anaknya menjadi berantakan. Terjadi perselihan antara orang tua, anak dan menantu. Padahal dalam kehidupan bermasyarakat, yang paling baik adalah orang
tua bertindak sebagai penengah atau pengontrol rumah tangga anaknnya.
5.1.2 Ndungndungen yang Mencerminkan Nilai-nilai Budaya
Menurut Endraswara 2003:1 budaya adalah “sesuatu” yang hidup, berkembang, dan bergerak menuju tititk tertentu”. Setiap budaya memiliki kebebasan
individu dan kelompok pendukungnya. Budaya bersifat dinamis dan berkembang yaitu harus senantiasa mengikuti perkembangan kebudayaan itu sendiri. Nilai budaya
yang dimaksud di sini adalah hal-hal atau sifat-sifat yang penting dan berguna bagi kehidupan kemanusiaan.
Contoh Ndungndungen yang mencerminkan nilai-nilai budaya pada masyarakat Karo. Contoh :
Adi lawes ku Aji Julu Singgah lebe arah Bulan Julu
Adi kami ndahi kalimbubu Ula lupa mbaba anak beru
Artinya :
Kalau pergi ke Aji Julu Singgah dulu di Bulan Julu
Kalau mendatangi kalimbubu Jangan lupa bawa anak beru
Hubungan dalam interaksi sosial budaya masyarakat Karo harus mempuanyai perantara dalam berbicara antara anak beru dan kalimbubu. Jadi kalau mau
mendatangi kalimbubu dengan maksud tertentu harus membawa juru bicara yaitu anak beru sebagai perantaranya tidak boleh lansung-langsung dan harus penuh
dengan rasa hormat dan sopan.
Rosita Ginting : Nilai Dan Fungsi Ndungndungen Karo, 2009
Ndungndungen lain yang mencerminkan nilai-nilai budaya pada masyarakat Karo dapat dilihat dari sifat-sifat marga yang ada pada masyarakat Karo
a. Sifat marga Karo-Karo Contoh
: Sabah Tengguli paksa ngeroro
Aron ku juma ras maba nakan Sifat
mehuli merga
Karo-Karo Usur pakena kuan-kuan isi bohan
Artinya : Sawah Tengguli sedang menyiangi
Pekerja ke ladang dan membawa nasi Sifat baik marga Karo-Karo
Selalu memakai istilah isi bambu Ndungndungen di atas mengambarkan keadaan sifat marga Karo-Karo yang
baik seperti isi bohan bambu yang berisi makanan gulai. Bambu itu berguna kalau masih berisi gulai, tetapi bila isinya sudah habis dikeluarkan maka bambu itu akan
dibuang. Oleh sebab itu, ndungndungen di atas dilanjutkan dengan ndungndungen berikut :
Contoh : Buat kulit tama kapurna
Gelah itutung muat minakna Lit
penakit Karo mergana
Adila erduit mesui takalna Artinya
: Ambil kulit taruh kapurnya Agar di bakar mengambil minyaknya
Ada penyakit marga Karo Kalau tak berduit sakit kepalanya.
Itulah keadaan sifat merga ada kelebihan dan ada pula kekurangannya. Adapun sifat wanita marga Karo dapat dilihat pada ndungndungen berikut :
Contoh : Kacileket dalin ku sapo
Kena baju man tantangen
Rosita Ginting : Nilai Dan Fungsi Ndungndungen Karo, 2009
Tersinget pertandang beru Karo Beluh nandangi si man tandangen
Artinya : Kacileket
sejenis rumput jalan ke gubuk Kena baju untuk dilepas
Tersebut wanita marga Karo Pandai mebawakan diri di tempat tumpangan
Wanita marga Karo pada suku Karo mempunyai sifat pandai membawakan diri di mana pun dia berada. Oleh sebab itu, kalau dia menumpang di mana pun dia di
senangi orang. b. Sifat marga Ginting dapat dilihat pada ndungndungen berikut :
Ku tukur bayam serenting Santan nipereh tama ku belanga
Enda sifat mergana Ginting Megegeh, tapi la pet ngerana
Artinya : Ku beli bayam seikat
Santan diperas taruh ke belanga Ini sifaf marga Ginting
Kuat, tetapi tidak banyak bicara Pria bermarga Ginting mempunyai sifat lebih banyak bekerja daripada bicara. Namun
demikian ada juga kekurangannya seperti dapat dilihat pada ndungndungen berikut : Contoh
: Tama ranting tande ku tambe
La lit mesepak pinter karina Tersinget Ginting Namorambe
La panna kapak, roti panna Artinya
: Taruh kayu bersandar ke tambe Tak ada yang patah lurus semua
Tersebut Ginting dari Namorambe Tidak makan kapak, roti dimakannya.
