya terlebih terdapat banyak usaha air minum isi ulang disekitar tempat tinggal konsumen yang menawarkan produk sejenis. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Kotler 2007 yang mengatakan bahwa motivasi seseorang sangat berhubungan erat dengan perilakunya. Sama halnya dengan Schiffman dan kanuk 2007 mengatakan bahwa motivasi digambarkan sebagai dorongan dari dalam diri individu seseorang dan memaksa dia untuk berbuat. Ferrinadewi 2008 juga mengatakan bahwa motivasi adalah proses dimana individu mengenal kebutuhannya dan mengambil tindakan untuk memuaskan kebutuhan tersebut. 93 Dengan demikian, motivasi konsumen akan berpengaruh terhadap sikap konsumen.

2. Pengaruh Persepsi Terhadap Sikap Konsumen

Usaha Air Minum Isi Ulang Anugrah Water secara umum telah mampu membentuk persepsi yang positif dari konsumen terhadap produk air minum isi ulang yang ditawarkan Anugerah Water. Hal ini terlihat dari frekuensi jawaban responden yang mayoritas memberikan jawaban “Setuju” atas setiap penyataan yang diajukan dalam kuesioner sehingga, hasil pengujian secara parsial Uji t menunjukkan bahwa persepsi berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa jika persepsi konsumen meningkat, maka sikap konsumen terhadap Anugrah Water juga akan meningkat. Berbagai upaya yang dilakukan Anugrah Water dalam memenuhi permintaan konsumen telah mampu membentuk persepsi yang positif dari para konsumennya. Umumnya konsumen percaya akan kebersihan air minum yang ditawarkan, dan merasa harga yang ditawarkan cukup murah sehingga para konsumen yang umumnya adalah mahasiswa yang tinggal di rumah kos-kosan memiliki daya beli yang cukup terlebih air minum merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan dikonsumsi setiap hari, serta kemudahan dalam memperoleh air minum Anugrah Water menjadi pendorong dalam terbentuknya persepsi yang postif terhadap air minum isi ulang Anugrah Water. Dengan terbentuknya persepsi yang positif, maka akan meningkatkan sikap yang positif juga dari para konsumen dalam mengkonsumsi air minum isi ulang Anugrah Water. Persepsi yang baik atau positif melalui kemudahan responden mendapatkan yang 94 diinginkan serta air yang bersih dengan harga yang terjangkau telah berhasil membentuk sikap yang positif responden terhadap air minum isi ulang Anugrah Water Padang bulan Medan. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Kotler Keller 2009 yang mengatakan bahwa persepsi adalah dimana kita memilih, mengatur, menerjemahkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran baru sehingga menimbulkan sikap konsumen yang mengarahkan pada gambaran dunia yang berarti.

4.3.2 Pembahasan Substruktur II

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Green Marketing Terhadap Keputusan Pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) ADES Pada Mahasiswa Strata I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

22 233 109

Pengaruh Pemasaran Online terhadap Keputusan Pembelian pada Siswa/I SMA Yayasan Pendidikan Harapan 3 Medan

37 166 106

Pengaruh Iklan Pokkits Terhadap Keputusan Pembelian Pada Konsumen Kentucky Fried Chicken Cabang Sun Plaza Medan

5 91 119

Analisis Pengaruh Motivasi Konsumen, Persepsi Kualitas, dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda pada Konsumen Sepeda Motor Honda di Fakultas Isip Universitas Sumatera Utara.

1 75 88

Pengaruh Kepuasan Dan Kepercayaan Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Pada Depot Air Minum Tris Water Reverse Osmosis System (Ro)

2 57 92

Pengaruh Persepsi Nilai Konsumen Terhadap Perilaku Pembelian Private Label Carrefour Plaza Medan Fair

10 48 189

I. IDENTITAS RESPONDEN - Pengaruh Motivasi dan Persepsi terhadap Sikap Konsumen serta Dampaknya terhadap Keputusan Pembelian Air Minum Isi Ulang Anugrah Water pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara

0 2 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pemasaran - Pengaruh Motivasi dan Persepsi terhadap Sikap Konsumen serta Dampaknya terhadap Keputusan Pembelian Air Minum Isi Ulang Anugrah Water pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara

0 1 28

Pengaruh Motivasi dan Persepsi terhadap Sikap Konsumen serta Dampaknya terhadap Keputusan Pembelian Air Minum Isi Ulang Anugrah Water pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara

0 0 12

Pengaruh motivasi, pembelajaran, dan sikap konsumen terhadap keputusan pembelian ulang - USD Repository

0 2 108