Fungsi komunikasi Fungsi Ndungndungen Karo

Kalau tidak tahu jangan di iyakan Kalau di iyakan menjadi utang Ndungndungen di atas berisi nasihat yang ditujukan kepada orang yang suka berlagak pandai, mengiyakan yang tidak diketahuinya menyebabkan timbul kesusahan baginya.

5.2 Fungsi Ndungndungen Karo

Ndungndungen Karo adalah komunikasi tambahan yang dipakai di dalam tradisi masyarakat Karo. Dalam komunikasi tersebut terkandung sesuatu manfaat atau fungsi yang patut diketahui dan dialihkan kepada generasi berikutnya. Selain menawarkan sesuatu yang bersifat hiburan, juga sangat banyak ndungndungen Karo yang berfungsi sebagai alat pendidikan. Adapun fungsi ndungndungen Karo tersebut adalah sebagai berikut :

5.2.1 Fungsi komunikasi

Di dalam tiap aktifitas kehidupan, umumnya bahasa meupakan alat yang paling penting untuk saling berkomunikasi terhadap setiap anggota masyarakatnya. Melalui bahasa baik yang tertulis maupun lisan, setiap individu dapat menciptakan komunikasi secara timbal balik dua arah. Pada dasarnya komunikasi dilakukan dalam upaya mengutarakan sesuatu keinginan, tujuan maupun hasrat menginformasikan sesuatu terhadap orang lain. Dengan adanya komunikasi, seseorang akan dapat mngetahui keinginan, jalan pikiran, pesan atau tujuan orang lain. Sejalan dengan hal itu, komunikasi yang diciptakan pun akan menimbulkan Rosita Ginting : Nilai Dan Fungsi Ndungndungen Karo, 2009 hubungan batin satu dengan lainnya dalam situasi maupun saat konteks komunikasi tersebut sedang berlangsung. Sesuai dengan situasi dan keadaan penggunaannya, ndungndungen Karo berfungsi sebagai : a. Alat komunikasi dalam situasi berkenalan Contoh : Erbulung batang parira Bahan bulungna man lape-lape Enggo pulung kita i jenda Nina ukurta, ertutur kita lebe Artinya : Berdaun pohon petai Buat daunnya untuk payung Sudah kumpul kita disini Kata hatiku, berkenalan kita dahulu Biasanya orang Karo kalau sudah berkumpul bila belum saling mengenal maka mereka akan berkenalan ertutur. Bagaimana situasi berkenalannya dapat dilihat pada ndungndungennya. Oleh sebab itu, ndungndungen diatas pembuka akan dilanjutkan dengan ndungndungen berikut : Contoh : Erkusur buah tualah Ndabuh sada tangkis nggurisa Adi ertutur pe labo salah Gelahna kam min menaisa Artinya : Bergeser buah kelapa Jatuh satu ditangkis burung nggurisa Kalau berkenalan pun tidak salah Kalau kamu yang memulainya Biasanya ndungndungen di atas wanita yang memulainya, kemudian akan dijawab oleh pria dengan ndungndungen berikut : Rosita Ginting : Nilai Dan Fungsi Ndungndungen Karo, 2009 Contoh : Telu wari tande ku minggu Labo igejab seh ku bulanna Beru kai dage ibabandu Rikut ras bere-berena Artinya : Tiga hari sampai ke minggu Tidak dirasa sampai pula bulannya Beru apa jadinya kamu bawa Berikut dengan bere-berenya marga ibu Sang pria menanyakan marga sang wanita berikut bere-berenta marga ibunya, setelah itu wanita akan menjawab ndungndungen pria itu dengan ndungndungen berikut : Contoh : Nggo ndeher bulan purnama Nganting manuk ku bulan julu Tambar malem beru ku baba Kalak Sembiring biak Kalimbubu Artinya : Sudah dekat bulan purnama Membawa ayam ke Bulanjulu Obat sembuh beru ku bawa Marga Sembiring