Kalau marga Ginting dari Namorambe mempunyai sifat angkuh, katanya kalau kampak dikampakkan ke tubuhnya tidak mempan, tetapi kalau roti yang
Rosita Ginting : Nilai Dan Fungsi Ndungndungen Karo, 2009
diberikan langsung ditelannya. Ini adalah gambaran pemalas. Tidak suka bekerja karena kampak tidak mempan menembus tubuhnya katanya konon pula kalau
menebang kayu. Dengan alasan ini dia menolak bekerja. Satu julukan yang terkenal pada marga Ginting adalah la panna kapak, tapi roti panna artinya tidak makan
kampak tapi roti dimakannya. Bagaimana pula gambaran tentang keadaan sifat wanita Karo bermarga
Ginting dapat dilihat pada ndungndungen berikut : Contoh
: Meherga kel kuning gersing
Meratah kap rupa bulungna Lain ka si Beru Ginting
Lah kenca man nggiling lacina Artinya
: Sangat mahal kunyit Hijaulah warna daunnya
Lain pula si merga Ginting Selesai makan menggiling cabe
Ndungndungen di atas menggambarkan sifat wanita Karo bermarga Ginting yang samangat rajin sehingga lupa menggiling cabe pada waktu makan tiba.
Akibatnya setelah dia selesai makan baru teringat menggiling cabe. c. Sifat marga Tarigan dapat dilihat pada ndungndungen berikut :
contoh Kusuanken batang galiman
I tengah rih ndube turahna Kuan-kuan man kalak Tarigan
Ralih-ralih perbahanenna
Artinya : Kutanamkan pohon jambu kelutuk
Di tengah ilalang dulu tumbuhnya Sebutan kepada marga Tarigan
Berubah-ubah perbuatannya
Rosita Ginting : Nilai Dan Fungsi Ndungndungen Karo, 2009
Contoh :
Galah sengawan perjukjuk mbertik Mbertik igule ras bungke rimbang
Merga tarigan perotik-otik Bage ka peperombang-ombang
Artinya : Galah seruas penjolok pepaya
Pepaya digulai dengan rimbang Marga Tarigan pembual
Begitu pula
pembohong Bagaimana sifat marga Tarigan dapat dilihat dari gambaran ndungndungen di
atas yaitu bahwa marga Tarigan itu besar omongnya, tetapi pembohong. Oleh sebab itu, omongan marga Tarigan tidak dapat dipercayai karena lain yang diucapkan lain
pula maksudnya. Bagaimana pula sifat wanita Karo yang bermarga Tarigan dapat dlihat dari
ndungndungen berikut ini : Contoh :
Kuputikken bulung surindan Naktaken
kuidah duruhna
Terberita Beru
tarigan Erpengagak
nina jelmana
Artinya : Kupetikkan
daun benalu
Berjatuhan kulihat
getahnya Terkenal wanita merga tarigan
Katanya orangnya pandai menaksir Sifatnya wanita bermarga Tarigan dapat dilihat dari ndungndungen di atas
yang mana wanita Karo yang bermarga tarigan sangat pandai menaksir jumlah tamu yang belum datang. Oleh sebab itu, kalau dia disuruh memasak dia tahu menyiapkan
makanan tamu yang belum datang sehingga tidak pernah kurang. Karena itu bila ada pesta wanita bermarga Tariganlah yang selalu disuruh masak agar yang punya pesta
Rosita Ginting : Nilai Dan Fungsi Ndungndungen Karo, 2009
jangan mendapat malu karena marga tarigan itu dapat menaksir jumlah tamu yang akan datang.
d. Sifat marga Perangin-angin dapat dilihat pada ndungndungen berikut ini : contoh
: Pasar Baru ingan nepa kudin
Dahna nitutu ula min marpar Adina merga Perangin-angin
Ukurna bagi perpucuk sanggar Artinya
: Pasar Baru tempat membuat periuk Tanah liatnya janganlah bertebaran
Kalau marga Perangin-angin Pikirannya seperti pucuk eru
Marga Perangin-angin tidak dapat dipercaya karena sifatnya seperti pucuk eru kemana angin berhembus ke situ arahnya. Bagaimana pula sifat wanita Karo
bermarga Perangin-angin dapat dilihat pada ndungndungen berikut : Contoh
: Mambur cingkam i tengah kesain Pumahi sitik baba ku tiga
Turang beru
Perangin-angin Soal metik nomor sadana
Artinya : Tumpah singkam di tengah lapangan
Tolong dikutip bawa ke pasar Wanita
bermarga Perangin-angin
Soal berhias nomor satunya. Sifat wanita Karo bermarga Perangin-angin tercermin pada ndungndungen di
atas. Mereka pandai berhias karena berhias memang kesukaannya, tetapi malas bekerja. Keinginanya hanya berhias.
e. Sifat marga Sembiring dapat dilihat pada ndungndungen berikut ini : contoh
: Melala lingling siganjang-ganjangen
Kelbungna ka pe sibagesen
Rosita Ginting : Nilai Dan Fungsi Ndungndungen Karo, 2009
Sembiring pe sibiring-biringen Sapih ia pe banci sibuaten
Artinya : Banyak tebing yang tidak sama tingginya
` lekuknya pun tidak sama dalamnya
Sembiring itu pun tidak sama hitamnya Sesamanya pun boleh saling mengawini
Orang yang semarga pada masyarakat Karo tidak boleh kawin, tetapi pada marga Sembiring boleh, hal ini teercermin pada ndungndungen di atas. Semarga pun boleh
kawin. Bagaimana pula sifat wanita bermarga Sembiring dapat dilihat pada
ndungndungen berikut : Contoh
: Metenget erdahin maka la guling
Tingkahken saja uga payona Tersinget nina anak beru sembiring
Melias, marawa, ia punana Artinya
: hati-hati
bekerja supaya tidak jatuh Langkahkan saja bagaimana baiknya
Tesebut katanya maga sembiring Baik, marah dia yang punya
Wanita Karo bermarga Sembiring mempunyai sifat pemarah, tetapi barbaik hati. Hal ini tercermin pada ndungndungen di atas.
Marga di Karo ada lima, kelima sifat marga itu sudah tergambar pada ndungndungen di atas. Di samping itu ada pula ndungndungen yang menggambarkan
kelima marga tersebut yaitu : marga yang lima dan tutur yang delapan. Contoh
: Merga si lima tutur si waluh
Rikut si telu kuh sangkepna Soal tutur ndeher ntah ndauh
Kerinana kal ateta ngena
Rosita Ginting : Nilai Dan Fungsi Ndungndungen Karo, 2009
Artinya : Merga yang lima tutur yang delapan
Ikat yang tiga sempurna ikatannya Soal tutur dekat ataupun jauh
Semuannya sangat kita senangi Pada masyarakat Karo dikenal dengan lima marga yaitu : Karo-Karo, Ginting,
Tarigan, Perangin-Angin, dan Sembiring. Kalau bertutur berkenalan kelima merga ini mempunyai delapan pertalian dan diikat oleh tiga ikatan, tetapi ketiganya saja pun
hadir di dalam pertemuan sudah sempurna. Adapun ketiganya itu ialah kalimbubu, senina, dan anak beru.
5.1.3 Ndungndungen yang Mencerminkan Nilai-nilai Didaktis