Kalimbubunta Kemudian wanita menanyakan marga pria dengan ndungndungen : Contoh : Nganting manuk ku Bulanjulu Ikut njungjung nakan ras beras Kam apai ka dagemergandu Ras kalimbubu singalo ulu mas Artinya : Membawa ayam ke Bulan Julu Ikut menjungjung nasi dan beras Kamu apa pula margamu Dan kalimbubu yang menerima mahar Ndungndungen ini dilanjutkan oleh pria dengan menanyakan bagaimana hubungan mereka setelah masing-masing menyebutkan marganya. Ini pun dengan berndungndungen pula : Rosita Ginting : Nilai Dan Fungsi Ndungndungen Karo, 2009 Contoh : Erdoso angin i tengah juma Juma famili jahen Tahura Nggo sioraten kita duana Uga sibahan orat tuturta Artinya : Berdesau angin di tengah ladang Ladang famili di sebelah Barat Tahura Kita masing-masing sudah bertanya Bagaimana kita buat hubungan pertuturan kita Ndungndungen di atas akan dijawab wanita dengan ndungndungen berikut: Contoh : Sabi juma erbulung mbelang Mekapal uratna melam nanamna Adi kerna orat tuturta, turang Rimpal me sibahan adila kam mela Artinya : Sabi ladang berdaun lebar Tebal akarnya enak rasanya Kalau tentang pertuturan kita sayang Berimpallah kita buat kalau kau tidak malu Dengan berakhirnya ndungndungen ini maka selesailah perkenalan itu dan masing-masing sudah mengetahui marganya dan hubungan kekerabatannya apakah mereka bisa melanjutkan perkenalannya lebih jauh. Kalau marganya sama bererti mereka bersaudara, jadi hubungan mereka sebagai hubungan orang bersaudara. Tetapi bila marga mereka berbeda hubungan bisa menjadi pacar kalau suka sama suka. b. Alat komunikasi dalam situasi runggu mufakat Contoh : Pantaken pantandu Nta kumbalo-mbalo Kataken katandu Nta kam kualo-alo Artinya : Pantakan pantamu Agar kuberi mbalo Rosita Ginting : Nilai Dan Fungsi Ndungndungen Karo, 2009 Katakan katamu Agar kusambutkuberi jawaban Contoh lain : Pantaken pantandu Nta keregi-regi Kataken katandu Nta ku begi-begi Artinya : Pantakan pantamu Agar keregi-regi Katakan katamu Agar kudegarkan c. Alat komunikasi dalam situasi berpisah Contoh : Rirang rirang gumpari Batang kamuna mbelang bulungna Sirang gia kita gundari Jumpa ka nge pagi dungna Artinya : Rirang-rirang gumpari Pohon kamuna lebar daunnya Berpisah pun kitasekarang Akhirnya nanti kitaakan berjumpa lagi Ndungndungen di atas menggambarkan perpisahan. Walaupun ada perpisahan, tetapi mereka percaya pasti ada pertemuan kembali. Kalau tidak, pertemuan dapat diatur melalui surat seperti yang dinyatakan pada ndungndungen berikut: Contoh : Ndabuh tualah pirang Ndabuhna i Tigabinanga Ndauh gia kita sirang Arah surat kita ngerana Artinya : Jatuh kelapa tua Jatuhnya ke Tigabinanga Walaupun jauh kita berpisah Melalui surat kita berbicara Rosita Ginting : Nilai Dan Fungsi Ndungndungen Karo, 2009 Kemudian dilanjutkan dengan ndungndungen berikut : Contoh : Rirang-rirang gumpari Rirang meruah-ruah Sirang gia kita pagi Gelah sirang mejuah-juah Artinya : Rirang rirang gumpari Rirang tercabut-cabut Berpisah pun kita nanti Berpisah dalam keadaan sehat-sehat Kalau ada pertemuan pasti ada perpisahan dan diharapkan perpisahan itu jangan membawa penyakit, tetapi berpisah dalam keadaan sehat-sehat.

5.2.2 Fungsi yang Berkaitan dengan Norma-Norma Sosial